Thought: Generous Leadership is Lethal

Patrya Pratama 30 Juli 2011
Ketika dalam pelajaran IPS mengenai aneka ragam pekerjaan, pembicaraan kelas sedang membahas mengenai pekerjaan Bupati. Siapa yang tau Bupati Paser siapa? Banyak telunjuk mengangkat. Siapa yang pernah bertemu Bapak Bupati? Beberapa telunjuk masih juga mengangkat. Bagaimana menurut kalian pekerjaan Bupati? Ada anak yang menjawab, “sangat baik Pak, dia memberi saya uang!” Setelah saya tanya berapa, anak itu menjawab “Rp 5,000 Pak, soalnya saya minta Rp 5,000”. Saya kemudian melanjutkan bahwa bila Pak Bupati selanjutnya datang ke desa, mintalah uang yang lebih banyak. Begitulah kira-kira perspektif masyarakat desa Labuangkallo terhadap kepemimpinan daerah. A good leader is the one who gives the most. Salah satu penduduk desa bahkan menyarankan saya untuk ke rumah pribadi Pak Bupati bila membutuhkan uang niscaya beliau akan memberikan sejumlah uang dengan murah hatinya. Is it good? Di saat negara-negara Eropa sedang ramai-ramai mengencangkan ikat pinggang karena pengeluaran pemerintah yang tidak terkendali ternyata bisa berdampak negatif pada perekonomian seperti krisis ekonomi Yunani dan di saat Amerika Serikat juga ramai-ramai memikirkan pengeluaran negara berlebih yang mengakibatkan defisit anggaran yang terlalu besar, (walaupun konteksnya berbeda) kepemimpinan kita masih berlandaskan pada siapa yang memberi lebih. Friedman mengatakan bahwa “today’s leadership is not measured by how much it gives away to its people, but by how much they take away from their people. Inilah saatnya kita mengalokasikan pengeluaran dengan sebaik-baiknya dengan berinvestasi pada sektor yang berpotensi memberikan return besar di masa depan dalam jangka panjang. Pemimpin yang ringan memberi uang niscaya hanya akan menjadikan rakyatnya pengemis-pengemis yang selalu merasa lemah tanpa bantuannya.

Cerita Lainnya

Lihat Semua