Anakku yang Cantik...
Nur Wahidah 9 November 2011
Tulisan ini kutulis untuk anak-anak perempuanku di SDN 1 Mekarwangi. Tulisan yang merupakan curahan kekhawatiranku akan kalian. Kekhawatiran akan pola pikir kalian, kekhawatiran akan masa depan kalian, dan kekhawatiran akan kehilangan senyum kalian.
Kalian yang membuatku merasa menjadi seorang ibu di usia 22 tahun, yang membuatku merasa bertanggung jawab dengan apa yang akan terjadi dengan kalian di masa depan dan sekarang. Perasaan sayang dan perasaan bertanggung jawab inilah yang membuatku ingin menuliskan beberapa nasehat kepada kalian murid perempuanku yang cantik.
Di usia kalian yang masih belia, sudah memiliki wajah yang cantik, dan tahu mengurus diri. Ibu sangat bangga dengan kalian. Akan tetapi, hidup sebagai perempuan bukan semata masalah kecantikan wajah dan badan nak. Hidup sebagai seorang perempuan adalah bagaimana menjadi kuat, menjadi cerdas, menjadi mandiri dan peduli. Terkadang ada perasaan miris di dada ibu saat melihat kalian mulai berdandan saat selesai mengerjakan soal, bukan karena iri nak, tapi ibu takut. Takut kalau pemikiran kalian perempuan hanya masalah bagaimana menjadi cantik dan menarik laki-laki.
“Jika putriku termasuk ke dalam perempuan-perempuan yang peduli terhadap sesama, Ialah si Cantik itu, bersama mereka yang memberi pertolongan kepada orang-orang di sekelilingnya dengan Ilmu Pengetahuan dan kekuatan Cinta.” (Sang Bunda)
Anakku, cantik adalah refleksi kepedulian seseorang terhadap sesama. Perempuan yang siap memberi kontribusi kepada orang-orang di sekelilingnya, kepada negara dan kepada dunia. Itu yang kalian harus pelajari sayang, dengan sekolah dan berilmu kalian bisa membagi ilmu yang kalian peroleh dengan orang lain dan menjadi bermanfaat. Dan kalaulah kalian tidak mampu membaginya dengan orang lain, setidaknya kalian memanfaatkannya untuk diri kalian agar tidak gampang ditipu oleh orang-orang jahat.
Dunia di luar keras nak, menjadi kuat dan mandiri harga mati untuk kaum kita. Perasaan terpukul sangat ibu rasakan saat mengetahui di kecamatan kita ada anak perempuan yang putus sekolah beramai-ramai di jaring oleh penipu, menjanjikan pekerjaan di kota besar dan ternyata dijual. Pulang ke kampung dalam keadaan tidak sadarkan diri dan trauma. Hal itu yang tidak akan ibu biarkan terjadi pada kalian. Karena kalian adalah anak-anak ibu.
Kalian tentu saja belajar dari apa yang kalian lihat sehari-hari. Menurut kalian memakai pakaian minim di usia remaja dan berdandan dengan bedak sangat tebal dan menjadi putih dengan memakai pemutih seharga 10.000 rupiah adalah wajar. Tapi sekali lagi, perempuan bukan hanya bagaimana menajdi cantik secara fisik.
Apakah kalian ingin mengulang kembali sejarah dengan menikah di usia muda? Atau kalian ingin kembali mengulang sejarah dengan menikah lebih dari sekali di usia belia? Kalian serentak menjawab tidak saat kutanyakan hal itu di kelas. Setelah itu, seperti biasa, kalian kuperkenalkan dengan beberapa tokoh perempuan yang cerdas dan cantik secara fisik, ada R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Megawati Soekarno Putri, hingga Artika Sari Devi. Kuperlihatkan fotonya dan kuceritakan kiprah mereka dan kalian serempak menjawab ingin menjadi seperti mereka.
Dan seperti biasa, aku akan menyambung bahwa keinginan saja tidak cukup tapi harus.....
“Berusaha dan berdoa!!”, jawab kalian.
Ah sayang, kalian akhirnya bisa mengerti.
Sekarang kalian sudah Cantik dan Ibu yakin kedepan kalian akan bertambah Cantik.
Mekarwangi, 09 November 2011
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda