Cerita Bioskop: Penyu Se Rajjhe (Penyu yang Besar)
Maisya Farhati 4 Februari 2012
Murid-muridku selalu penasaran dengan dinosaurus. Berkali-kali ensiklopedia di perpustakaan dibuka dan ada halaman tertentu yang selalu menjadi ‘most wanted’, yaitu halaman yang bercerita tentang dinosaurus berikut gambarnya.
“Bu, sekarang dinosaurus sudah tidak ada lagi ya, Bu?”
“Bu, aria rajjhe ongghu!” (“Bu, ini besar sekali!)
Berulang kali mereka menunjukkan pandangan takjub ketika melihat gambar dinosaurus. Seringkali sebagian anak laki-laki langsung bertanya tanpa mau membaca terlebih dahulu. Saat mereka bertanya, aku bilang saja, “Coba dibaca dahulu..di situ ada ceritanya,” Karena aku sebelumnya sudah pernah bercerita.
Pada liburan sekolah yang lalu, aku membawa satu misi khusus, yaitu membeli DVD film Jurassic Park. So yesterday? Mungkin iya bagi sebagian kita. Tapi bagiku film ini never too old. Mungkin juga menjadi film yang akan selalu ditonton sepanjang masa karena belum ada lagi (atau mungkin takkan ada lagi) produser yang mau membuat film tentang dinosaurus.
Sebelum liburan, aku sempat mengobrol dengan seorang tetangga yang punya DVD player, TV, berikut diesel pribadi di rumahnya. Aku utarakan rencanaku untuk membeli DVD film dan meminta izin untuk menonton di rumahnya. Ia menyambut baik rencanaku itu. “Lebhur, Bu!” katanya. (“Seru, Bu!”)
Akhirnya disepakati kami akan menonton pada malam Minggu tanggal 21 Januari lalu. Aku sampaikan kepada anak-anak, “Nontonnya Sabtu malam ya!” Pengumuman itu disambut dengan teriakan hore-hore di seantero sekolah. Sebagian ada yang kecewa karena rumahnya jauh dan tidak diizinkan menonton.
Jumat malam, saat aku sedang menyiapkan bahan ajar untuk esok harinya, tiba-tiba pintu rumahku diketuk. Terdengar dua bocah mengucap salam dari luar. Aku tahu itu suara Syahid dan Ali. Aku membuka pintu, tersenyum, dan bertanya, “Ada apa?”
“Ini nih, Bu.. Syahid!” kata Ali.
Syahid sembunyi di balik tembok sambil nyengir-nyengir. “Ehm… Anu, Bu.. ehm…”
Aku masih belum paham.
“Bu, ini malam Sabtu kan? Kita nonton kan?” akhirnya Syahid bicara.
Oalah...tentang itu rupanya. “Sayang, Ibu bilang nontonnya Sabtu malam, bukan malam Sabtu.”
Ali tertawa dan sibuk menyalah-nyalahkan Syahid. Syahid bingung. “Oh…” katanya..
“Besok malam ya. Kalau sekarang kan kalian harus belajar untuk besok,” aku menjelaskan. Mereka mengangguk dan tak lama kemudian hilang ditelan pekatnya malam di Pinang Gunung.
Tibalah malam Minggu. Aku datang lebih awal di rumah Bu Samliyah (baca: Samliye), tuan rumah dari ‘bioskop’ Pinang Gunung. Setelah Isya, anak-anak yang baru pulang mengaji di surau berhamburan di rumah itu. Ramai sekali. Hatiku tiba-tiba saja didera rasa gembira. Bukan hanya anak-anak yang menonton, para orang tua pun rupanya penasaran. Mereka membawa serta anak-anaknya yang masih balita.
Saat film baru dimulai sekitar 15 menit, seorang ibu nyeletuk. “Ajhe.. Penyu na rajjhe ongghu!” (“Wah.. Penyu-nya besar sekali!” Celetukan itu disambut tawa murid-muridku. “Bi, aria dinosaurus, beni penyu!” (Bi, ini dinosaurus, bukan penyu!) Akhirnya ibu itu sepanjang film sering digoda oleh murid-muridku. Setiap ada adegan dinosaurus, mereka teriak, “Penyu!” Hahaha.. dasar iseng!
Sepanjang film, aku bergantian mencuri-curi pandang ke arah para penonton, ingin melihat ekspresi mereka. Saat adegan menengangkan, ada yang tetap fokus ke arah TV, ada yang menutup mata dengan tangan, ada yang sembunyi di balik punggung temannya, ada yang telungkup di lantai, dan lain-lain. Ada pula balita yang ketakutan dan minta pulang. Akan tetapi ibunya masih penasaran menonton sampai akhir.
Malam itu adalah salah satu malam tak terlupakan selama aku di Pinang Gunung. Bioskop dadakan ternyata berhasil membawa hiburan layar kaca dalam bentuk lain, karena biasanya setiap malam penduduk Pinang Gunung hanya menonton sinetron.
“Bu, minggu depan poleh ye…” (“Bu, Minggu depan lagi ya!)
Aku tersenyum. Masih ada stok beberapa film. Dan temanku di Jakarta juga akan mengirimkan “Laskar Pelangi” dan “Sang Pemimpi”. Adakah kawan lainnya yang mau turut meramaikan Bioskop Pinang Gunung? :D
[30012012]
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda