info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Para Penggerak Pendidikan di Aceh Singkil

Leonardus Wical Z. A. 17 Desember 2021

Konsistensi dan Kegigihan

Berawal dari keresahan kak Oza yang khawatir nantinya generasi penerus di Aceh Singkil akan terus minder dan takut untuk belajar Bahasa Inggris, ternyata keresahan tersebut sama dengan yang dirasakan oleh bang Munji. Hingga pada akhirnya tercetus untuk membuat suatu English Club sebagai wadah bagi orang-orang di Aceh Singkil, untuk setidaknya membuat mereka sadar bahwa Bahasa Inggris bukanlah suatu momok yang menakutkan. Karena dengan begitu, mereka akan mau dan berani untuk belajar Bahasa Inggris.

Sudah tepat satu tahun (19 Juli 2021 yang lalu) usia Sayap Garuda English Club. Satu tahun bagi suatu komunitas lokal di Kabupaten Aceh Singkil bukanlah waktu yang singkat. Jatuh bangun kak Oza dan bang Munji pada saat mendirikan dan mengembangkan Sayap Garuda English Club sudah pasti mereka rasakan. Mulai dari susahnya mencari anggota, dan berbagai macam kendala lainnya. Namun berbagai dinamika tersebut tidak meruntuhkan niat mereka supaya generasi penerus di Aceh Singkil menjadi cerdas, khususnya di bidang Bahasa Inggris. Terima kasih kak Oza dan bang Munji, sudah turut berkontribusi untuk mencerdaskan bangsa.

Berikut adalah profil singkat dari para pendiri komunitas Sayap Garuda English Club, sekaligus sebagai penerima beasiswa LPDP:

1.      Munji Ashiddiqi @munjiasshiddiqi (Founder)

Lulusan: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya

Penerima beasiswa LPDP: Wageningen University and Research, Dutch

2.      Roza Rezeki Zulwita @its.ozaa (Co-Founder)

Lulusan: Universitas Sumatera Utara, Medan

Penerima beasiswa LPDP: University of Glasgow, Scotland UK

 

 

Seniman Aceh Singkil Peduli Pendidikan

Sosok yang satu ini sudah tidak diragukan lagi dalam hal kesenian. Berawal dari hobby menggambar sejak SMA, bang Yasir mencoba menekuni dunia seni rupa. Menjadi salah satu penerima beasiswa LPDP adalah hasil dari buah ketekunan tersebut. Berbagai macam prestasi telah diraih oleh bang Yasir, salah satunya adalah dengan terpilih sebagai peserta pameran galeri nasional. Prestasi tersebut sangat membanggakan karena dari 786 karya yang dikirim, hanya 16 seniman yang terpilih, di mana karya mereka akan dipajang dalam Pameran Seni Rupa Nusantara ke-11.

Tidak hanya itu, bang Yasir juga merupakan salah satu sosok inspiratif dari Aceh Singkil yang selalu punya berbagai macam inovasi dalam mengembangkan pendidikan. Salah satu kegiatan yang dicanangkan bersama dengan para penggerak pendidikan lainnya adalah kegiatan Pojok Baca. Yang awalnya hanya dilakukan di Rimo, hingga akhirnya juga dilaksanakan di beberapa desa penempatan Pengajar Muda dengan nama kegiatan Roadshow Pojok Baca.

 

Yang Muda Yang Bergerak

Istilah yang muda yang bergerak sangatlah cocok disematkan pada ketiga pemuda-pemudi Aceh Singkil, bahwa mereka adalah contoh orang muda yang selalu semangat untuk berkontribusi dalam bidang pendidikan dengan cara yang out of the box. Rizki Fitriadin atau yang akrab disapa dengan Rian merupakan pemuda Aceh Singkil yang memiliki pemikiran luar biasa kritis. Hal tersebut dapat dilihat pada saat beberapa kali berada dalam forum diskusi bersama Rian. Rian yang juga merupakan founder dari Obrolan Bermakna (salah satu komunitas lokal di Aceh Singkil) mengatakan bahwa dia ingin pemuda-pemudi di Aceh Singkil mempunyai wadah untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait hal-hal yang berguna sebagai pengembangan daerah. Maka dari itu, lahirlah Obrolan Bermakna yang pada awalnya terinspirasi dari teman-teman di kampusnya yang sangat senang berdiskusi berbagai macam topik.

Keaktifan Rian dalam banyak hal (salah satunya membantu Pengajar Muda yang ada di Aceh Singkil) merupakan bentuk kecanduan pada diri Rian untuk selalu aktif khususnya hal-hal yang berkaitan sebagai kebermanfaatan bagi orang lain. Semangat seperti itulah yang ingin dibagikan oleh Rian kepada orang muda lainnya.

Rizki Fitriadin (Rian)

Mahasiswa Jurusan Manajemen, Universitas Sriwijaya, Palembang

Penerima beasiswa Bright Scholarship YBM BRI

Lala adalah contoh kedua yang cocok dikenal dengan istilah yang muda yang bergerak. Walaupun memiliki usia yang masih muda, tetapi Lala mempunyai pemikiran yang cukup dewasa. Keterlibatannya di berbagai kegiatan memiliki misi ingin mengubah mindset orang-orang yang berpikir bahwa tanpa pendidikan mereka masih dapat hidup, menjadi bahwa pendidikan adalah salah satu hal penting yang harus dijalankan. Berangkat dari keprihatinan Lala terhadap beberapa orang muda yang memilih untuk menikah di usia dini, Lala pun bergabung dalam Obrolan Bermakna dengan harapan makin banyak pemuda-pemudi Aceh Singkil yang sadar akan pentingnya pendidikan. Dan pastinya mereka tidak takut untuk mengenyam pendidikan setinggi mimpi mereka masing-masing.

