info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Tamparan Sekeras-kerasnya Hari Ini

Luluk Aulianisa 21 April 2012

 

Hampa. Itulah yang kurasa akhir-akhir ini. Datar. Bosan, Kehilangan semangat. Rasanya ingin tertawa miris melihat diri sendiri. Payah, aku menggerutu sendiri. Namun, sekali lagi, berkali-kali lagi, Tuhan memang selalu tahu bagaimana menyemangati hamba-Nya.

Sore itu aku berkunjung ke sebuah rumah sederhana di tepi Jalan Poros Majene-Mamuju,Sulawesi Barat tepatnya di daerah Binanga. Rumah tersebut adalah markas YPMMD  atau Yayasan Pemuda Mitra Masyarakat Desa binaan Bapak Aziil Anwar. Belakangan kutahu bahwa organisasi itu bergerak di bidang lingkungan dan sosial. YPMMD bahkan telah membuat mangrove center yang bertujuan mencegah abrasi air laut di pesisir pantai Binanga. Organisasi ini juga telah banyak menjalin kerjasama dengan beberapa instansi dari skala nasional hingga internasional macam UN Habitat dalam hal pelestarian lingkungan hidup dan kegiatan sosial lainnya.

Sumpah. Serius. Ini keren banget.

Markas YPMMD itu selalu ramai dikunjungi orang. Aku menyebutnya sebagai one-stop edutainment. Dalam rumah sederhana itu, ada banyak hal menarik dan unik. Mau internet? Ada! Mau pinjam buku ? Tinggal pilih ! Mau belajar bahasa inggris ? Boleh ! Mau belajar jahit pakai mesin otomatis ? Silakan ! Mau nyablon kaos ? Tersedia ! Mau nge-print ? Ambil ! Mau belajar alat musik ? Terserah ! Mau santai-santai ? Tidak dilarang ! Mau pulang ? Bisa diantar pakai mobil, gratis lagi!

Surely, for my first time, I was very impressed with this place.

Jadi di YPMMD itu ada juga kursus komputer dan bahasa Inggris. Yang jadi pengajarnya adalah anaknya Pak Aziil, bernama Fani. Namun tidak jarang juga anak SMP/SMA sekitaran situ menjadi pengajarnya. Jadi semacam berganti tutor, ada giliran tersendiri. Yang paling berkesan adalah anak-anak/pemuda lah yang memang sudah menginisiasi kegiatan/aktivitas dalam organisasi tersebut. Jadi, mereka itu kreatif sekali. Kegiatannya seru. Setiap hari Minggu, ada kegiatan penanaman bakau bersama. Programnya selalu inovatif dan menyenangkan seperti penanaman pohon di sepanjang jalan poros dan pendidikan kewirausahaan. Ini baru namanya pemberdayaan masyarakat!

Aku berbincang dengan Pak Azill. Aku terkesan padanya dan beliau sangat menginspirasi. Pak Aziil tidak setengah-setengah dalam menjalankan organisasinya ini. Suatu ketika ia berkata,

“ Kalau disini, apa-apa bebas, gratis, silakan saja. Biar mereka berkembang. Tidak usah dipikir lah, buat kebaikan ‘ga perlu hitung-hitungan “ kata Pak Aziil sambil tertawa

Deg. Hening.

 Kuakui itu tamparan keras buatku. Buat kebaikan ‘ga perlu hitung-hitungan.

Ya, di saat aku mulai lelah, banyak mengeluh, bosan, datar bahkan aku ‘hitung’ apa yang kuperbuat selama disini padahal.. Ya Tuhan..apa sih yang sudah kulakukan ? Belum ada apa-apanya !

“ Kalau memang rezeki sih ga kemana, dulu kita pernah nunggak listrik sampe 2 juta, ga ada uang tuh..hahaha...tapi tiba-tiba ada bantuan, akhirnya bisa deh bayar listrik sama beli mesin jahit otomatis juga “  sambung Pak Aziil tanpa beban.

Aku ikut tertawa tapi hatiku miris. Miris melihat diri sendiri. Aku seperti dibangunkan dari tidur panjang. Saat orang-orang di sekitarku telah melakukan hal berarti untuk kebaikan,mereka melakukannya tanpa beban dan paksaan, hingga semuanya mengalir lalu Tuhan memudahkannya. Di saat itu juga lah, aku merasa bahwa aku belum melakukan apa-apa,  kondisi psikisku sedang tidak bagus. Mengerjakan sesuatu seolah-olah hanya menuntaskan kewajiban. Perasaan tidak ikhlas rentan muncul. Aku kehilangan semangat, bahkan aku lupa apa sebenarnya tujuanku, cita-citaku. Hai, kemanakah makhluk halus bernama passion yang selama ini kusebut-sebut?

Inilah yang sebenarnya kuinginkan. Cita-cita terbesarku. Pemberdayaan masyarakat seperti yang Pak Aziil lakukan. HALOOOO LULUUUU..BANGUUUUNNN!!! MANA SEMANGATNYA ? LUPA SAMA CITA-CITAMU, LU? DITINGGALIN GITU AJA, APA YANG UDAH KAMU LAKUKAN ?? HAP..HAP..HAP..AYO BERGERAK !!!

Ya, itu monolog untuk diriku.

Aku teringat dengan Muhammad Yunus, Peraih Hadiah Nobel Perdamaian yang mengenalkan konsep bisnis sosial yang dirancang untuk hidup berkelanjutan. Organisasi ini memungkinkan para pemiliknya fokus pada upaya bukan peminta-minta, melainkan pada peningkatan manfaat yang dapat mereka berikan kepada masyarakat.

Konsep Muhammad Yunus dan pertemuan tak terduga dengan Pak Aziil di YPMMD sukses menjadi pemantik semangatku hari itu. Aku terdiam lalu tersenyum penuh arti. Jadi begini ya cara Tuhan menyemangati hamba-Nya yang lemah, yang mudah kehilangan semangat ? Ah, manis sekali ujungnya!

Jadi, untuk menuju cita-cita terbesarku itu, apa yang harus pertamakali dilakukan ya ?

BUAT KEBAIKAN ‘GA PERLU HITUNG-HITUNGAN

:)

Terima kasih Tuhan untuk tamparan sekeras-kerasnya hari ini melalui cara dan perantara-Mu yang (SELALU) menakjubkan.

Binanga, 06 April 2012

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua