Selamat Hari Guru (#4)

Ratih Diasari 2 Desember 2011

Berikut adalah karangan ilmiah penulisan siswa/siswi SMA bertemakan pengalaman  hidup mereka sehari-hari yang dibalut dengan 9 nilai anti korupsi (jujur, adil, bertanggungjawab, berani, peduli, sederhana, kerja keras, mandiri, disiplin). 

 

Kerja Keras

Oleh Yulianti Boritnaban

Kelas XII SMA Negeri Selaru

Juara II Lomba Karya Tulis Tk. SMA 23 November 2011

 

            Kerja keras merupakan suatu hal yang harus kita kerjakan, karna tanpa kerja keras pasti tidak sukses. Contohnya: pada saman dahulu para pahlawan bangsa kita yang dengan giat mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, mereka bekerja keras tanpa pambri membela tana air. Bangsa Indonesia harus banga dan meladani para pahlawan bangsa kita.

            Tanpa perjuangan para pahlawan kita sampe saat ini kita tidak perna merasakan kemerdekaan. Tapi pahlawan kita sangat bekerja keras walaupun dia disiksa ditindas tapi dia terus maju untuk membela tana air. Kita bisa menikmati kemerdekaan, fasilitas, itu semua karna berkat dari pahlawan kita.

            Ada contoh yang sangat konkrit yaitu di sekolah waktu kita datang di sekolah kita butuh kerja keras karna jika tidak ada kerja keras diantara kita untuk apa kita ke sekolah! Jangan kita beranggap bahwa sekolah hanya ikut-ikutan saja tapi kita beranggap bahwa kita datang di sekolah karna kita ingin membangun bangsa kita, kita harus bisa bersaing dengan negara-negara lain. Kita tidak boleh kalah dari negara-negara lain. Kita harus memiliki sebuah tekad dalam diri kita bahwa anda bisa, saya bisa. Anda tidak bisa, saya tetap bisa. Tapi semua itu butuh kerja keras.

            Kita harus bekerja keras demi terwujudnya impian kita seperti para pahlawan kita. Mereka dengan kuat mempertahankan kemerdekaan, mereka tidak perna menyera walaupun nyawa mereka sasarannya. Mereka tidak takut, bahkan mereka tetap maju, mereka tetap maju meraih impian mereka untuk membuat negara Indonesia merdeka dan tidak ada lagi yang namanya penindasan.

            Untuk itu kita sebagai generasi muda, mari kita bergandeng tangan saling menopang satu sama lain agar bisa membangun negeri kita ini. Kita harus bekerja keras demi negeri kita ini, khususnya negeri Selaru. Kita harus bertekad agar bisa membangun negeri ini! Jangan karna kita beda agama, beda suku kita saling menghancurkan, tapi mari kita bersama-sama untuk bekerja keras demi negeri kita Selaru manise.

             Kita buat yang terbaik bagi negri kita Selaru, jangan kita sia-siakan pendidikan karna pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting karna jika kita tidak memiliki muatan atau pendidikan dalam diri kita pasti kita dibodohi dan bisa orang lain yang datang dan memimpin kita.

            Kita harus bisa, sama dengan negara-negara lain kita harus mampu atau bisa merancang sesuatu yng menurut kita bisa berguna bagi masyarakat. Untuk itu kita harus bersekolah dengan sungguh-sungguh jangan kita menganggap bahwa kita datang di sekolah hanya terima pelajaran terus pulang. Kita tidak mempraktekkannya tapi jika kita datang di sekolah kita harus menerima pekerjaan dengan baik. Pulang dari sekolah kita harus mempraktekkannya dalam kehdupan sehari-hari kita.

            Dan akhir dari karangan ini saya mau mengatakan bahwa kita sebagai generasi muda kita harus bekerja keras demi duan lolot kita, demi negri kita Selaru. Kita harus memiliki jiwa yang sosial jangan kita saling membenci satu sama lain. Tapi mari kita bergandeng tangan bersatu untuk membangun Selaru ini ke depan. Kita  harus memandang ke depan maka ada harapan di sana. Ada masa depan yang dinanti-nantikan oleh kita semua, yang ada di sana adalah sebua kehidupan yang cerah. Jangan kita mendua hati melakukan sesuatu, karna dalam Kitab Kudus Yohanis 1:8 mengatakan bahwa “orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya”.

            Saran saya, kita sebagai generasi muda mari kita membangun Selaru dengan penuh kebahagiaan dan kerja keras agar Selaru tetap mendapat dukungan dan dorongan dari negara lain. Mungkin ini saja yang saya sampaikan melalui karangan ilmiah ini dan jika ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para yuri atau yang memeriksa pekerjaan saya semuanya saya mohon maaf.

 

Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua, Amien.

 

Motto

Keringat kedua orang tuaku yang jatu di tana yang gersang, akan ku bangun sebua istana yang megah.

