info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Ini Tentangku dan Kupu-kupu

Maman Dwi Cahyo 28 April 2013

Dalam sambutan beliau, Bapak Emil Salim menanyakan, "Mana yang akan ditugaskan di Fakfak?". Dan saat itu juga beliau memberi tahu kalau Fakfak terkenal dengan diversity kupu-kupunya. Aku langsung menaruhnya dalam catatan supaya sesampainya di Fakfak bisa kulihat dan kubuktikan sendiri.

Sesampainya di Fakfak, dalam perjalanan Tarak-Fakfak bersama PM II, kami singgah di sebuah sumber air yang biasa disebut Wergada. Saat itulah, saat pertama aku berjumpa dengan kupu-kupu bersayap indah dan langsung ingat apa yang disampaikan Pak Emil. Indah sekali, mengagumkan.

Sejak saat itu, perjalanan lautku selalu ditemani oleh kupu-kupu. Perjalanan dengan rata-rata 3 jam menggunakan longboat itu terasa menyenangkan saat kupu-kupu melintas. Menurut nasihat yang aku dapatkan, kupu-kupu itu suatu pertanda, pertanda ada tamu, dan pertanda baik lainnya. Yang baik-baik aku langsung percaya, namun bukan itu yang ingin kusampaikan dalam tulisan ini.

Di tengah-tengah lautan, yang sering bergelombang dan berangin, aku masih melihat kupu-kupu itu melintas. Aku penasaran, pertanyaan di kepala masih kutahan-tahan untuk bertanya. Saat berlabuh di tengah-tengah laut untuk memancing bersama Pace, aku juga melihat kupu-kupu itu melintas begitu saja di atas lautan. Penasaran tak tertahankan, akhirnya aku bertanya pada kupu-kupu:

"Hai kupu-kupu bersayap indah, sebenarnya ke mana kah tujuanmu terbang? Tahukah kamu tempat mana yang akan kamu tuju? Ini di tengah-tengah lautan, sering bergelombang, sering berangin, sering hujan, banyak ikan terbang yang bisa saja melahapmu. Mengapa kamu berada di tengah-tengah lautan yang jauh dari daratan? Kenapa kamu terbang ke tengah lautan? Di sini tidak ada pepohonan untukmu hinggap, tidak ada bunga yang bisa kau hisap madunya, tidak ada daun tempat kau bisa meletakkan telurmu", tanyaku penasaran. Sebenarnya aku senang saat kupu-kupu menemani perjalanan lautku, aku hanya penasaran kenapa.

Dengan anggun sang kupu-kupu menjawab,

"Hai manusia, haruskah aku menentukan tempat dulu baru kemudian terbang? Tujuanku terbang tidaklah harus suatu tempat. Aku suka terbang dan tujuan perjalananku adalah perjalanan itu sendiri".

"Di hutan, di daratan, aku aman dan penuh dengan apa pun yang aku butuhkan untuk hidup. Namun, luasnya lautan akan membawaku ke daratan yang baru. Dengan aku memilih untuk terbang melintasi samudera, aku bisa bertemu dan melihatmu melintas dengan longboat, aku bisa bertemu lumba-lumba yang berlompatan, aku bisa melihat ikan terbang, aku juga bisa melihat ikan serui yang lari kencang di atas air. Apakah itu semua dapat kutemui di daratan? Tidak".

Aku pun tersenyum dan menyaksikan sang kupu-kupu terbang melenggang melanjutkan perjalanannya. Aku malu pada diri sendiri. Mengapa aku beranggapan bahwa hidup di daratan adalah yang terbaik bagi kupu-kupu? Perjalanan itu lah yang dia pilih, dan itulah yang terbaik bagi sang kupu-kupu. Sebagai pengamat, aku hanya bisa mengambil pelajaran dari Sang kupu-kupu.

 

::renungan perjalanan::


Cerita Lainnya

Lihat Semua