info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

KUBUKA SEMANGAT BARU

Mansyur Ridho 1 November 2010
Bergabung di Gerakan Indonesia Mengajar bersama 50 pengajar muda yang lain merupakan kesempatan yang berharga bagi saya. Ketertarikan saya untuk bergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar merupakan hasil refleksi atas pengalaman yang saya lalui. Berangkat dari kondisi mahasiswa Universitas Indonesia asal Jombang-Jawa Timur yang seringkali berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah dan tidak memiliki sanak saudara di Jabodetabek, mendorong saya untuk mendirikan ikatan mahasiswa UI dari Jombang. Ikatan mahasiswa yang berasaskan kekeluargaan untuk dapat saling memberikan motivasi antar mahasiswa UI Jombang untuk dapat terus survive dan berprestasi di tempat yang jauh dari tempat tinggal kami. Saya terus berpikir sayang sekali jika ikatan mahasiswa ini hanya bermanfaat untuk kami para anggota yang tergabung di dalamnya. Lalu saya teringat akan pengalaman saya saat duduk di bangku SMA di Jombang. Saat itu saya menjadi Ketua Umum OSIS SMA Negeri 2 Jombang sehingga meningkatkan peluang saya untuk berhubungan dengan siswa dari sekolah-sekolah lain. Tersentak hati saya ketika saya berbincang-bincang dengan beberapa siswa berprestasi dari SMA lain se-Jombang. Banyak di antara mereka masih berpikir “Kuliah apa tidak ya setelah SMA?”. Kenapa kalimat ini menyentak hati saya? Pertama, karena bagi saya yang namannya SMA tujuannya mempersiapkan peserta didiknya menuju pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.  Kedua, saya sangat menyayangkan kenapa kalimat tersebut terlontar dari mereka yang menduduki peringkat teratas sekolah mereka. Lalu bagaimana dengan mereka yang lebih rendah peringkatnya. Padahal ketika menengok SMA Negeri 2 Jombang tempat saya bersekolah, ibarat kata mereka yang paling jarang masuk kelas dan nakal sekalipun masih berpikir “Kuliah dimana ya?”. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang luar biasa antara SMA yang difavoritkan dan kurang difavoritkan di Jombang. Lalu bagaimana pada daerah yang lebih terpencil dari Jombang?.  Ketiga, jika masih banyak siswa SMA berpikir masih bingung melanjutkan studinya atau tidak bagaimana proses percepatan kemajuan kabupaten Jombang bisa dilakukan? Oleh karena itu, dalam ikatan mahasiswa Jombang, saya mencoba mengusulkan program UI goes to Jombang. UI goes to Jombang adalah program kunjungan mahasiswa UI dari Jombang ke SMA-SMA yang ada di Jombang pada saat liburan semester kami yang tergolong panjang. Tujuan utamanya yaitu memberikan motivasi bagi siswa-siswa SMA di Kabupaten Jombang untuk mempunyai mimpi yang lebih besar dan memiliki semangat belajar yang lebih tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tidak harus di UI, tapi yang terpenting mereka tidak puas dengan cukup menyandang ijazah SMA saja. Pengalaman melakukan penelitian di beberapa daerah membuat saya semakin tersadar bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang masih mengalami kesulitan dalam mengenyam pendidikan yang layak. Saya pernah berkunjung ke beberapa SD yang ada di Bandungan Semarang-Jawa Tengah. Hati ini semakin dibuat miris ketika mendengarkan cerita kepala SD tersebut. Bagaimana beliau berusaha keras untuk mengajak anak-anak usia sekolah di sana untuk mau belajar di sekolah. Tidak sedikit orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya karena himpitan ekonomi. Akhirnya SD tersebutpun tidak mematok biaya sekolah dalam bentuk uang. Dalam bentuk apapun diterima, baik hasil kebun atau bahkan tidak membayar sama sekali. Ke sekolah pun tidak diwajibkan untuk memakai seragam sekolah atau bahkan bersepatu. Untuk mendapatkan tenaga pengajar pun sulit dengan kondisi seperti itu, karena bisa saja dalam tiga bulan lebih tidak akan ada gaji untuk tenaga pengajar. Tidak heran kalau guru yang ada di sana ada beberapa yang lulusan SMA. Ibarat kata sudah ada yang mau jadi guru itu sudah untung. Sejak adanya dana BOS, Kepala Sekolah tersebut sangat bersyukur karena tandanya semakin memperingan kerja untuk mengajak para orang tua mau menyekolahkan anaknya karena tidak akan dipungut biaya sepeser pun. Meskipun antara dana BOS yang diterima dan yang ditandatangani seringkali berbeda jauh lebih sedikit, tapi tetap ia syukuri. Ini masih di daerah Jawa yang dekat dengan pusat perekonomian negeri ini. Saya sampai tidak sampai hati membayangkan daerah lain yang lebih terpencil.  Bagaimana perjuangan mereka dalam meningkatkan pendidikan anak bangsa ini. Beberapa pengalaman yang saya peroleh membuat saya lebih tertarik dalam memperdalam kajian sosiologi pendidikan. Beberapa paper maupun karya tulis yang saya buat tidak sedikit yang bertemakan pendidikan. Dalam karya tulis saya tersebut banyak rekomendasi yang saya berikan utamanya bagi pemerintah. Namun, saya masih malu karena saya sendiri masih bingung apa yang bisa saya lakukan untuk saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air yang kurang beruntung itu. Mendengar ide Indonesia Mengajar yang dipaparkan langsung oleh Bapak Anies Baswedan, terus terang membuat hati ini berbunga-bunga tidak tahu mau berkata apa. Ide ini sungguh luar biasa. Bahkan tidak pernah terlintas dalam benak saya. Saya ingin sekali menjadi bagian dari ide besar dan cemerlang ini. Kini saya sangat bersyukur karena saya diterima menjadi bagian dari ide cemerlang ini. Meminjam kalimat dari Ello, maka kini kesempatan ini akan kujadikan sebagai tonggak awal dalam membuka lembaran baru dan membuka semangat baru untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga blog ini dapat menjadi jembatan bagi saya dan anak bangsa untuk saling bertukar pikiran, bertukar informasi, bertukar pengalaman, dan saling memberi energi positif untuk menanamkan keoptimisan bagi bangsa ini. Salam SEMANGAT :-D

Cerita Lainnya

Lihat Semua