Ikan dan Orang Jepang

Khairil Hanan Lubis 27 Mei 2013

 

Suatu malam di pertengahan Februari.

Beberapa orang duduk mengelilingi sebuah meja persegi di dalam rumahku. Dua buah pelita menerangi dari atas meja. Kami--aku dan delapan siswa--sedang belajar untuk persiapan penyisihan Olimpiade Sains Kuark, level 3.

Tangan kananku menggenggam senter yang diarahkan ke halaman buku Kuark di tangan kiriku. Sudah hampir seminggu listrik tak menyala. Sedang ada gangguan, katanya. Karena itu aliran listrik ke kampung kami diputus sementara, agar listrik di kota kecamatan tetap menyala. 

Cahaya senter itu kemudian menjadi center perhatian kami, membahas materi malam itu. Bahasannya tentang berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh manusia. Salah satunya protein.

Kiki         : Bapa guru, ikan itu banyak protein?

Aku        : Iya, ikan itu banyak mengandung protein. Orang Jepang dibilang pintar-pintar karena mereka suka makan ikan. Jepang itu kan negaranya kepulauan, jadi ya banyak ikan.

Andi       : Katong lai di sini banyak ikan.

Aku        : Betul. Kamong hari-hari makan ikan segar tho? Harusnya sama-sama cerdas kayak orang Jepang ka seng?

(semua hening)

Aku        : Memang kamong semua cerdas tho! Betul ka seng?

(tak ada yang menjawab, semua hanya tersenyum-senyum)

Aku        : Bayangkan, dolo waktu katong awal-awal di kelas enam, cara tambah kurang aja masih banyak yang bingung. Sekarang kamong su tau pecahan, volume lai. Su bisa tulis jurnal, tulis surat, bikin cerita..

Ateng    : Su tau menara Eiffel lai!

Aku        : Ha! Padahal dolo, Jakarta aja seng tau.

(semua tertawa)

Aku        : Jadi karena memang kamong itu cerdaslah makanya walaupun su ketinggalan jauh, tapi tetap bisa kejar pelajaran. Seng ada beda dengan orang Jepang tho, sama-sama makan ikan. Berarti kalau terus rajin belajar, ya kamong bisa seperti orang  Jepang!

Andi       : Katong su sama kayak orang Jepang ini.. Aheee...

Hahaha... Semua tertawa.

 

Salam,

Manise Tanah Beta

   

* Katong             : kami/kita

   Kamong            : kalian

   Seng                   : tidak

   Lai                       : lagi

   Dolo                    : dulu


Cerita Lainnya

Lihat Semua