info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

3 Pelajaran dari Paser

Ijma Sujiwo 27 Januari 2011
Selama satu bulan di masyarakat Paser, banyak beberapa hal yang saya pelajari di sini antara lain: 1. Kepuhunan Kepuhunan merupakan suatu paham yang dipercayai oleh masyarakat di sini, dimana akan terjadi kecelakaan jika kita menolak ajakan untuk makan. Jadi jika kita diajak untuk makan maka kita tidak boleh menolaknya nanti akan kapuhunan kata mereka. Bisa dibayangkan oleh kalian jika hari raya, seperti hari raya Idul Adha kemarin, dimana setiap berkunjung kita diajak makan dan kita tidak boleh menolaknya. Ada cara yang biasa dilakukan agar tidak terkena kepuhunan ketika diajak makan namun sudah kenyang, yaitu dengan “nyantap” dimana kita hanya memegang gelasnya saja atau mengambil sedikit makanan lalu ditempelkan di pipi. Wah cukup menarik sekali, bahkan pernah saya liat ketika ada pengajian ada seorang ibu yang menempelkan nasi di pipi anaknya yang sedang tidur agar tidak terkena kepuhunan. Dalam kepuhunan ada 3 makanan yang tidak boleh ditolak dan harus dimakan walaupun hanya sedikit. Ketiga makanan tersebut adalah nasi, ketan dan kopi. Alasan kenapa ketiga makanan tersebut menjadi keramat adalah untuk menghargai karunia dan berkah yang telah diberikan-Nya kepada kita. 2. Leklekan Leklekan adalah kebiasaan masyarakat Paser dimana ketika ingin membangun rumah salah satu anggota keluarga tersebut, biasanya kepala rumah tanggta atau suami, harus menunggui tanah yang akan dibangun sampai pagi (peletakkan batu pertama). Hal tersebut supaya pembangunan rumah berjalan dengan lancar dan tolak bala. 3. Minyak Paser Minyak Paser ini merupakan minyak buatan penduduk asli Paser dan digunakan untuk menjaga sesuatu (biasanya harta benda seperti kebun atau rumah) supaya tidak dicuri. Minyak Paser bisa dikatakan magic karena ketika ada orang yang mencuri atau melewati kebun misalnya yang sudah diberi minyak Paser maka orang tersebut akan terkena penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan oleh pengobatan medis dan hanya bisa sembuh jika pemilik tanak tersebut memaafkan perbuatan pencuri tersebut dan menarik kembali minyak Paser yang ada dipencuri tersebut. Asal usul minyak Paser juga masih abu-abu. Saat ini sudah sedikit sekali orang Paser yang membuat dan menggunakan minyak Paser mereka sudah bisa bercampur dan menerima kebudayaan atau orang luar.

Cerita Lainnya

Lihat Semua