Benda Ajaib itu Namanya Lup
Luluk Aulianisa 18 Maret 2012
Hari itu pelajaran IPA dan aku sedang membahas tentang alat optik. Salah satu alat optik adalah lup atau nama lainnya kaca pembesar/suryakanta. Aku menunjukkan seperti apa lup itu pada murid-muridku. Ternyata sebagian besar muridku sudah tahu dan mereka berebut ingin lihat dan memegang. Salah satu muridku, Sihab membawa lup itu keluar kelas diikuti teman-temannya. Aku penasaran apa yang hendak mereka lakukan.
“ Bu..Bu..lihat ini bisa bocor “ kata Sihab dan disusul oleh celotehan murid-muridku yang lain
Sihab mengarahkan lup pada cahaya matahari dan dibawahnya ia simpan sampah bungkus mie. Aku terkesiap. Tak menyangka mereka melakukan percobaan seperti itu. Bocor yang mereka maksud adalah terbakar.
“ Darimana kalian tahu ? Sudah pernah mencoba ya sama Bu Sakti (pengajar muda sebelumnya) ? “ aku bertanya terkagum-kagum.
“ Tidak, Bu..coba-coba sendiri “ kata mereka serempak.
Aku semakin kagum. Bisa-bisanya mereka mengulik benda bernama lup itu. Ya,lup yang diarahkan ke cahaya matahari memang akan bisa mengeluarkan api dan membakar kertas. Murid-muridku telah mengetahui dan mencobanya terlebih dahulu tanpa diberitahu.
“ Bu, lebih bagus lagi kalau sabut kelapa. Bisa terbakar juga, Bu “ kata Sul
Tak menunggu lama, Sul berlari keluar sekolah dan kembali membawa sabut kelapa. Mainan lup itu menyita perhatian tidak hanya murid kelas 5 saja melainkan juga murid kelas 6. Lapangan sekolah saat itu menjadi tempat percobaan kami. Setelah menunggu beberapa saat, sabut kelapa itupun terbakar dan muridku bersorak.
“ Hebat “ aku berdecak dalam hati. Kupandangi raut wajah mereka dengan sumringah. Anak gunung yang cerdas!
Melihat kejadian itu, aku teringat dengan ucapan Bapak Anies Baswedan,Ph.D, saat hari pertama pelatihan intensif Pengajar Muda angkatan III. Beliau berkata kurang lebih seperti ini “ Jika kalian fokus pada suatu hal, maka hal tersebut akan menjadi kenyataan dan tercapai. Seperti suryakanta yang diarahkan ke sinar matahari dan akhirnya bisa membakar kertas “
Aku termenung dan merasa tertampar dengan kalimat sakti itu. Aku berpikir kejadian dan ingatan ini muncul bukan kebetulan. Di saat aku memang merasa hilang arah, Tuhan menyentilku dengan cara yang tidak terduga. Sungguh hari itu aku banyak belajar dan merasa diingatkan kembali. Aku masih punya banyak cita-cita dan keinginan. Namun adakalanya aku goyah, bahkan mendadak hilang ingatan. Ah, begitu lemahnya manusia !
Aku tersenyum mengingat semuanya. Betapa hebat pembelajaran hidup setiap harinya. Terima kasih murid-muridku. Dari kalianlah, aku banyak belajar. Terima kasih Pak Anies atas kalimatnya yang menginspirasi. Aku ingin berkata pada diriku lagi “ Fokus, Luk..supaya cita-citamu tercapai “
Tuhan Maha Mendengar, kan? . Ya, pasti!
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda