Rasti dan Tepuk Semangat

Melly Syandi 4 Januari 2017

Kali ini, #KonaweBercerita tentang seorang anak bernama Rasti.

***

Rasti saat ini duduk di kelas 1. Usianya baru 5 tahun. Tapi karena melihat kakaknya, Ayu, pergi ke sekolah setiap hari, maka Ia pun meminta kepada Ibunya untuk diijinkan bersekolah.

Meski baru berusia 5 tahun, Rasti sudah bisa membaca dan sedang belajar menulis.

Selain itu, ia jg sangat pandai bicara.

Rasti senang menyanyi, senang juga bermain tepuk-tepukan.

Kebiasaan saya sebelum kelas dimulai, adalah mengajak anak-anak melakukan tepuk semangat.

Tujuannya supaya Bu Guru dan anak-anaknya bisa sama-sama mengupgrade semangat.

Kebiasaan saya lainnya adalah meminta Rasti yang memimpin teman-temannya untuk bertepuk.

Kalau ia sudah mengatakan, "Tepuk Semangaaaaat!".

Ada aliran energi semangat yang terpancar lewat ketulusan dan kepolosannya itu.

***

Anak-anak kelas 1 selalu pulang lebih awal dibandingkan kakak-kakak kelasnya.

Namun Rasti tetap setia menunggu saya hingga saya selesai mengajar.

Saya dan Rasti memang selalu meluangkan waktu untuk pulang bersama.

Biasanya, sepanjang perjalanan pulang itu, kita selalu menyanyi bersama.

Sekaligus kesempatan ini saya gunakan untuk mengenalkan lagu anak-anak kepadanya.

Salah satu hal yang tidak bisa saya lupakan dari Rasti adalah genggaman tangannya.

Sepanjang perjalanan pulang itu, ia tidak pernah melepaskan genggaman tangan saya.

Sesekali kita menyanyi, sesekali kita juga saling bertukar cerita.

***

Suatu hari, saat perjalanan pulang sekolah, ia meminta saya untuk menunduk lalu berbisik kepada saya,

"Bu Guru, kita di sini saja mi. Jangan mi kita pulang, Bu Guru!".

Saya hanya bisa tersenyum.

Sejujurnya, saya pun belum mampu membayangkan bagaimana caranya pamit kepada anak seusia Rasti.

Tapi saya yakin, lama-lama Rasti pasti akan memaklumi.

***

Dan malam ini, tiba-tiba saya rindu Rasti.

Ini pasti karena ia juga sedang merindukan saya. Haha.

*Biasanya rindu itu begitu kan, ya?*

Saya hanya bisa mendoakan, Semoga Tuhan selalu menjaga semangat belajarnya, Hingga ia bisa meraih cita-citanya. Aamiinn.

Duh, Nak ! Sabar mi nah kita yoh?.

Sebentar lagi Bu Guru akan kembali ke desa.


Cerita Lainnya

Lihat Semua