info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Nostalgia masa kecil : sekarang dan sepuluh tahun lagi

Nila Ningtias 1 Maret 2011

Waktu kecil dulu, jaman kita SD, masih inget gak acara favorit kita di tipi apa? Kalau saya, suka banget sama kartun doraemon, born to cook,candy-candy,sailormoon,saint seiya,ikkyu san superhero kayak satria baja hitam,winspector,jiban. Atau acara-acara musik anak-anak kayak kring kring olala, cilukba,tralala trilili, klap-klip. Malah, saya sama temen2 PM masih sering nostalgia, mengingat-ingat acara jaman kanak dulu. Kadang malah sambil nyanyi bareng-bareng. Seringnya sih bareng sama Riza (kebetulan dia PM yg sidejob-nya ojek saya -sejak ada motor TVS dari yayasan-,haha). Setiap perjalanan dari kampung saya,SP4, ke kecamatan way kenanga atau ke Unit 2 (‘pusat peradaban dan perbelanjaan terdekat) yang makan waktu sejam perjalanan, saya dan riza biasanya selalu menyanyikan lagu-lagu jaman masih kecil dulu. Mulai dari soundtrack sailormoon,candy-candy,jiban,power rangers, lagunya susan sama ria enes, trio kwek-kwek, joshua,melissa, pokoknya semua lagu yang booming abis pas kecil dulu. Trus, lanjut sama nyanyiin lagu-lagu era 90-an. Contohnya aja hari ini, pulang kemalaman gara-gara ban bocor, begitu dapet motor pinjaman eh udah maghrib, hujan pula,gelap, sepi, jadilah saya dan riza ngebahas saint seiya trus nyanyi lagunya sailormoon disambung lagunya boyzone ma backstreet boys,haha. Biasanya kami bersepuluh ini belum cukup nyanyiin lagu anak-anak, kami masih lanjut bercerita tentang film-film masa kecil. Sampai-sampai ada rekan PM saya, Asril namanya, yang hafal cerita,tokoh, lirik lagu dari sinetron atau film  jaman SD dulu. Seperti sinetronnya paramitha rusady, Tersanjung, Tersayang, Ter-(aduh lupa,pokoknya sampai ada merchandise topi ma baju juga deh!),si manis jembatan ancol, Sahabat Pilihan sampai pilem silat kayak Return of The condor heroes (Yoko ma bibi Lung),To Liong To, Pendekar harum (niy si Riza hafal banget lagunya, duet dah ma asril),banyak deh. Kalau ma asril, kadang nyanyiin lagunya AB Three, Trio Libels, Coboy, Doel Sumbang, sambil dengerin si Asril ngoceh memori dia sama lagu-lagu masa itu. (keliatan banget asril dah tua en salah zaman! Hahaha) Saking demennya nostalgia tontonan masa kecil, temen saya lagi nih, PM juga, Faisal namanya, sampai bela-belain donlot en beli CD murah yang di emperan yang isinya lagu-lagu anak-anak! Huwwaa... jadilah kami Segerombolan anak teka yang terjebak di tubuh orang dewasa,haha. Malah pernah waktu perjalanan lumayan jauh, main tebak-tebakan lagu yang dinyanyiin ma asril atau faisal. Nebak soundtrack filem apa, en main pas SD kelas berapa sambil inget-inget tokoh atau dialognya,haha. Gilanya, kami gak bosen-bosen ngulangi kegiatan ini berkali-kali, mpe rada obsesif compulsif juga kayaknya,haha. (Saking gak ada hiburan lain juga... sungguh memprihatinkan, beginilah kondisi Pengajar Muda yang sebenarnya......................) Tapi, masa-masa itu emang berkesan, saya bener-bener dimanjain ma hiburan anak-anak yang memuaskan hasrat kanak-kanak saya! Masih ditambah komik dan mainan-mainan,hehe. Yah, mungkin kondisi kami memprihatinkan, PM salah zaman, karena masih doyan hiburan lawas, tapi, ndak tahu kenapa, saya sedih banget tiap kali dengerin murid saya kelas 3 SD nyanyiin lagunya Ungu atau ST 12. Trus dengerin murid-murid perempuan saya saling bercerita tentang sinetron putri yg tertukar,tentang tokoh fatia,dan sejenisnya. Kalau saya tanya apa acara anak-anak favorit, jarang yang nyebutin Si Bolang atau laptop si Unyil. Kebanyakan jawab judul sinetron. Dan itu yg selalu dibahas di arena pergosipan murid-murid saya. Errgg.. entahlah. Saya udah keburu mual ngeliat fenomena pada murid-murid saya akibat efek kotak segi-empat bernama televisi. Bukan televisinya yang salah, tapi industri pertelevisian skg kyknya kebanyakan nayangin sinetron sama acara musik, yg porsinya gak berimbang ma tayangan lain. Waktu saya kecil dulu, saya tahu ada sinetron, ada telenovela, ada berita, tapi hati saya dengan mudahnya terpaut dengan tayangan anak-anak. Dan sekarang, saya heran, kenapa anak-anak ini malah demennya sama sinetron?? Saya tidak ingin menyalahkan para orang tua yang mendominasi tv dan menonton sinetron lalu industri televisi menyerahkan tanggungjwab-mendampingi-anak-saat-menonton-tv dengan label di pojok atas program. Kalau di kampung ini, bisa jadi karena para orangtuanya kurang paham pentingnya pendidikan anak di rumah jadi mereka juga tidak melarang anak-anak menonton sinetron. Mending kalau sinetronnya mendidik, lha ini sinetron isinya perselingkuhan,balas dendam,dan konten yg