TNI MENGINSPIRASI DAN ORANG TUA IKUT BERPARTISIPASI DI BUMI PERKEMAHAN SIAGA – PENGGALANG SDN 30 LUBAI (KELAS JAUH)

Januar Ikhsan 22 Maret 2015

Bumi Perkemahan Serasan Sekundang Dusun VI Desa Pagar Dewa Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.

Pramuka adalah kegiatan Ekstrakulikuler wajib yang sebagian besar digemari oleh seluruh pelajar di Indonesia. Salah satunya oleh siswa-siswi SDN 30 Lubai (Kelas Jauh). Guru-guru mengadakan kegiatan Perkemahan Pramuka siaga dan penggalang yang kedua kalinya selama 2 hari. Kami juga mengundang TNI Koramil Rambang-Lubai untuk menghadiri sekaligus menginspirasi anak-anak ala TNI.

Jumat pagi 13 Maret 2015, anak-anak yang terbagi menjadi 5 regu kumpul di depan halaman sekolah untuk diperiksa segala perlengkapan pribadinya maupun perlengkapan kelompoknya. Nama-nama regunya terdiri dari regu putra yaitu Rajawali dan Elang sedangkan regu putri yaitu Teratai, Melati dan Cempaka. Kemudian setiap regu berbaris dengan dipimpin oleh setiap pemimpin regunya (pinru) untuk persiapan melakukan gladi resik upacara pembukaan. Pembina upacara pembukaan adalah Sersan Mayor Yuslianto anggota TNI Rambang-Lubai. Sambil menunggu rombongan TNI tiba di lokasi, guru-guru, masyarakat yang terlibat dan semua regu melakukan persiapan-persiapan terutama kesiapan peralatan dan logistik lainnya. Sekitar pukul 10.00 pagi, akhirnya 2 anggota TNI tiba di sekolah. Warga di Dusun sangat antusias sekali ketika rombongan TNI tiba di sekolah. Upacara pembukaan pun dilaksanakan dengan hikmat yang telah dibuka resmi oleh Pak Sersan Mayor Yuslianto. Acara selanjutnya adalah TNI mengisi materi tentang Profesi TNI, dilanjutkan dengan materi tata pelaksanaan upacara bendera dan PBB selama 40  menit. Pada profesi TNI menyampaikan tentang sejarah TNI dan tugas abdi negara seorang TNI. Kemudian mengkoreksi pelaksanaan upacara pembukaan, melatih pemimpin upacara, ajudan, pembaca teks dan petugas pengibar bendera. Pada materi PBB menjelaskan dasar-dasar baris-berbaris. Siswa terlihat antusias dan semangat dalam menyimak materi dari TNI. Usai mengisi materi, bapak-bapak TNI pun bergegas makan siang bersama sebelum sholat Jum’at yang sudah disiapkan makanannya oleh guru-guru. Disinilah kami sharing dengan bapak TNI yang inti pembicaraannya adalah guru-guru sangat senang sekali bapak TNI bisa datang lagi yang kedua kalinya ke SDN 30 Lubai (Kelas Jauh). Setelah makan, kami semua berfoto bersama dengan bapak-bapak TNI di depan gedung sekolahan. Setelah itu guru-guru, siswa dan TNI bergegas berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at di Masjid At-taqwa. Seusai sholat jum’at, pak Yuslianto dan Pak Adhi pamit dan tidak bisa lama di sekolah, karena harus kembali lagi ke kantor. Dengan dipimpin oleh pinrunya, masing-masing regu megucapkan tepuk terima kasih kepada Bapak TNI yang sudah menginspirasi. Satu persatu anak-anak menyalami pak Yuslianto dan pak Adhi sebelum bapak-bapak meninggalkan sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 13.30 siang, saatnya melakukan persiapan HIKING / menjelajah. Penjelajahan pun dimulai, setiap regu harus melewati berbagai rintangan selama di perjalanan dan harus melaksanakan tugas dibeberapa pos. Posnya dibagi kedalam 9 pos terdiri dari pos lagu nasional dan daerah, pos menyusun puzzle, pos UUD 1945, pos PBB, pos pantun, pos kepramukaan, pos halang rintang, pos fisik-mental dan pos kerohanian. Pada saat pelaksanaan hiking, orang tua siswa memasak di dapur alam yang sudah dibuat oleh masing-masing regu. Para orangtua bekerjasama membuat masakan yang lezat dengan berbagai macam menu, seperti daun ubi disayur, semur jengkol, sambel terasi, sambel kemang, iwak asin dan telor dadar. Menu makanan ini disiapkan untuk peserta kemah.  