info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ibu, pelanggaraaaannn..!!

Nisa Rachmatika 14 Desember 2010

Posted on December 14, 2010 by Nisa Rachmatika

11 Desember 2010 Hari ini biarpun masih belum sembuh benar, saya memaksakan untuk pergi ke sekolah karena sudah kangen sekali sama anak-anak. Di sekolah, kami belajar Bahasa Indonesia dan IPS. Saya sengaja mengajarkan lagi mengenai huruf kapital, karena nyatanya anak-anak ini masih berantakan sekali kalau menulis. Kadang tiba-tiba muncul huruf kapital di tengah kata. Kadang malah mereka menulis dengan huruf kapital semua. Karena itu saya ingatkan dan uji kembali lagi mereka. Dan hasilnyaaa…..memang berantakan. Dasar anak-anak. Haha! Oke, sudah lama saya curiga bahwa saya memang mengidap penyakit gila nomor 13: melihat kesalahan anak-anak sebagai sesuatu yang menarik, dan (kadang) tidak berusaha membetulkan. Yah, tapi berhubung saya sekarang guru, sedikit demi sedikit saya coba bawa mereka ke jalur yang benar. Duhaaaiii…padahal kesalahan mereka itu hiburan sekali. Tadi siang misalnya, saya semakin sadar bahwa Harling kacau sekali dalam menulis. Waktu saya melihat buku catatannya, tanpa bisa ditahan saya langsung tertawa-tawa karena saya tidak tahu apa yang harus dibaca. Tulisannya berantakan sekali. Dan seperti biasa, dia masih belum bisa membedakan huruf b dan d. “Harling, ini kamu menulis apa?” tanya saya. Ajaib, karena Harling sendiri tidak tahu apa yang dia tulis. Dia lalu membawa bukunya ke papan tulis, lalu mencari-cari kata apa yang dia tulis tadi. “Oh…bidan bu,” katanya, setelah dia melihat papan tulis. “Loh, tapi kenapa ditulisnya didan?” Dan Harling hanya tertawa-tawa. Kali lain, saya melihat Harling menuliskan kata migi. Saya lalu tanya apa artinya. Dan seperti kejadian awal, Harling kembali ke papan tulis karena tidak tahu apa yang dia tulis. Ternyata sebenarnya dia menuliskan kata Minggu. Waduh…. ***** Sudah berkali-kali saya berencana untuk membuat peraturan kelas, seperti yang dilakukan oleh kawan-kawan Pengajar Muda yang lain. Apalagi kalau anak-anak tingkahnya sudah semakin tidak bisa diatur. Saya bahkan sudah membeli kertas karton untuk menuliskan peraturan itu. Tapi entah kenapa, rencana itu selalu saja saya batalkan tiap kali masuk ke kelas. Ya ampun, mungkin saya tidak hanya mengidap penyakit gila nomor 13, tapi juga nomor 14: suka menikmati kekacauan di kelas. Ya…rasanya senang saja melihat anak-anak bisa bebas belajar tanpa harus merasa banyak diatur. Mau belajar ya belajar..jalan-jalan di kelas monggo….mau pergi main ya silakan..Apalagi seperti pemandangan hari ini, anak-anak SMP pun datang ke kelas dan ikut belajar. Upps…tapi tunggu dulu. Saat saya duduk di meja-nya Burhan, tiba-tiba Anto berteriak, “Ibu….pelanggaraaaannn…!” (ternyata mereka sudah buat kesepakatan dengan guru sebelumnya, kalau duduk di atas meja adalah sebuah pelanggaran. Tetapi malah saya yang melanggar. Maap ya ibu..hehe) Saya lalu balas bilang, “Enak saja kamu bilang ibu pelanggaran..” sahut saya sambil mengejar Anto. Dan dengan bodohnya kami jadi berkejar-kejaran di kelas. Entah  bagaimana kalau guru yang lain melihat ini (ah, tapi kalau dipikir-pikir, kapan guru yang lain bisa melihat? Datang ke sekolah saja masih jarang;P). Ya, saya sungguh menikmati momen-momen seperti ini..


Cerita Lainnya

Lihat Semua