kadang gak jelas apa manfaatnya. Dengan cerita yang kelewat hiperbolis dan banyaknya adegan kebetulan yang sulit dinalar. Sampai-sampai, pernah siang sepulang sekolah anak ibu asuh mau nonton sinetron-bollywood-wannabe yg ada di indos**r, tanpa tedeng aling-aling, saya minta remote-nya sambil bilang “dek.. ini cerita orang besar. Diganti aja ya.” Saya pun ganti channel TVRI. Saya sampai heran, kenapa sekarang saya gak pernah lagi denger lagu anak2? Waktu saya kecil, lagu anak2 banyak banget. Film anak2? Yang saya tahu sekarang, film anak-anak itu spongebob,bernard bear, doraemon petualangan,apalagi ya? Kayaknya ndak sebanyak waktu saya kecil deh. Tayangan anak yang bagus paling-paling Si Bolang dan laptop si Unyil. Kalau di kota, ada banyak wahana permainan untuk anak-anak. Malah permainan yang gak sekedar main, tapi bisa menambah wawasan dan ketrampilan anak. Memang sih butuh biaya. Lha kalau di kampung yang jauh dari peradaban seperti kampung ini? saya sering terenyuh setiap kali memperhatikan murid saya membaca buku-buku anak-anak yang saya punya. Mereka membaca dengan bersuara sambil sesekali muncul komentar takjub dengan gambar atau ceritanya. Seperti baru pertama menemukan hal yang asing dan mengagumkan. Lalu setelah itu mereka pulang dan kembali berkumpul di depan tivi bersama keluarganya sambil menonton sinetron (bagi yang punya tivi). Paginya, mereka bergerombol dengan teman2nya dan bercerita lagi tentang sinetron yang mereka lihat lalu sesekali mendendangkan lagu2 band favorit mereka. Saya malah pernah sengaja menyanyikan lagu Joshua ‘cicit cuit’ di dekat mereka. Lalu mereka menertawakan saya sambil bilang “Kak kok nyanyi kyk gitu?kyk anak2 aja”. “Lah.. kalian nyanyi lagunya ST 12,itu kan lagu orang besar, trus kenapa saya ndak boleh nyanyi lagu anak2?”. Yeaah.. saya tahu, kalimat saya itu emang terkesan menyalahkan dan memojokkan murid-murid saya, tapi mereka pun akhirnya berpikir dan merenungkan kalimat saya. Walaupun saya tidak yakin semua mengerti maksud saya tapi saya cukup lega saat salah seorang bilang, “Iya ya kak, berarti sy harus nyanyi lagu anak2 ya kak? Lha apa kak? Balonku ada lima?”. Duuaaarrr!!! Lihat! Kalimat murid sy seolah menyatakan “Saya ndak pernah dengar lagu anak2 selain balonku ada lima, kak”. Anak ini sadar kalau dia tidak punya banyak lagu yg sesuai dg umurnya. Hhh.... Sebenarnya... saya juga ndak mau memohon-mohon sampai nyembah-nyembah ke para pelakon tivi agar mereka mau bikin acara anak2 yg berkualitas, mengganti ide cerita sinetron dg sesuatu yg lbh berkualitas dan mengurangi jam tayangnya. Tapi, saya sendiri yang sebenarnya sadar betapa minimnya wahana pendidikan anak di kampung ini mestinya bisa melakukan sesuatu yg bermanfaat utk mereka. Saya sudah mengobral bacaan anak-anak, saya bahkan hampir menghabiskan sebagian besar gaji saya untuk membeli buku bacaan anak-anak dan mainan . saya bahkan punya rencana ingin mendirikan rumah baca di kampung ini yang sampai detik ini masih mencari sokongan buku (ada yg mau mengirimkan buku anak2? Hehe). saya juga ingin mengadakan Focus Group Discussion wali murid tentang parenting skill. Juga ingin sekali memprovokasi para guru di sekolah saya agar mau mengubah cara mengajarnya yg kadang masih memakai bentakan dan pukulan. Banyak.. saya punya banyak rencana.. surat untuk anak Indonesia yang berjalan cukup baik walaupun mereka lambat mengirim balasan, mading sekolah –masih mengumpulkan dukungan dari guru dan membuat seolah-olah ini memang keinginan paraguru, agar stlah saya pergi masih ada guru yg mau bertanggungjawab mengurus mading- , ingin mengadakan MIR pada anak2 agar mengetahui kecenderungan kecerdasan mereka lalu menyusun semacam metode mengajar yg sesuai dg gaya belajar anak kemudian dibukukan dan bisa digunakan oleh paraguru di sekolah ini juga memicu beliau2 lebih proaktif dan inovatif dlm mengajar dan mendidik. Lihat! Saya punya rencana-rencana itu. Rencana yang muncul lebih karena dipicu oleh kesinisan saya pada kotak bernama televisi dan pada angan-angan saya yang melaju terlalu jauh ke 10 tahun yang akan datang, tentang segerombolan ‘mantan’ murid saya yg bernostalgia kalau dulu waktu kecil mereka bisa baca banyak buku,gratis, diajar oleh guru-guru yang menyenangkan dan selalu bisa bermain apa saja tanpa mengeluarkan banyak biaya. (see??? Nostalgia masa kecil mereka jauh lbh qualified meeenn!! Gak sekedar nyanyi2 lagu sontrek kartun trus main tebak2an ‘hayooo.. ini lagu pilem apa?sp yg main?ceritanya apa?’. Ah.. tuh kerjaan sapa sih nostalgia gak mutu kyk gt? Pasti segerombolan orang gila salah zaman! *pas ngomong ini gak sengaja liat cermin*)


Cerita Lainnya

Lihat Semua