Enjoy The Huma Day ^_^

Neti Arianti 29 Oktober 2011

Salah satu mata pencaharian warga desa Nanga Lauk adalah bercocok tanam di ladang. Red mendefinisikan ladang sebagai suatu tempat yang cenderung terlihat tandus, dengan tanah kehitaman bekas bakaran, bau arang yang menyengat, ditambah paparan matahari yang tak henti memancarkan sengatannya. Suatu waktu, Red mencoba mengisi libur hari Minggu ke ladang (warga lokal menyebutnya “huma”) untuk membantu keluarga angkat yang hendak menyemai padi.

Tanah yang akan disemai oleh padi, sebelumnya harus dilubangi dengan tongkat. Istilah yang sering digunakan adalah “nugal”, baru setelahnya benih padi bisa ditempatkan pada lubang-lubang yang telah tersedia. Ternyata pekerjaan menyemai padi cukup membuat pinggang pegal-pegal setengah mati. Red sampai harus melakukan streching habis-habisan setelahnya. Fyuh... Jelas merupakan aktivitas yang memerlukan fisik prima!.

Selain nugal dan menyemai padi, ada hal menarik lain yang dapat dilakukan di huma. Hal inilah yang membuat aktivitas menyemai padi tidak membosankan dan selalu ditunggu-tunggu, bermain dengan arang... Yeah, setiap orang (yang memang usil) dapat dengan mudah mencoreng wajah yang lain dengan sisa-sisa bakaran huma. Alhasil, wajah akan penuh dengan corengan hitam arang bila tidak waspada. Nampaknya juga semua peserta ladang kebagian, entah itu segaris corengan di pipi, kening, hidung, bahkan seluruh wajah. :D

Matahari mulai turun ke barat, tanda akan menenggelamkan diri. Tibalah saatnya untuk bersampan kembali ke kediaman. Banyak warga yang heran dengan keikutsertaan Red hari itu di huma dan menanyakan kesan-kesan selama bekerja di sana. Bahkan masyarakat yang berada di pinggir sungai berteriak-teriak heboh menyambut sampan yang dinaiki Red dan keluarga  kembali dari huma.

It was a nice Sunday for Red, although it made a temporary back pain! Hahaha... They’re though and strong, good to be an example of hardworker people.


Cerita Lainnya

Lihat Semua