Serambah Menangis, Pak Guru Tidar “Bukan” Seorang Guru!

Karecka Tira Supratman 1 Juli 2012

Bersendu, bersujud syukur berterimakasih kepada Tuhan

Seseorang telah berbakti

Bergetar hati menusuk nurani, air mata meleleh entah sampai kapan

Merayap mengantarkan bintang

Satu-satu menghampiri dalam sepi

Sedih tak berujung

Bapak Guru Tidar akan pulang

 

Ini bukan kisah tentang sekuntum bunga putih yang berkembang di musim kemarau atau tentang oase yang muncul tiba-tiba di gurun pasir yang sangat gersang. Ini tentang seorang asing yang datang membawa senyuman, bernyanyi di tepi sawah, bersenda gurau di atas durung (dangau), dan setiap pagi menyentuh nadi menghangatkan setiap anak di Dusun Serambah, Pulau Bawean.

Dengan sedikit niat bakti, Bapak Guru Tidar membawa segudang harapan. Ia berjalan menuju sekolah gunung, menyapa setiap warga yang ia temui, wanita, pria, tua, atau muda. Senyum ramah penuh optimisme mencerahkan setiap wajah yang lusuh. Meraba-raba setiap potensi yang ada.

Bapak Guru Tidar bukanlah kumparan yang berubah menjadi magnetik yang dapat menarik logam di sekitarnya. Pesona yang sejuk lembut membawa harapan menarik setiap sudut Dusun Serambah, menarik energi negatif dan membuangnya jauh-jauh, memberikan wabah positif di setiap pundak warga Serambah, memberikan setitik sinar di kegelapan.

Dihantam ombak berkarang dikala memperjuangkan hak murid-murid, pelecehan dengan senyum sinis kerap menyapa, Pak Guru Tidar tetap semangat, tersenyum. Menemani setiap langkah kecil anak-anak, bercerita tentang cahaya dan harapan di setiap jengkal jalan kerikil tajam yang mereka lalui.

Bapak Guru Tidar adalah seorang ayah dari anak yatim yang ditinggal mati oleh ayahnya, seorang ibu dari anak yang ditinggal ibunya pergi mencari nafkah di negara lain, menjadi anak dari orang tua yang anaknya pergi meninggalkan tanah indah Bawean, menjadi sahabat setiap pemuda, menjadi contoh Pengajar Muda selanjutnya.

Layaknya seorang ksatria bermandikan keringat berjuang menjalankan misi, jauh dari rumah, tak ada kenyamanan, Bapak Guru Tidar pantang menyerah. Kini perjuangan sudah mulai terlihat hasilnya, anak-anak mencintai sekolahnya, mencintai gurunya. Setiap orang tua menginginkan anaknya berpendidikan tinggi, memiliki tata krama mencontoh Pengajar Muda.

Bapak Guru Tidar bukanlah seorang guru, ia adalah embun yang selama satu tahun lalu turun di setiap atap anak dan warga, mengajak berlari kencang menyalakan cahaya kegelapan. Kini setitik cahaya sudah mulai terang dan terus-menerus bertambah terang.

Bapak Guru Tidar sudah pulang, tetapi semangatnya terus berkobar di Serambah. Sampai jumpa Bapak Guru Tidar, selamat berjuang di medan yang lain. Namamu sudah terpatri kuat di jantung setiap warga Serambah.

See you on the top!


Cerita Lainnya

Lihat Semua