Cerita si Senen

Indri Sartika 14 Maret 2014

Hari ini aku mau sedikit cerita tentang anak di kelas V, namanya Made Setiawan biasa dipanggil Senen. Pelajaran hari ini adalah Bahasa Indonesia dan SBK. Di pelajaran BI saya meminta anak-anak untuk membaca buku cerita lalu menuliskan siapa saja tokoh beserta perannya dan juga ceritakan secara singkat isi buku tersebut. Di antara semua murid hanya Senen yang tidak mengumpulkan dengan alasan dia tidak paham. Padahal aku dan juga murid-muridku yang lain sudah berusaha menjelaskan ke dia. Lalu akhirnya dia tidak dapat menyelesaikan tugasnya dan meminta izin saya untuk menjadikan tugas tersebut pe-er.nya. Karena waktu juga akhirnya aku beri kesempatan untuk dijadikan pe-er.

Dan dipelajaran SBK aku meminta anak-anak untuk menggambar wajah teman-teman mereka dan tuliskan sifat-sifat baik temannya tersebut. Aku melihat gambar anak-anak, lucu-lucu hasilnya. Lalu aku melihat gambar seorang anak yang menggambar Senen. Disana dia menulis sifat Senen seperti suka marah-marah, tidak sopan pada guru, dsb. pokoknya isinya negatif semua. Lalu saya tanyakan ke anak tersebut, mana sifat baiknya, lalu anak tersebut menjawab “anak kayak gitu mana punya sifat baik bu..bu”.

Saya speechless, memang Senen bisa dibilang anak yang berbeda, karakter dia keras mungkin faktor lingkungan juga. Ya banyak temannya bahkan guru pun tidak suka karena karakternya itu. Lalu saya berkata pada anak-anak di depan kelas ‘sejelek-jeleknya teman kalian, atau sejahat-jahatnya mereka pasti mereka memiliki sifat yang baik, coba kalian tulis sifat baik teman kalian minimal satu saja. Coba kalian amati lagi, cari tahu lagi jika menurut kalian sifat baik.nya tidak ada”. Setelah anak-anak menyelesaikan gambar mereka dan ditempel di dinding kelas dan mwmberi penjelasan manfaat dari tugas tersebut, saya meminta anak-anak untuk menulis ucapan terima kasih untuk teman sekelas mereka di kertas kecil lali saya minta mereka untuk menyatakan rasa terimakasih mereka langsung ke teman yang dituju. Karena kelas jadi sangat ricuh maka saya ubah konsepnya menjadi satu persatu maju ke depan kelas dan mereka membacakan ucapan terimakasih mereka.

Yang paling mengharukan adalah ungkapan dari Senen. Dia menulis pengakuan dia sebagai anak yang nakal yang telah sering menyakiti hati teman sekelas dan Pak Indra (PM sebelum saya). Lalu diakhir kata dia berkata “apakah teman-teman mau memaafkan saya?” Serentak anak-anak bertepuk tangan dan saya pun merasa terharu mendengarnya. Lalu saya tanyakan kembali pertanyaan Senen, “dimaafkan gak anak-anak?” Dan anak-anak menjawab “iya”. Benar-benar haro yang mengharukan bagi saya dan anak-anak kelas V hari ini.

Setiap anak mempunyai berbagai macam karakter, meskipun tidak jarang tingkah mereka bikin kita kesel tapi mereka tetap saja anak-anak yang butuh perhatian dan bimbingan untuk diarahkan menjadi manusia yang baik kelak.


Cerita Lainnya

Lihat Semua