Selama penjelajahan, setiap regu dituntut untuk kompak dan menjaga keselamatan. Campur aduknya rasa senang, sedih dan takut menyelimuti anak-anak di setiap posnya. Terutama keseruan anak-anak di pos ke 8 yaitu pos fisik-mental. Di pos ini setiap anak harus merangkak dilumpur yang sangat kotor tanpa mengenai tali rapia yang ada di atasnya, walaupun sedikit menyentuh bagian punggung, maka anak itu harus mengulang merangkak kembali ke garis start seperti latihan fisik tentara. Setelah merangkak diatas lumpur, anak-anak berenang di sungai anca C sekaligus bersih-bersih. Setelah semua regu melewati 9 pos, lalu dilanjutkan dengan kegiatan lomba yang diadakan oleh masyarakat, meliputi lomba kepemimpinan, ketangkasan berpikir, bercermin tanpa kaca, tanda tangan warga dan keagamaan. Kegiatan ini di inisasi oleh kelompok masyarakat meliputi guru ngaji TPA, Bu RT, Bidan dan dibantu oleh sebagian warga yang ada. Dalam mengikuti perlombaan ini anak-anak sangat antusias sekali dan seru terutama pada lomoba berhias tanpa kaca. Karena pada perlombaan ini seorang anak harus menghias / make up wajah temannya dengan kedua mata ditutup oleh kain. Hasil menghias sebagian besar belepotan, seperti wajah badut. Banyak masyarakat yang tertawa ketika anak salah merias. Setelah perlombaan selesai, setiap regu bergegas ke sekolah. Kemudian bersih-bersih dan bersiap-siap melaksanakan sholat magrib di kelas dilanjutkan dengan kultum hingga sholat isya yang dipimpin oleh bapak Ustadz Ponrin. Sholat dan kultum terlaksana dengan hikmat. Setelah itu guru-guru dan anak-anak makan malam sebelum melaksanakan upacara api unggun. Sekitar pukul 20.00 WIB gladi resik upacara api unggun dimulai. Masyarakat termasuk orang tua murid ikut menyaksikan kegiatan ini bahkan ikut serta dalam melatih persiapan api unggun. Tidak lama lagi, upacara api unggun pun dilaksanakan penuh dengan kehikmatan yang di akhiri dengan lagu/hymne api unggun. Semua bernanyi dan terharu dengan diterangi oleh besarnya cahaya api dan di imbangi oleh suara sandi ambalan. Setelah itu beranjak ke acara berikutnya yaitu pentas seni. Setiap regu harus menampilkan kreasinya yang kreatif. Suasana semakin ramai saat setiap regu menampilkan kreasinya. Ada yang menampilkan puisi lucu, tarian, joged goyang dumang, dangdut dan ada pertunjukkan atraksi memecahkan genteng dengan kepala. Kemudian ada juga warga / bapak-bapak yang melakukan atraksi sulapnya. Suasana menjadi tambah ramai, ketika regu teratai menampilkan kreasinya, dan tak lama hujan pun turun dengan deras. Akhirnya kegiatan pentas seni dilanjutkan di kelas, setelah itu dilanjutkan dengan nobar acara edukasi. Tidak terasa jam menunjukkan pukul 23.00 WIB malam. Semua regu dinstruksikan oleh pendamping regunya untuk istirahat tidur karena nanti tengah malam jam 01.30 akan ada renunugan malam. Setelah melakukan aktivitas yang padat, anak-anakpun dengan lelap istirahat di kelas. Saya dengan sebagian warga yang jaga sama sekali tidak tidur, saya masih menikmati hangatnya api sambil membakar ubi. Keadaan hening, hanya suara jangkrik dan burung hantu yang meramaikan suasana malam. Banyak anak - anak yang ngigo tak jelas, mungkin ini efek dari kecapean. Tidak terasa waktupun menunjukkan pukul 01.30 dini hari malam. Saya dan Pak alex salah satu aktor lokal yang sering melatih pramuka bergegas membangunkan semua anak. Ayo cepat bangun . . . . bangun. . . . sudah pagi. . . . “Ujar Pak Alex padahal hari masih tengah malam. Selama setengah jam waktu membangunkan anak hingga sampai bisa berdiri tegak dan berbaris. Banyak hal lucu yang terjadi, seperti ada anak yang pakai sepatunya salah atau kebalik antara kanan dan kiri dan baju kebalik. Tidak semua anak mengikuti renungan malam karena kondisi badan yang kurang sehat. Setelah itu semua regu berbaris dan setiap anak ditutup matanya menggunakan sehelai kain hingga tidak bisa melihat. Kemudian setiap anak saling memegang bahu temannya berjajar seperti kereta api. Barisan paling depan memegang tangan pendamping. Semuanya diarahkan dan dibawa ke ruangan kelas mengingat di luar masih hujan. Renungan malam pun dimulai. Anak-anak membentuk lingkaran besar dengan kondisi mata masih di tutup oleh kain. Dengan di iringi musik yang slow dan sedih, Guru-guru menyampaikan nasihat atau pepatah orang tua dan guru harus kalian patuhi. Hampir semua anak bercucuran air mata. Guru-guru saling menjawab dan menasihati anak-anak tentang orang tua. Suasana semakin terharu dengan diiringi musik instrumen syukur. Beberapa jam kemudian, anak-anak kembali ke barisan semula dan berjalan sambil berteriak “aku sayang ayah dan bunda, aku akan menghormati guru”, dengan kedua mata masih di tutup. Setelah sampai, semua anak membuka tutup matanya. Waktu menunjukkan 04.00 pagi, semuanya istirahat. Jam 05.00 anak-anak kembali dibangunkan untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di kelas. Setelah itu, sekitar pukul 06.00 pagi anak-anak menyiapkan sarapan pagi. Ada yang memasak nasi goreng dan membuat mie goreng dan mie rebus. Setelah sarapan anak-anak mencuci seluruh peralatan makan. Setelah itu semua peserta melaksanakan olahraga senam pagi selama 1 jam ke depan. Pada saat senam sebagian anak-anak kelihatan lesu sudah tidak bergairah lagi. Namun dengan iringan senam goyang dumang yang diikuti oleh guru-guru dan para tamu undangan akhirnya anak-anak kembali bergairah. Setelah senam, setiap regu dengan dipimpin pinrunya melakukan oprasi semut atau buang sampah dan bongkar tenda. Setelah semuanya bersih dan rapih, upacara penutupan pun dilaksanakan dengan hikmat. Pembina upacara penutupan kali ini adalah guru. Dalam isinya menyampaikan manfaat dan ilmu yang sudah kita dapatkan dari kegiatan perkemahan ini. Dan tanpa penghormatan balik kanan bubar jalan, semua peserta difoto bersama bapak-ibu guru maupun tamu undangan. Setelah difoto bersama, semua peserta melakukan musafahah atau bersalaman dengan guru-guru maupun masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini. Pukul 10.00 pagi, anak-anak pulang ke rumah dan istirahat.

Itulah cerita di Bumi perkemahan Tanah Sriwijaya Kabupaten Muara Enim dari pelosok hutan karet.

Melalui Kemah ini kami banyak belajar dari lingkungan, alam dan sesama. Karena Dasa Dharma mengatakan “Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia.”

SALAM PRAMUKA!!!

Tepuk Pramuka 1 kali dari SDN 30 Lubai (Kelas Jauh) untuk semua anak-anak pramuka yang ada di Indonesia . . . . prok prok prok, , prok prok prok, , prok prok prok prok prok prok prok.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua