Pertandingan Olahraga Pertama Kami

Inti Putri Madinah 20 September 2024

Selasa, 17 Oktober 2024 adalah hari pertama kecamatan mengadakan Lomba dalam rangka Memperingati Hari Olahraga Nasional. Menurut surat yang beredar, hari itu hanya akan ada pencanangan dan senam bersama seluruh sekolah sehingga siswa diliburkan. Namun, informasi itu baru sampai ketika dimalam hari dan desaku yang tidak stabil jaringan internet cukup kesulitan memastikan semua orang mengetahui informasi bila disebar melalui grup whatsapp. Akhirnya kami berbagi tugas, guru yang berada disekitar sekolah tetap masuk terlebih dahulu untuk mempersiapkan para murid mengikuti lomba dan sebagian yang dekat pusat kecamatan ikut kegiatan pencanangan. Ketika sampai dipusat kecamatan, kami mencari informasi lengkap pada panitia agar lebih jelas termasuk perubahan apa saja yang mungkin terjadi. Ternyata, lomba olahraga guru-guru disamakan dengan pencanangan dan jadwal anak-anak hari kamis. Alasannya adalah esoknya guru olahraga ada kegiatan dipusat kabupaten. Mendengar hal tersebut, disampaikanlah berita tersebut kepada guru-guru yang sedang masuk disekolah. Guru-guru menyepakati apabila panitia mau menunggu kehadiran SDN 31 Wonosari, maka guru-guru akan segera turun setelah mengkondisikan anak-anak. 

Panitia sepakat bahwa pertandingan SDN 31 Wonosari akan menunggu. Waktu yang ditempuh oleh guruku kurang dari 1,5 jam dari waktu normal biasanya adalah 2 jam. syungg, ngebut sekali diantara jalan yang penuh lika-liku itu (jangan ditiru). Pas sekali, kurang dari 10 menit SDN 31 Wonosari langsung bertanding dan lolos ke babak berikutnya. Oh iya, cabang yang dilombakan adalah Bola Gotong Royong, sejenis estafet bola. Pertandingan berjalan sangat seru, guru-guruku begitu antusias dan bersemangat. Disanalah aku melihat bahwa guru-guruku ternyata sangat kompetitif dan supportif. Hal ini dibuktikan ketika menunggu giliran bertanding, kami semua mendukung sekolah lain dengan menjadi supporter. Pertandingan terus berjalan, dan akhirnya kami pulang dengan membawa juara 3. Semua guru-guru tersenyum lebar. Ternyata, guru-guruku telah berjanji kepada anak-anak yang lomba bahwa berkumpul lagi disekolah sore hari untuk persiapan dan latihan. Pukul 2 siang selesai perlombaan guru-guru, mereka semua pun yang dipusat kecamatan naik kembali ke Sekolah, kecuali aku karena tidak ada motor yang kosong dan akan menyusul esok pagi. 

Mundur kebelakang sedikit. tadinya lomba yang akan diikuti hanyalah lomba Atletik. Setiap sekolah mengirimkan 1 putra dan 1 putri, sehingga secara dana akan lebih terjangkau karena bisa menggunakan motor. Namun, setelah berbincang dengan sekolah yang masih di 1 desa (sekitar 30 menit waktu tempuhnya) akhirnya bersepakat menyewa mobil pick up untuk ber 2. Jadi biaya lebih murah, dan bisa menurunkan lebih banyak anak-anak. Keputusan mendadak itu menyisakan konsekuensi anak-anak hanya memiliki waktu 1,5 hari untuk latihan.  Namun, target kali ini adalah untuk melihat medan perlombaan dan menguji mental anak-anak. 1,5 hari semua intensif latihan. Tidak banyak fasilitas yang kami miliki untuk berlatih. Walaupun demikian, selalu ada cara. Lari balok berlatih dengan dus, net menggunakan tali hingga atletik menggunakan bambu. Guru-guru mengambil porsi membina setiap cabang lomba, ada: Atletik, lari balok, bola gotong royong, voli dan bulu tangkis. Anak-anak begitu bersemangat dan optimis, beberapa orang tua dari anak-anak juga berniat ikut turun untuk mendukung.

Keesokan paginya, turun perlombaan. Ketika sampai langsung tanding. Semua berjalan pararel, sehingga pembagian sumber daya guru-guru lagi. Guru dan orang tua adalah suporter terbaik anak, tidak peduli apapun kedua elemen ini berteriak dan menjadi fans terdepan setiap anak-anak bertanding. "SDN 31 heboh ya"-begitu responnya. Bagaimana tidak, kami ingin menunjukan diri bahwa SDN 31 Wonosari ada walau dari salah satu ujung kecamatan. Kami juga ingin anak-anak percaya, bahwa terpencil bukan berarti tertinggal bahkan harus lebih tajam lagi taringnya. Anak-anak kami dicabang atletik berlari dan melompat sekuat tenaga, hampir menang. Tim voli serta lari balok kalah tipis, dan bulu tangkis lolos babak penyisihan. Ada amarah, tangis, biasa saja, tertawa dan hikmah yang terlihat dari anak-anak. Guru-guru dan orang tua menguatkan, bahwa kalah menang itu adalah bagian dari perlombaan. 

Ini adalah lomba olahraga pertama yang diikuti sejak berdirinya sekolah tahun 2017. Rasa haru dan bangga masih sangat terasa dihati ini, terutama ketika menyaksikan anak-anak bekerja keras dan fokus, didukung guru-guru serta orang tua yang saling bekerjasama. Keikutsertaan ini menjadi awal semangat baru, bahwa kegiatan ekstrakulikuler perlu ada sehingga kapanpun perlombaan datang kondisi anak-anak selalu siap diikut sertakan. Menjadi semangat pula untuk orang tua agar bisa memfasilitasi potensi anak-anaknya. Hal terpenting adalah menyadarkan pihak sekolah maupun masyarakat bahwa semua anak memiliki potensi yang dapat diasah dan akan terus tumbuh selama diberikan akses.


Cerita Lainnya

Lihat Semua