info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Surat Untuk Pengajar Muda IV, Para Penabur Ilmu

Meiske Demitria Wahyu 16 Juni 2012

"Dini hari dan pagi ini pasti Soekarno Hatta riuh. Ada 71 anak muda Indonesia yang mengorbankan kenyamanan hidup selama setahun selepas turun dari tangga pesawat nanti. Mereka dikirim ke titik-titik terjauh di Indonesia, tanpa listrik, air bersih, bahkan sinyal untuk berkomunikasi. Kalaupun secara geografis terlihat dekat, tentu ada tantangan lain yang harus mereka selesaikan, selain tentunya menghadapi isu pendidikan yang kompleks namun menarik. Dini hari dan pagi ini tentu mereka akan menatap pada orang-orang terkasih mereka yang rela melepaskan mereka selama 1 tahun. Akan ada banyak peristiwa yang dilewati dan tak tergantikan, akan ada waktu yang berlalu dan tak dapat kembali. Namun anak-anak muda ini sudah siap dengan resiko tersebut.  

Hai Pengajar Muda IV, selamat berjuang! Teruskanlah apa yang telah dilakukan para Pengajar Muda II dengan caramu sendiri. Mereka telah selesai, kini tongkat estafet telah diserahkan. Nikmatilah pengalaman baru selama satu tahun ini. Lepaskan ego dan citra masa lalumu. Di penempatan, kamu adalah anak baru. Rendah hatilah, jangan rendah diri. Kata pahlawan terlalu berat untuk kita tanggung, saya pribadi lebih memilih kata ‘penabur’. Taburlah benih ilmu pengetahuan pada murid-muridmu. Percayalah setiap hal yang engkau tabur tidak aka nada yang sia-sia walaupun tidak kau lihat pertumbuhan apapun. Mungkin bukan engkau yang menuai, mungkin bukan sekarang masa tuaian. Tapi teruslah menabur.  

Ketika sampai nanti dan berpisah dengan teman-teman satu penempatan, engkau tidak pernah sendiri. Yang Diatas selalu menemani langkahmu. Mungkin penyesuaian akan terasa berat, tapi belajarlah mengikhlaskan. Jangan terlalu keras pada dirimu, namun jangan terlalu lembek. Ingatlah, kita ini sedang menunaikan janji kemerdekaan. Indonesia tidak perlu anak pintar yang manja. Dalam keadaan terburukmu, ingatlah sejelek-jeleknya ini hanya setahun. Setelah itu kita boleh kembali ke kehidupan kita di kota besar seumur hidup. Jadi manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya, seperti yang saya sudah alami, saya yakin kita akan lebih mudah untuk bersyukur.  

Hari ini kamu sudah berani keluar dari kenyamananmu dan melangkah, entah apa yang akan dihadapi ke depan. Tetapi percayalah, Tuhan yang membawa engkau kesini, tentu akan menuntun engkau juga pada kesudahannya. Tetap semangat. Tetap kreatif. Tetap tekun. Tetap maju walaupun mungkin tidak banyak langkah yang kau buat. Seperti waktu pelatihan survival, kita tahu kita harus menuju cahaya itu di ujung sana walaupun berat. Dan kita tahu di sekitar kita, kita tidak pernah dibiarkan sendirian. Selamat berjuang!"

Image taken from: here.


Cerita Lainnya

Lihat Semua