info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Game Tip-Ex berputar untuk kelas 6

Nanda Yunika 23 Januari 2011
Kamis, 2 Desember 2010

Matematika kelas 6. Menurut sekenario awal yang bernama RPP, hari ini aku mengisi bab baru yakni mengenai bidang datar. Namun demikian ternyata mereka (anak-anak itu_red) lebih memilih untuk mengulang materi yang sebelumnya telah di sampaikan oleh guru kelas, yakni mengenai satuan volume (liter dan kubik). “Ada Pe Er buuuu.... di bahas Pe Er nyaaa... Materinya masih bingguungggg...,” triak mereka serempak. “Oke, kita bahas Pe Er nya,” jawabku spontan padahal dalam hati bertreak karena belum ada gambaran Pe Er tentang apakah yang di berikan oleh guru sebelumnya. Gak mungkin kan kita sebagai guru terlihat kurang persiapan? Tidak mungkin aku berkata,”Anak-anak mari kita lihat kunci jawabannn...” pun berkata,”Ya, ibu belum nyari jawabanya. Kita cocokan nanti saja ya...,” sambil pasang tampang tidak berdosa. Bukan aku banget... Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, aku menanyakan kepada mereka apakah ada yang lupa ,mengerjakan Pe Er. Berhasil! Terdapat sekelompok anak yang tidak mengerjakan Pe Er dengan segudang alasan. “Oke, Ibu beri kesempatan untuk mengerjakan Pe Er di sekolah. 5 menit dari sekarang!,” kataku tanpa memperdulikan suara protes mereka karena menganggap waktu yang di berikan terlalu cepat. “Kalian sih, tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah di Rumah. Ni ibu sudah berbaik hati memberikan waktu untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah di sekolah lhoo...,” kataku kemudian yang disambut dengan pengiyaan dari anak-anak yang belum mengerjakan Pe Er dan sorakan ‘Huuu’ sebagai tanda ejekan dari anak-anak yang telah mengerjakan. “Temen-teman yang sudah mengerjakan Pe Er jangan menggangu yang lagi mau ngerjain Pe Er. Coba di lihat lagi, siapa tahu masih ada yang belum betul. Kalau sudah yakin betul, coba tenang. Hargai teman yang sedang membuat Pe Er, ” kataku mencairkan keadaan. Di sekolah ini aku memang membiasakan menyebut istilah ‘salah’ dengan ‘belum betul’ dan memberi apresiasi berupa 2 tepukan untuk anak yang berhasil menjawab dan betul serta 1 kali tepukan untuk anak yang berani menjawab walau jawabanya masih salah. Eksperimen berhasil! Semenjak itu, banyak anak kelas 6 yang berani mengajukan diri untuk maju menjawab, walau sebagian diantaranya masih ‘belium betul’. Sungguh kemajuan yang luar biasa bagi anak-anak kelas 6 menurutku. Mengapa demikian? Karena untuk kelas 6 di sini anak-anaknya lebih pendiam dan susah diajak untuk aktif maupun berani berpendapat. Anak-anak kelas 3, 4 dan 5 cenderung lebih mudah untuk diajak ‘aktif’ dibandingkan kelas ini. Mungkin karena tuntutan sosial dan tekanan menjelang ujian lah yang menyebabkan anak-anak tersebut lebih ‘takut salah’ daripada ‘berani mencoba’ Mereka mulai mengerjakan dan akupun juga ikut mengerjakan. Beberapa menit kemudian ketika aku selesai, aku segera berkata,”Yak, sudah bisa di cocokan? Siapa yang mau maju?” Hening. “Ayo siapa yang mau majuuuu.... Salah tidak apa-apa, yang penting sudah berani mencoba,” kataku menguatkan mereka. “Pakai tip-ex berputar saja bu...,” kata seorang anak perempuan dan di iyakan oleh anak-anak yang lain. “Oke, pakai tip-ex,” kataku sambil berjalan ke arah tip-ex yang tergeletak di salah satu meja. Ku putar dan dapatlah 2 orang beruntung yang mendapatkan kesempatan untuk maju mengerjakan. Setelah semua Pe er berhasil terjawab, aku memberikan sedikit materi dan di lanjutkan dengan beberapa soal latihan dengan konsep permainan ala kuis-kuis di TV. Kelompok terdiri dari antara 3 hingga 4 orang. Mereka terlihat sangat antusias dan mulai berani mengangkat jari mereka guna menjawab soal. Saking serunya, bahkan ada yang meloncat berdiri sambil mengangkat jarinya. Permainan berlangsung sangat seru hingga salah seorang guru muda yang ada di sekolah itu masuk ruang kelas dan berkata,”Bu sudah bel. Sudah waktunya istirahat” dan di sambut dengan teriakan,”Dilanjutkan saja buuuu... Istirahatnya nanti sajaaaaa.,” secara kompak. Terharu kuadrat.


Cerita Lainnya

Lihat Semua