Hari pertama sekolah semsester dua. Anak-anak masih bersih-bersih, membersihkan apa saja untuk memulai semseter baru namun kebiasaan meletakkan sesuatu pada tempatnya masih belum menjadi tradisi sehingga saya menuliskan sebuah kalimat di kertas dan menempelkannya ke tempat yang seharusnya barang tersebut diletakkan. Kata-katanya disusun dalam kalimat seperti :

Tolong Letakkan aku di sini

Sahabat yang baik hati

                        -Sapu-

Banyak kertas yang saya temple dibeberapa tempat misalnya di tempat peletakan sapu, tempat meletakkan buku bahkan di perpustakan saya juga meletakkan tulisan tersebut di rak-rak buku dan pintu perpustakaan.

“Bukunya berbicara” kata Inong pada Nabila

“Benarkah?”

“Mana?”

“Itu yang dibuat Enci Nita”

“Siapa yang membantu Enci menempelkan ini semua?” Tanya saya

Anak-anak berebutan tapi sayangnya hanya ada enam kertas sehingga hanya enam anak yang bisa membantu saya. Semoga ini efektif agar anak selalu bertanggung jawab pada barang-barang yang telah diambil.

            Agi menawarkan diri untuk menulis di kertas supaya perpustakaan dikunjungi.

“Enci, biar saya yang tulis. Tapi saya masih binggung enci, mau tulis apa.”

“Tulis saja yang mengajak”

“Saya tulis : Ayo ke perpustakaan, boleh enci?”

“Coba Agi bayangkan, yang berteriak itu perpustakaan”

“Ehm, Ayo kunjungi saya?”

“Boleh itu, keren”

            Agi mulai menulis, ia bahkan menambahkan “Ayo Kunjungi Saya, supaya kamu pintar” ia menempelkannya di depan pintu perpustakaan. Nah, langkah kecil ini semoga menjadi jalan untuk meletakkan sesuatu di tempatnya. Pepatah mengatakan hal yang paling baik itu adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, kerennya tertulis dalam kalimat “the right man, the right place”. Ayo mendengarkan teriakan barang-barang, agar kita mudah menemukannya ketika membutuhkannya.