 

----------------------------------------

 

Jujur

Oleh Melani Maranressy

Kelas X SMA Negeri Selaru

Juara III Lomba Karya Tulis Tk. SMA 23 November 2011

 

            Jujur merupakan suatu sikap seseoang yang berkata benar, bertindak benar, terbuka dan menghargai diri sendiri. Jujur itu sangat penting, karena dengan berkata, bertindak terbuka, dan menghargai diri sendiri itulah yang dapat membuat kita disenangi oleh orang. Jika dalam hidup kita tidak pernah ada kejujuran, kita tidak akan hidup tenang karena kita selalu dibayang-bayangi oleh apa yang telah kita perbuat. Jujur berarti merupakan kunci kesuksesan. Jujur berarti kita telah melakukan kebaikan, jujur berarti kita telah melaksanakan perintah Allah karna dalam hidup kita ini perluh ada kejujuran.

            Dalam hidup kita, pastinya kita perna melakukan kesalahan yaitu tidak jujur yang sering kita buat. Sering kita melakukan kesalahan baik itu penipuan, tapi kita tidak pernah menyadari bahwa apa yang kita buat itu berdosa dimata Allah dan suda membohongi diri kita sendiri. Orang yang selalu menyimpan kebohongan dalam dirinya, suatu saat ia akan mendapat balasan.

            Jujur adalah modal awal yang mutlak kita perlukan. Jujur tentunya perlu dilengkapi dengan nilai lainnya seperti disiplin dan tanggung jawab.

            Saya mempunyai pengalaman yang buruk, saya pernah melakukan kesalahan, jujur, saya perna mencuri uang ibu saya, tetapi saya tidak berkata jujur pada ibu saya. Saya pernah mendapat masalah itu berulang-ulang tapi saya dihadapkan oleh masalah yang besar yaitu saya dipanggil oleh guru kelas kami karna tidak melunasi uang kelas. Ketika itu, saya tidak tau harus kemana??? Saya ingin meminta uang kepada orang tua saya, tapi.... saya tidak berani karena saya suda terlalu banyak menyusahkan mereka. Akhirnya jalan pintas yang saya ambil yaitu mencuri uang milik ibu saya. Saat itu, ibu saya sedang pergi, saya mengambil kesempatan itu untuk mencuri uang ibu saya. Pada saat saya membuka dompet, saya sangat ketakutan. Tapi dengan kebutuhan sekolah yang mendesak akhirnya saya berani untuk mengambil uang ibu saya. Saat itupun saya langsung masuk ke dalam kamar saya dan duduk sambil memikirkan apa yang telah saya perbuat.

Saya berniat untuk membayar tunggakan saya di sekolah, tapi cara saya untuk mendapatkan uang itu tidak baik. Setelah beberapa jam kemudiaan Ibu saya datang, ia memanggil saya. Akhirnya saya pergi untuk menjawab panggilannya. Ketika saya berhadapan dengan ibu saya, saya sangat takut, lalu ibu bertanya, “kenapa wajah saya pucat begini?” Saya tidak menahan apa yang saya perbuat. Akhirnya saya jujur kepada ibu bahwa saya telah mencuri uang milik ibu. Tetapi yang anehnya, ibu tidak marah kepada saya. Saya sadar dan memeluk ibu saya sambil menangis dan bangga karena suda berhasil memenangkan pertarungan di dalam diriku sendiri.

Dari pengalaman saya itulah saya belajar untuk jujur, karena perbuatan-perbuatan seperti itu sama saja dengan membohongi diri kita sendiri dan juga Allah.

Untuk itu, kita harus belajar untuk jujur terhadap diri kita dan juga orang lain. Kita juga harus berani mengungkapkan kebenaran. Jangan menyimpan kebenaran dalam hati, kerana suatu saat kebenaran yang kita simpan dalam hati akan menjadi benalu bagi kita sendiri.

Ayo....!!!! Jadilah calon pemimpin yang jujur....

Hilangkan Korupsi!

 

Dikutip dari Buku Pendidikan Anti Korupsi Kelas I SLTA/MA, Halaman 41-47.

 

----------------------------------------

 

Peduli

Oleh Megati Efani Maranressy

Kelas XII SMA Negeri Selaru

Juara I Lomba Karya Tulis Tk. SMA 23 November 2011                                   

 

Peduli adalah perasan senasib, sehina, semalu lebih mencolok untuk sebuah persatuan dan rasa. Peduli dapat dipupulerkan dan lebih dikenal dengan istilah All For Ane, One For All, yang artinya satu untuk semua dan semua untuk satu, Kalimat ini sering dianggap biasa karena mungkin bagus untuk di dengar dan alasan lain yang lebih berkaitan.

Perasaan peduli muncul biasanya karena faktor kesetaraan atau kesamaan. Satu suku, satu sekolah, seusia, senasib, mintra kerja sehingga rasa peduli itu muncul. Semuanya dapat dibuktikan dengan keadaan sekolah saat ini. Siswa dapat mengerjakan tugas jika ada buku pedoman sehingga wawasan siswa dapat bertambah dalam mencari tugas. Dan itu berarti bahwa satu modal utama untuk menambahkan pengetahuan telah kita dapatkan.

