Refleksi Hari Guru
Kristiyani Dwi Marsiwi 25 November 2017Hari ini tepat 6 bulan saya ditugaskan di Muning Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pada hari yang berbahagia ini pula, saya mendapatkan suatu hal yang baru, rasa yang muncul kembali. Seperti wabah re-emerging.
Hari ini tepat 6 bulan yang lalu, saya merefleksikan diri saat sebagai seorang Komandan Kelas pada pelatihan CPM XIV. Saat itu saya membawa 41 rekan CPM untuk menempuh medan latihan survival yang sungguh-sungguh survival, di perbukitan Purwakarta, Jawa Barat.
Medan yang terjal, cuaca yang ‘bersahabat’, dan banyak lagi, tantangan baik dari dalam dan luar diri yang menjadi pengalaman tak terlupakan. Bagaimana jika ada kawan yang sakit? Bagaimana jika ada kawan yang luka? Bagaimana jika ada kawan yang tidak bisa menyalakan api?
Hari ini tepat 6 bulan saya ditugaskan, saya merenungi. Bahwa pelatihan yang saya terima itu hanyalah sebuah simulasi apabila saya nantinya ditempatkan di dunia nyata yang tidak seperti saya bayangkan sebelumnya. Tidak seperti mendapat kemudahan-kemudahan sebagaimana saya biasa jalani di kampung halaman saya.
Lantas apa yang lain?
Kini saya mengalami sendiri menjadi seorang guru.
Seorang guru SD.
Hari ini 6 bulan setelah saya ditempatkan, saya telah bertemu dengan tokoh-tokoh pendidikan yang luar biasa.
Saya bertemu dengan Bapak Zainul, seorang guru sekaligus kepala Sekolah di SDN Hakurung Dalam. Beliau menginisiasi perubahan di sekolah dan masyarakat Hakurung untuk bisa maju melalui pendekatan kesenian. Hakurung kini terkenal dengan seni panting, dan murid-muridnya menjadi anak yang berani tampil, penuh semangat, dan motivatif untuk sekolah lebih tinggi. Beliau mengajak seluruh warga untuk bisa mengupayakan agar anak-anak mereka bisa sekolah setinggi mungkin dan mampu bersaing dengan anak-anak dari manapun.
Saya bertemu Ibu Hartati, seorang pengawas SD di Daha Selatan, yang juga memimpin rekan-rekan guru di wilayahnya untuk mampu konsisten terus mengajar apapun yang terjadi. Tak hanya melalui kata, beliau mencontohkan langsung bahwa pendidikan bisa mengubah hidup seseorang, bahkan suatu kaum. Siapapun bisa maju, kita yang orang kampung pun bisa maju, asalkan kita mau dan tekun untuk berusaha.
Saya bertemu Bapak Aini, Kepala Sekolah kece yang menjelang pensiunnya masih bekerja dengan giat dan penuh keikhlasan melayani, memajukan, dan mengupayakan yang terbaik untuk SD Muning Dalam. Dana yang tidak selalu ada, tenaga yang tidak semua orang mau bantu. Beliau adalah orang yang pertama mengatakan “Ya” jika datang gagasan-gagasan untuk lebih menyemarakkan kegiatan belajar mengajar. Dan tekun, mengajak siapapun yang mau membantu untuk ikut turun tangan.
Saya bertemu Bu Risna, Pak Subli, dan beberapa guru honor di sekolah garis depan terluar, yang saya tahu berapa pendapatan mereka setiap bulan dari mengajar. Antara lancar dan tidak, lebih sering tidak rutin menerima gaji honor. Beberapa juga tidak didukung keluarganya karena alasan-alasan. Tapi tidak seharipun mereka mengeluh. Mereka datang. Mereka mengajar. Menempuh jarak yang jauh, medan yang sulit, bahkan menyisihkan biaya sendiri untuk kegiatan belajar mengajar.
Saya bertemu dengan ratusan guru pada saat RuBI 17-18 November 2017 lalu, yang banyak datang dari sekolah terpencil. Saya melihat torehan mimpi mereka dalam secarik kertas, akan seperti apa harapan mereka terhadap pendidikan khususnya di HSS.
Lalu saat kegiatan Ruang Berbagi Ilmu ditutup, kami bersama menyanyikan Hymne Guru….
Bergetar..
Tak terbendung..
Siapapun dalam ruangan itu merasakan haru yang mendalam..
Terbersit kesulitan dahulu di masa kecil saat bersekolah. Teringat anak murid yang sampai mengesalkan hati karena tidak kunjung bisa membaca. Terbayang tangis seorang ibu siswa kelas 1, yang sangat tersentuh karena anaknya bisa menulis rapi.
Digugu lan ditiru..
Keras perjuangan seorang guru, tak terbayangkan jika kelak muridnya jadi sarjana
Letih perjalanan seorang guru, tak menyangka jika kelak muridnya jadi ilmuwan
Pegal punggung dan rasa remuk betis mengayuh sepeda, tak tergantikan melihat kelak muridnya ada yang jadi pemimpin bangsa
Guru..
Tanpamu apa jadinya aku
Guru..
Jasamu telah mencerahkan duniaku
Selamat Hari Guru,
Selamat kuucapkan kepada seluruh guru-guru hebat, di perbatasan, di pelosok negeri, di puncak-puncak gunung, di kampung-kampung terisolir, di manapun berada..
Kau sungguhlah pelita dalam kegelapan
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda