Hujan Tak Lunturkan Semangat Kami Untuk Ke Sekolah

Indri Sartika 9 Mei 2014

Pagi ini, Rabu 7 Mei 2014, diwarnai hujan rintik membuat malas untuk beranjak dari tempat tidur. Jujur saja aku rasanya malas sekali untuk berangkat ke sekolah pada hari itu. Tetapi ketika aku akan berangkat, jam ditanganku menunjukkan pukul 7.35 wib, aku melihat 4 orang anak-anak datang dari kejauhan dengan tas sebagai penutup kepala mereka berjalan menuju sekolah. Pada saat itu aku merasa malu sekali ternyata anak-anak saja masih semangat ke sekolah meski dengan cuaca hujan, bahkan mereka tidak membawa payung. Akhirnya aku putuskan berangkat bersama mereka. Karena payung yang ku punya hanya 1, akhirnya bersama mereka aku minta berjalan cepat saja agar tidak lama terkena hujan.

Sampai di sekolah, benar saja, tidak ada satu pun guru yang datang. Hanya ada beberapa anak-anak saja. Kemudian satu persatu murid SD 05 datang ada yang dengan membawa payung, ada pula yang berhujan-hujanan dengan motor. Hingga jam menunjukkan pukul 8.15 hanya sekitar belasan anak yang datang.

Hari itu harusnya diadakan kegiatan lomba cerdas cermat dan mewarnai dalam perayaan hardiknas, namun karena jumlah murid yang datang sedikit akhirnya saya memutuskan untuk mengisi kelas dengan bernyanyi-nyanyi saja setelah itu saya akan berdongeng di depan mereka. Awalnya anak-anak kuberi semangat dan apresiasi kepada mereka yang sudah mau datang ke sekolah meski cuaca hujan dengan tepuk tangan, setelah itu kami bernyanyi beberapa lagu dengan berbagai macam gerak agar tubuh tetap hangat tidak kedinginan. Setelah kami menyanyikan beberapa lagu, anak-anak mulai banyak berdatangan. Jumlah mereka sudah lebih dari 30 anak. Aku mulai mempertimbangkan untuk tetap mengadakan lomba.

Akhirnya aku membuat kesepakatan, pukul 09.00 wib lomba dimulai. Masih ada 15 menit lagi kugunakan untuk membagi kelas, kelas kecil (kelas 1-3) berkumpul di ruang kelas 4 untuk mengikuti lomba mewarnai, lalu kelas besar (4-6) berkumpul di ruang kantor untuk lomba cerdas cermat. Tadinya hanya aku guru yang datang, namun tak berapa lama Bu Wiwid pun datang membantuku dalam pelaksanaan lomba. Meski hanya kami berdua guru yang hadir dan hujan tak kunjung reda, lomba berjalan cukup seru.

Namun yang lebih penting dari pada pelaksanaan lomba adalah melihat semangat anak-anak yang masih mau berangkat ke sekolah. Dari 128 siswa, ada 40an anak yang mau berangkat dengan menembus dinginnya hujan, berbasah-basahan, demi bisa belajar di sekolah. Hari ini aku belajar dari anak-anak bahwa hujan takkan mematahkan semangat mereka untuk merajut cita menuju masa depan.


Cerita Lainnya

Lihat Semua