Namun kenyataannya tidak. Siswa dapat mengerjakan tugas hanya dengan menggunakan satu referensi, dua referensi sampai pada tingkat kemaksimalan hanya tiga referensi yang dipakai. Faktor penyebab adalah karena perpustakaan adalah tempat untuk menambah wawasan saja sangat terbatas. Buku-buku yang dibutuhkan saja sangat sulit untuk didapatkan. Pertanyaannnya adalah apa penyebab dari ketidaktersediaan kebutuhan siswa itu? Mengapa untuk mendapatkan penambahan dari satu buku saja susah?

Terkadang siswa dimarahi guru karena tidak dapat mengkritisi sesuatu. Padahal sebagai siswa kami sudah berupaya. Namun tidak ada rasa peduli dari seorangpun untuk kami. Padahal setau saya ada dana BOS untuk melengkapi kebutuhan sekolah. Tetapi, mengapa di sekolah kami masih banyak kekurangan. Mungkin karena kurangnya perhatian dan kepeduliaan dari pemerintah atau seperti apa saya tidak begitu memahami.

Sebagai anak-anak yang berada pada daerah perbatasan semestinya kamilah yang harus diperhatikan. Karena sejujurnya kamipun ingin maju seperti anak-anak di kota. Tetapi, rasa ingin maju itu terhambat oleh keterbatasan kami.

Kepeduliaan itu dalah faktor utama yang harus diberikan sehingga sebagai siswa dapat termotifasi karena dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sudah saya miliki dan saya percaya apa yang saya dapatkan sama dengan anak-anak yang berada di kota.

Sering orang berkata bahwa siswa cuek dengan tugas atau pelajaran yang diberikan. Namun dipertanyakan apa sih sebenarnya yang terjadi sehingga siswa tidak begitu peduli dengan tugas dan pelajaran yang diberikan? Memang semuanya terkesan tidak ada rasa peduli sehingga tampak sekali siswa itu tidak ingin maju dan tidak mengkritisi apa yang diberikan.

Sesuai dengan hipotesa (dugaan sementara) sebenarnya kalau anak-anak di desa sebenarnya pengetahuannya besar. Itu terbukti dari prestasi yang diraih dari masing-masing siswa dalam hal ini di bidang kesehatan, kepramukaan, olah raga, dan sebagainya. Namun, karena rasa peduli yang keliru dalam hal pemerintah hanya memerhatikan sekolah yang berada di kota-kota sehingga peduli dari pemerintah tidak dituangkan kepada sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Tenaga gurupun kurang dan lain-lain sebagainya.

Kecerdasan dan ketangkasan siswa dalam mengikuti pendidikan tujuannya ialah untuk memperoleh keterampilan hidup (skill life) sehingga terbukti bahwa siswa ketika mengenyam pendidikan bukan hanya berdasarkan konsep pikir ikut-ikutan. Tetapi, dapat dibuktikan bahwa sebenarnya siswa itu sudah disiapkan untuk menghadapi masa modernisasi. Mengapa siswa itu sudah harus disiapkan sejak dini?   

Penjelasannnya adalah karena lapangan kerja yang sangat terbatas dan hanya membutuhkan titel S1, S2 dan sebagainya sehingga siswa itu sudah bekali semenjak mengenyam pendidikan. Apa penyebab dari semua itu? Ekonomi masing-masing orang itu berbeda. Ada yang pekerjaannya sebagai tani, pegawai dan sebagainya. Beruntung mereka yang dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke Perguruan Tinggi. Kalau mereka yang mempunyai ekonomi lemah mana bisa.

Padahal siswa yang berprestasi tidak pernah mendapatkan tunjangan beasiswa sehingga angka putus sekolah sangat tinggi. Beasiswa hanya terdengar untuk menyenangkan hati padahal yang diperhatikan bukan siswa pedesaan seperti kami melainkan beasiswa hanya didapati oleh siswa berprestasi untuk tingkat perkotaan. Jadi menurut saya beasiswa hanyalah sebuah slogan.

Dan semuanya terbukti bahwa ternyata rasa peduli yang dihadirkan hanya untuk siswa di perkotaan, bukan untuk siswa pedesaan jadi kepeduliaan yang diberikan tidak merata (satu rasa).

Bagaimana seseorang bisa maju kalau tidak mendapat dukungan dari orang lain? Untuk itu saya sarankan agar pemerintah lebih memerhatikan pendidikan kepada semua siswa baik di desa maupun kota sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kepeduliaan yang tidak merata, sehingga tantangan di era masa kini dan masa yang akan datang dapat kami hadapi dengan peduli dan perhatian yang diberikan! Karena kami akan merasa tidak maju jika tidak mendapatkan perhatian dari pihak-pihak tertentu! Kami tidak akan maju jika tidak ada orang yang menjawab jeritan kami anak bangsa.

 

Dikutip dari Buku KPK Kelas III SLTA/MA. Halaman 48-49.


Cerita Lainnya

Lihat Semua