info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Meledaknya RuBI Natuna 2018

MOH ZAHIRUL ALIM 28 Oktober 2018
Acara Ruang Berbagi Ilmu (RuBI) Mandiri Natuna 2018 yang berlangsung pada hari Senin-Selasa (8-9 Oktober 2018) di SMAN 01 Serasan Timur, Natuna berjalan sukses dan menggembirakan. Acara yang perdana diselenggarakan di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna ini berhasil menarik animo masyarakat dan penggerak pendidikan yang ada di Serasan. Tidak hanya itu, yang unik lagi adalah RuBI Natuna 2018 berhasil menarik minat para relawan yang rela datang jauh-jauh ke Serasan hanya untuk menjadi tenaga relawan (narasumber dan dokumentator) guna membantu mensukseskan pelaksanaan acara RuBI. Tidak tanggung-tanggung, RuBI Natuna 2018 kali ini diikuti oleh enam relawan terpilih hasil seleksi. Sedikitnya ada tiga relawan berasal dari luar Natuna, mereka berasal dari Bekasi, Depok, dan Pontianak. Semuanya datang secara swadaya, tidak dibayar sama sekali. Inilah yang membuat tersentuh banyak pihak, termasuk Wakil Bupati Natuna, Hj. Ngesti Yuni Suprapti yang dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan rasa terharu saat mengetahui kesungguhan para relawan untuk RuBI Natuna 2018. Tidak hanya itu, RuBI Natuna 2018 sangat meledak. Acara dua hari ini sukses menggerakkan banyak pemangku kepentingan di Natuna. Pihak-pihak seperti Wakil Bupati, Sekda, Kabid Dikdas, Ketua PGRI Natuna, tokoh agama, jurnalis, seluruh stakeholder di Serasan dan relawan Narasumber dari internal Natuna ikut ambil bagian dalam acara RuBI sesuai kapasitas dan posisi masing-masing. Istimewanya lagi, gara-gara acara Rubi Wakil Bupati Natuna rela meluangkan waktunya selama tiga hari untuk pergi ke Serasan, menghadiri dan membuka RuBI secara langsung. Bahkan dalam pengakuannya, Wabup Natuna menyampaikan bahwa hidupnya tidak bisa lepas dari pendidikan, karena jauh sebelum terpilih sebagai Wabup beliau adalah sosok pendidik, pernah menjadi guru, pernah mengajar. "Jadi hidup saya ini tidak bisa lepas dari pendidikan, saya dulu pernah mengajar, pernah menjadi guru, saat ada undangan masuk untuk menghadiri RuBI di Serasan, saya memutuskan saya harus hadir," begitulah kira-kira antusiasme Wabup Natuna saat memberi sambutan. Berkat RuBI juga ia bisa berkunjung, blusukan ke Serasan setelah tiga tahun lebih memangku jabatan Wabup. Baru kali ini, ia melakukan kunjungan kerja di lokasi yang sama selama tiga hari, sekali lagi karena RuBi. Selain itu, yang menggembirakan adalah ternyata antusiasme masyarakat dan peserta luar biasa dahsyat. Sedikitnya ada 101 peserta yang mengikuti acara RuBI dengan tema Sinkronisasi Peran Orangtua dan Guru dalam Pendidikan. Mereka adalah Kepala Sekolah, Guru-Guru TK/PAUD, SD, SMP, SMA, dan Kader PKK Kecamatan. Bisa dibilang, mungkin baru kali ini ada acara workshop yang respon pesertanya sangat melimpah, penuh semangat dan mengesankan. Pun demikian dengan masyarakat sekitar, berkat RuBI mereka setidaknya mulai terbukakan, bahwa kalau mau masyarakat pulau bisa kok meyelenggarakan acara tingkat Kabupaten. Dan masyarakat Serasan dengan dimotori Kepala SMAN 01 Serasan Timur sebagai Ketua Panitia berhasil membuktikan bahwa mereka mampu menjadi tuan rumah yang baik. Dalam tiga hari itu setidaknya Serasan menjadi pulau yang meriah, hidup, dan penuh makna. Saya saksi hidup di mana acara RuBI Natuna 2018 digelar, saya berkesempatan menjadi narasumber mendampingi rekan saya di materi Disiplin Positif. Kesan saya, semua peserta antusias, aktif, dan energik. Dan hal ini juga terjadi di ruang kelas lain sebagaimana dikonfirmasi oleh rekan-rekan narasumber. Pengalaman yang mungkin tidak akan saya lupakan adalah saat ada guru SMA curhat kepada saya terkait pengalamannya gagal mendisiplinkan anak didiknya akibat salah pendekatan. Ia mencoba mendekati (mendisiplinkan) anak dengan cara selalu memberikan apa yang diminta, alhasil setelah dipenuhi bukan malah disiplin, yang bersangkutan semakin tidak tahu diri. Saya sampaikan bahwa tidak semua keinginan anak harus diamini, pendidik juga mesti tegas dan perlu membuat komitmen dengan anak terkait dengan apa yang seharusnya anak didik lakukan guna mendukung perkembangannya. Saya ceritakan pengalaman saya mendisiplinkan anak dengan cara membuat komitmen awal bersama. Mendengar masukan saya, guru tersebut merasa tercerahkan dan saya pun ikut senang. Pengalaman yang tidak terlupakan lainnya adalah saat sesi materi usai ditutup banyak yang maju ke meja saya mengatakan: "Pak, setelah ini saya akan sampaikan lagi materi Disiplin Positif ke guru-guru dan wali murid, mau bikin forum orangtua, boleh tidak saya minta materinya?" menanggapi hal tersebut, saya jawab: "Tentu sangat boleh Bapak Ibu." Begitulah potret antusiasme peserta RuBI. Itu di hari pertama dengan materi Motivasi Pendidikan dan Disiplin Positif. Di hari kedua dengan materi Multiple Intellegences, antusiasme peserta masih tetap terjaga. Hal ini dapat dilihat saat sesi materi berlangsung semuanya aktif, dan puncaknya saat sesi Rencana Tindak Lanjut (RTL). Mayoritas peserta yang dikelompokkan ke dalam empat kelompok menyampaikan usul, pendapat, dan rencana aksi yang hendak mereka lakukan guna mendukung kesinambungan RuBI tidak lantas selesai setelah acara usai. Pada intinya mereka sepakat untuk saling sinkron, saling bersinergi, dan saling komitmen guna memastikan agenda pendidikan berdampak pada perbaikan kualitas pendidik dan anak didik. Harapannya, tidak ada lagi guru atau orangtua yang masa bodoh dengan perkembangan anak karena tugas mendidik adalah tugas bersama, bahwa pendidikan tidak lantas selesai setelah anak sampai di sekolah, bahwa memang roda pendidikan harus terus didukung oleh semesta-semesta penyokongnya, siapa? Orangtua, Guru, dan Masyarakat. Karena itu, saya sangat terharu ketika mendengar salah satu isi Rencana Tindak Lanjut yang dituliskan oleh peserta Rubi ada komitmen untuk mengajak semua pemangku kepentingan yang ada di Serasan guna saling koordinasi dan bergerak bersama memajukan pendidikan.

Cerita Lainnya

Lihat Semua