Yang Dibutuhkan adalah Kesabaran dan Keteguhan Hati

Ike Septi Yastari 27 Juli 2013

             Malam ini hujan turun dengan derasnya, sepertinya hujan akan awet sampai besok pagi. Malam yang dingin tapi nyaman untuk tidur merebahkan diri dari rutinitas yang lumayan bikin capek. Lolongan anjing mulai bersahut-sahutan tandanya sudah mulai pagi dan hujan tak kunjung berhenti meneteskan dirinya. Sedingin apapun aku tetap menyiapkan diri untuk pagi ini, segala peralatan dan bahan-bahan yang aku siapkan tadi malam untuk kelas pagi ini sudah siap.

            Saatnya berangkat, orang-orang masih pada tidur. Hari hujan begini tidak ada masyarakat yang pergi untuk nderes karet karena bakalan percumajugakalau hujan-hujan gini ke kebun. Aku pun berjalan sendirian menggunakan payung dibawah guyuranhujan deras.

“Ibu mau ke sekolah? Kalau hujan begini tidak ada yang berangkat sekolah buk” seorang warga memberitahuku.

Hening sejenak dan berfikir, emmmmmm.

“Oh begitu ya pak? Gak papa deh pak, saya mau mencoba ke sekolah siapa tau akan ada siswa yang datang” jawabku.

Perjalanan kesekolah aku lanjutkan.

“Ibu kesekolah?” ada yang bertanya dengan nada heran lagi.

“Iya” jawabku

Sudahlah lupakan kata orang-orang itu, dan aku tetap berjalan meski kaki sudah belepotan tanah merah. Akhirnya akupun sampai di sekolah.

........................................Ziiinggggggggggggggggggggggggg....................................................

                 Sekolah benar-benar kosong, sunyi, senyap tak berpenghuni, tak ada murid dan tak ada guru, dan tak ada satupun ruang sekolah yang terbuka semua terkunci rapat. Berdiriku termangu di bawah pohon sawit di pojok sekolah lengkap dengan payung yang masih ku pegang. Semakin deras hujan turun semakin deras pula air mata yang bercucuran. Ya Allah salah apa hambamu ini, apakah ini balasan atas kesalahan-kesalahan yang pernah aku lakukan waktu SD dulu?Jika memang begitu aku ikhlas dari pada balasannya di akherat dan lebih berat mending sekarang saja hikz hikz. Tapiperasaan saat aku SD dulu meskipun hujan sederas apapun aku tetap berangkat kesekolah. Berjalan menggunakan sepatu yang dibungkus kresek hitam, menggunakan payung dan memeluk tas agar tidak basah. Tapi apa-apaan ini, tak ada satupun siswa dan guru yang datang. Lalu aku hubungi orangtua ku menanyakan apakah waktu dulu aku pernah bolos sekolah saat hujan turun? Ibuku bilang kalau aku tak pernah bolos sekolah meski hujan turun sangat lebat. Ya iyalah aku malah senang kalau hujan turun karena bisa hujan-hujanan hehe.

            Lalu aku tetap menunggu sampai jam menunjukkan pukul 08.30, alhamdulillah mulai bermunculan satu persatu siswa yang datang kesekolah. lima orang sudah terkumpul,karena kelas tidak ada yang dibuka maka kami belajar di emperan sekolah, menggunakan rak sepatu yang kokoh untuk kursi dan ada dua meja yang masih diluar kami gunakan untuk menulis. Kita belajar suka-suka, menggambar, bernyanyi membuat karya dari kertas gulung, saat ituyang penting happy. Aku berharap dengan pelajaran yang asyik-asyik ini mereka bisa menceritakan kepada teman-teman yang lainnya bahwa sekolah di saat hujan itu tetap menyenangkan hahaha. Hujan mulai reda murid sudah mulai lebih banyak lagi. Kursi dan meja sudah tidak muat. Ada seorang guru yang lewat lalu menyarankan untuk memulangkan saja anak-anak itu karena hujan dan kelas tidak dibuka. “baik pak nanti mereka saya suruh pulang kalau sudah bosan belajarnya, sekarang mereka masih ingin belajar  jadi biar nanti saya pindah ke langgar saja belajarnya.”

                    Akhirnya kelas pindah ke langgar dengan jumlah siswa sekitar 13 – 15 aku tidak ingat yang jelaslengkapmulaidari kelas 1 – 6 dan aku bingung bagaimana cara mengajar siswa dengan kelas yang bermacam-macam ini. Kemudian mereka aku kelompokkan menjadi dua bagian kelas kecil (1 – 3) dan kelas besar (4-6). Kelas kecil belajar menulis dan membaca kelas besar belajar IPA dan membuat karya dari kertas. Waktu tak terasa sudah pukul 11.  Kelas diakhiri dengan memutar film dan hari itu berakhir dengan indah. (Rabu, 17 Juli 2013)

                    Malam ini hujan lagi lebih deras malahan, hemmm besok pagi bagaimana ya? Baiklah aku tetapsemangat menyambut pagi. Sehabis subuh akhirnya tidur lagi karena kecapekan alhasil bangunnya kesiangan, dan akupun terkejut anak-anak sudah pada berteriak-teriak di depan rumah memanggil-manggil namaku“ibu ike, ibu ike, ibu ike” seruan mereka

                        Oh pagiku cerah diguyur hujan, kami berangkat dengan penuh semangat. Pagi ini sangat berbeda. Tiba disekolah sudah ada lumayan siswa yang datang baik datang sendiri maupun diantar orangtuanya. Sekolahpun sudah dibuka dan woww ada 1 ibu guru yang sudah datang lebih dulu. Lalu kami hanya menggunakan 2 kelas untuk belajar sesuai dengan jumlah guru yang ada. Ibu santi mengajar kelas 1 -3 dan aku mengajar kelas 4-6. Kalau dirata-rata setiap kelas yang hadir sekitar sepuluh jadi lumayan banyak dibandingkan saat hujan kemaren.

                         Ditengah-tengah pelajaran dimulai datang lagi 2 guru. Oh Tuhan betapa senangnya hati ini, mereka hadir untuk anak-anak. Meskipun kelas hanya sebentar namun Alhamdulillah ada kemajuan semoga disaat hujan turun lagi pelajaran akan tetap berjalan normal. Tak ada lagi siswa yang disuruh pulang karena hujan. Dalam menjalani semua ini yang dibutuhkan adalah kesabaran dan keteguhan hati yang panjang. Aku percaya suatu saat nanti akan menjadi lebih baik dari hari ini akan lebih hebat dari sekarang dan akan lebih percaya akan mimpi dan harapan dari sihir pendidikan. (Kamis, 25 Juli 2013)


Cerita Lainnya

Lihat Semua