DUA HILANG ESA TERBILANG

Junarih Jun 3 Februari 2011
Pepatah itu memang sengaja dibalik dari aslinya, esa hilang dua terbilang,tapi bukan tanpa alasan. Pepatah itu dibalik sebagai gambaran kondisi guru saat ini di SD saya. Awal semester ini secara tak terduga dua guru yang berstatus pegawai tidak tetap mengundurkan diri. Selain karena memang pemerintah kabupaten Halmahera Selatan tidak lagi menerbitkan SKnya, mereka mengundurkan diri karena yang satu pergi ke kabupaten lain dan mengajar disana sedangkan yang lain lebih memilih jadi nelayan bagan karena tidak besarnya gaji guru honor di sekolah. Jadi praktis kami hanya berdua, saya dan Ibu Rus. Sebenarnya bertiga dengan kepala sekolah tapi kepala sekolah masih sering tidak hadir di sekolah karena alasan macam-macam. Lagi –lagi dengan sangat terpaksa saya harus menggabung kelas, tidak mungkin lagi saya ajar satu-satu dengan pola masuk – menerangkan sebentar – kasih tugas – masuk ke kelas lain karena banyaknya kelas yang kosong. Ini terjadi sejak pekan pertama semester genap ini. Kesalahan pengumuman tes CPNS di kabupaten Halmahera Selatan, adalah musibah buat bu Halima tapi keberentungan bagi sekolah kami, sekolah  kami jadi ketambahan satu guru lagi. Namanya Ibu Halimah, umurnya sekitar 32 tahun, semula Ia mengajar di desa Imbu-imbu. Suatu sore, RRI Ternate mengumumkan nama-nama peserta yang lolos tes CPNS. Ia rasa Ia mendengar namanya. Esok paginya, ini bukan dramatisasi, Ia berangkat ke Labuha meski cuaca sangat buruk, angin kencang, hujan besar dan ombak memang sedang senang sekali menggurita, seolah menjulurkan tentakel-tentakelnya, ombak tak henti-henti mengayun perahunya. Harapan bahwa Ia diterima menjadi PNS kabupaten Halmahera Selatan adalah kekuatan satu-satunya yang membuat Ia nekat menembus itu semua. Singkatnya, Ibu Halimah sampai di Labuha. Segera saja Ia menuju kantor kepegawaian dan menanyakan status dirinya yang menurut pengumuman tes CPNS di RRI dinyatakan lolos. Kali itu dengan sangat percaya diri Ia menanyakan kapan terbit SK nya dan kapan pula Ia tau dimana tempat tugas ngajarnya yang baru. Petugas kantor kepegawaian dengan sigap melayani permintaan-permintaanya tapi naas berkali-kali petugas kepegawaian itu mencari namanya dari sederet nama-nama yang lolos tes CPNS di kabupaten Selatan, namaya tidak ada. Sekali lagi petugas kepegawaian itu berusaha mengecek namanya, mungkin karena tidak ingin mengecewakan Ibu Halimah yang sudah datang dari jauh penuh dengan pengorbanan itu tapi memang namanya tidak ada. Ibu Halimah akhirnya pergi meninggalkan kantor kepegawaian itu dengan perasaan berat dan kecewa dan bertekad tidak akan balik lagi ke desa Imbu-imbu. Kini ia kembali ke kampung halamannya, Sawang Akar, dan menjadi guru di SD kami.

Cerita Lainnya

Lihat Semua