Nurmala (Lala)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Lolos kuliah jalur SNMPTN

Yang muda yang bergerak ketiga sangat tepat disematkan pada bang Haris. Abang yang satu ini merupakan salah satu pemuda yang banyak sekali memberikan bantuan kepada Pengajar Muda yang ada di Aceh Singkil dalam menjalankan program-program pendidikan bersama dengan para penggerak lainnya. Keterlibatannya dalam berbagai macam kegiatan pendidikan adalah sebagai bentuk pembelajaran diri, sekaligus menambah pengalaman supaya bisa berkontribusi dalam pengembangan daerah.

Haris Kurniawan (bang Haris)

Lulusan Teknik Informatika, Universitas Ubudiyah Indonesia, Banda Aceh

Announcer Radio Xtra FM, Rimo, Aceh Singkil

Lala berpesan bagi semua orang muda untuk terus menebar hal positif dan bergerak maju. Hal itu didukung oleh pesan bang Haris bahwa kita harus selalu berusaha untuk berbuat baik dan tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan kita. Pastinya tidak lupa untuk selalu menerima kritik dan saran dari orang lain, sebagai bentuk pengembangan diri. Karena kata Rian, orang yang memiliki potensi besar adalah orang yang mau menerima kritik dan saran dari orang lain.

 

Bukan Hanya Sekedar Penggerak

Mungkin bagi sebagian besar anak muda seusia mereka akan banyak menghabiskan waktu untuk nongkrong atau bermain bersama dengan teman-teman. Tetapi tidak untuk mereka. Mereka adalah contoh tiga anak muda yang terlibat aktif dan bergerak untuk kemajuan pendidikan di Aceh Singkil.

Menjalin relasi dengan para penggerak lainnya, menjadikan mereka semakin percaya diri dan punya nilai tambah. Bagi mereka, bertemu dengan banyak orang adalah pengalaman yang sangat luar biasa. Tapi bagiku, mereka adalah tiga anak muda yang dapat menjadi panutan bagi anak-anak muda lainnya. Walaupun mereka sibuk sebagai pelajar dan aktif dalam berbagai kegiatan, tetapi prestasi masih dapat mereka raih.

Asgar yang aktif sebagai ketua OSIS di sekolahnya, dan juga dia merupakan anggota Paskibra Kabupaten 2021. Rangga dengan kesibukannya sebagai siswa PKL di kantor BKPSDM Aceh Singkil, yang juga merupakan director of Sayap Garuda English Club. Dan yang terakhir, Jibly dengan prestasinya sebagai juara 1 solo gitar tingkat provinsi dan juara 7 solo gitar tingkat nasional dalam kejuaraan FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) 2021.

Dari hal tersebut, di sini aku yang malah belajar banyak dari mereka. Aku punya keyakinan yang kuat, bahwa suatu saat mereka akan sukses dengan jalannya masing-masing. Dan dapat memberikan pengaruh positif kepada teman-teman sebaya mereka

 

Pengabdian Luar Biasa Bagi Aceh Singkil

Berawal dari mimpi untuk menjadi seorang Pengajar Muda di Indonesia Mengajar, Rahmad Hidayat Munandar atau yang dikenal dengan bang Rahmad tidak langsung putus asa ketika mimpinya belum bisa tercapai. Dari kegagalan tersebut, bang Rahmad malah makin semangat untuk mengabdi bagi Aceh Singkil, khususnya dalam bidang pendidikan. Salah satu kontribusi bang Rahmad adalah dengan mendirikan Keumala Coffe and Books dan juga Pustaka Keumala Bangsa di Rimo.

Dengan adanya ruang baca tersebut, bang Rahmad ingin memberikan wadah bagi masyarakat dari berbagai komunitas di Aceh Singkil, untuk duduk berdiskusi dan berkolaborasi. Dan ruang baca adalah salah satu mimpi bang Rahmad sejak lama, karena bang Rahmad ingin meningkatkan literasi di Aceh Singkil.

Tak hanya itu, sejak kedatangan Pengajar Muda angkatan pertama di Aceh Singkil, bang Rahmad selalu aktif membantu dan mengajak berkolaborasi untuk mengadakan berbagai macam kegiatan. Bang Rahmad juga mengajak pemuda-pemudi di sini untuk aktif dan selalu memberikan motivasi kepada mereka agar setia dalam pengabdian melalui kegiatan-kegiatan bersama dengan Pengajar Muda.

Besar harapan bang Rahmad khususnya dalam bidang pendidikan, supaya seluruh elemen masyarakat di Aceh Singkil menyadari bahwa pendidikan adalah kewajiban bersama. Sehingga masyarakat di sini dapat saling bahu membahu untuk memajukan pendidikan di Aceh Singkil. Terima kasih bang Rahmad, sudah turut berkontribusi demi pendidikan yang lebih baik di Aceh Singkil.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua