Memupuk Mimpi

Popi Miyondri 17 Oktober 2012

“Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”

“teng... teng... teng...” bunyi benturan dari pentungan besi yang merupakan bel sekolah pertanda saatnya masuk sekolah. hari senin itu saya akan masuk mengajar kelas 6. Namun pelajaran pertama saat itu adalah Pend. Agama Islam yang diisi oleh guru lain. Saya pergi untuk mengajar di kelas yang lain siapa tau ada guru yang belum datang dan ternyata ada 4 kelas yang harus saya isi, kelas 1, 3, 4 dan 5. Dengan semangat masih bergelora saya berusaha masuk dan mengajar. Setelah sebagian guru telah datang untuk mengajar dan setelah jam istirahat, saya masuk ke kelas 6 mengajar IPS. “baiklah, hari ini kita akan belajar pelajaran IPS” sambil membentangkan sebuah peta besar, peta Indonesia.

          Tanpa banyak bicara, saya langsung membagikan tempelan kertas berwarna pink. “Ibu, katong biking apakah? (Ibu, kita mau buat apa?)” kata salah satu anak. “sekarang tulis nama kalian disana, nama lengkap” jawab saya. Dengan rasa penasaran mereka, “ibu sudah”. “Baiklah , sekarang siapa yang sudah pernah keluar dari daerah Fakfak, Papua Barat ini?”. Dan Jawabannya, hanya hampir sebagian kecil yang pernah keluar dari daerah ini dengan alasan ada keluarga disana. Daerah yang mereka kunjungi masih di salah satu daerah Papua Barat.

          “ibu akan mengajak kalian untuk bermimpi daerah mana yang akan kalian kunjungi nanti. Sekarang, kalian tempelkan kertas nama tersebut di daerah yang kalian ingin pergi dan jelaskan kenapa”. Dengan semangat mereka maju ke arah peta sambil melihat daerah mana yang akan mereka kunjungi. Selang beberapa waktu mereka tempelkan nama mereka ke daerah sekitaran Indonesia. Hasilnya ada 4 orang yang ingin ke pulau sumatra, 5 orang ke pulau Jawa, 3 orang masih di daerah Papua dan 1 orang ke Philipina. “hahahaha...”  tiba-tiba anak-anak tertawa melihat salah satu anak yang bernama Hairul ingin pergi ke Philipina. “Hei, jangan begitu, mari Hairul jelaskan ke Ibu kenapa kamu mau kesana?”. Dia maju ke depan dan berkata sambil malu-malu “ingin bersekolah disana”. “Deebb...” bunyi hati saya sambil berkata “Ya Allah, anak ini sudah bermimpi untuk keluar negeri, Subhanallah”. Saya teringat akan masa SD saya yang dulu jarang diajarkan untuk bermimpi dan baru berani bermimpi tinggi saat kuliah. Saya meminta anak–anak untuk bertepuk tangan dan meng”amin”i  mimpinya. Di dalam peta pulau sumatra ada 3 anak yang menaruh namanya di provinsi Jambi, saya sedikit terkejut mengapa ada anak yang mau ke Jambi? Dan siswa-siswa tersebut menjawab karena ingin melihat pemandangan disana. Dalam hati saya berkata wah ada yang mau kesana, walaupun hanya melihat pemandangan disana, setidaknya saya telah menjadi perwakilan provinsi Jambi sehingga orang-orang ingin tau bagaimana itu daerah Jambi walaupun diawali dengan 3 siswa SD.

          “Baiklah, ibu mengajak kalian bermimpi disini karena dalam Alqur’an berkata bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpimu”. Saya menceritakan ke mereka bahwa saya telah merasakan keajaiban dari bermimpi itu. Salah satunya yaitu saya sekarang ada di Papua. sewaktu saya kuliah dulu ada salah satu mahasiswa S2 Pend. Bahasa Perancis yang berasal dari Papua. Terinspirasi dari orang tersebut (sejujurnya saya juga sangat tertarik dengan perbedaan rambut orang Papua dan ingin sekali membelai rambut itu, hehe). Saya bermimpi ingin kesana, bisakah? Hanya Tuhan yang tau dan berbekal doa. Begitu pula saat lulus di Indonesia Mengajar, saya pun berdoa agar saya bisa di Papua. Dengan kepasrahan diri, akhinya mimpi saya benar-benar diwujudkan dan saya sekarang benar-benar di Papua. saya pun menambahkan kepada anak-anak bahwa pendidikan yang membawa kita bisa kemana saja, jangan sampai putus sekolah dan tetap belajar dan bersekolah dengan baik dan benar. Saya pun terkejut melihat anak-anak terdiam, terpana dan mata mereka memunculkan gelora akan mewujudkan mimpi mereka dan dalam hati saya, saya meng”amin”i mimpi-mimpi mereka. Setelah menuliskan mimpi itu, kami kembali ke pelajaran pokok mengenai perkembangan Provinsi di Indonesia dan testimoni yang saya berikan ke mereka memberikan dampak positif yang dilihat selama proses pembelajaran.


Cerita Lainnya

Lihat Semua