Kini Air So Mengalir di Sekolah Torang

Inti Putri Madinah 29 Juli 2024

Satuan Permukiman 3 (SP3), Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kab. Boalemo, Provinsi Gorontalo memiliki satu SD yang berdiri sejak tahun 2017 bernama SDN 31 Wonosari. SD negeri paling muda di kecamatan. SD ini dibangun di daerah transmigrasi bernama SP3 yang terdiri dari masyarakat multikultural, yaitu trans bukan berasal dari Provinsi Gorontalo dan yang berasal dari Provinsi Gorontalo. Sekolah dibangun diantara kebun-kebun dan berjarak dengan pemukiman penduduk.

Semenjak sumur sekolah amblas, tidak ada lagi sumber air disekolah sehingga anak-anak dan guru harus pergi ke sungai atau rumah penduduk yang jaraknya sekitar 50 m-100 m dari sekolah.

Kalimat ditengah jam pelajaran tak jarang muncul "Ibu torang mau berak dikuala" (Ibu kami mau BAB disungai) jawaban guru "Iya, deng siapa? Jangan sendiri e" (Iya, dengan siapa? Jangan sendiri ya).

Merasakan kondisi tersebut pihak sekolah serta orang tua siswa prihatin, karena jarak yang ditempuh untuk izin bisa menghabiskan waktu untuk ketinggalan pelajaran dikelas. Namun, melihat anggaran belum cukup bila harus membuat sumur ulang. Akhirnya Komite dan Sekolah mengadakan musyawarah untuk mencari solusi air disekolah.

Musyawarah dimoderatori oleh kepala sekolah dan dimulai dari keresahan tidak adanya air dan dampak kepada siswa oleh guru, lalu ditanggapi orang tua siswa. Beberapa solusi muncul seperti iuran membangun sumur ulang, adanya pembuatan jalur air dan membuat talang tadah hujan.

Melihat potensi yang muncul yaitu sedang seringnya turun hujan di SP3 dan pembelajaran yang segera akan dimulai dicari solusi tercepat sambil menunggu pembuatan jalur air di SP3 yang sedang dikerjakan masyarakat. 

Disepakatilah pembuatan talang air hujan, dengan pembelian pipa dengan sistem bergotong royong antara sekolah dan orang tua siswa. Pada hari jumat, gotong royong dilakukan Bapak-bapak dari orang tua siswa hadir membawa peralatan dan bersama-sama dengan guru-guru memasang talang air hujan bahkan dengan keran wudhu. Sembari bergotong royong obrolan hangat terjalin ditemani pisang goreng dari Mama salah satu orang tua siswa. Pemasangan talang selesai dalam setengah hari, semuanya bersyukur dan berharap hal yang dilakukan ini bisa mendukung anak-anak disekolah.

Ketika hari senin, talang air sudah terisi. Siswa disaat istirahat siang belajar berwudhu dengan guru PAI kemudian sholat dzuhur berjamaah. Sejak ada air kembali disekolah, tidak ada lagi yang izin pergi ke sungai.

Orang tua siswa dan guru-guru di Sekolah yang harmonis dan terjalin komunikasi baik ternyata dapat menghadirkan daya dukung terbaik untuk siswa di sekolah. 

"Kini air so mengalir di sekolah, torang bisa mudah berjamaah sholat dzuhur”


Cerita Lainnya

Lihat Semua