info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Relawan, Rela Punya Banyak Kawan

Hanif Azhar 13 September 2014

Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman

Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang

Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

...

(Merantau, Imam Syafii)

 

Saya seorang pengagum sajak merantaunya Imam Syafii. Sajak ini selalu berhasil menjadikan saya tegar dalam menghadapi semua tantangan. Maklum, sejak masuk SMA saya sudah merantau, jauh dari orang tua. Sampai sekarang, bergabung di Gerakan Indonesia Mengajar dan berpetualang di pedalaman hutan Sumatera Selatan.

Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman. Hah, Benarkah demikian? Baru pertama saya menginjakkan kaki di tanah sumatera. Bersama teman-teman satu tim penempatan. Namun kami percaya, setiap niat baik yang ada, Tuhan tidak pernah mempersulitnya. Tuhan tidak menutup mata.

Minggu pertama masa transisi kami lalui dengan pembelajaran luar biasa. Ya, kami. Saya, partner sekecamatan saya, Syamrotun Fuadiyah, dan Pengajar Muda yang kami gantikan, Siti Nurul Adhimiyati dan Ridwan Gunawan. Kami mengadakan kemah bakti berjamaah dari SD penempatan kami, SDN 10 Rambang kelas jauh dan SDN 3 Rambang kelas jauh. Selain itu, turut berpartisipasi pula SMPN 3 Rambang, yang berlokasi tak jauh dari tempat tinggal saya.

Kemah bakti pertama ini sangat spesial bagi anak-anak dan masyarakat. Pasalnya, para relawan dari Komunitas Beguyur Bae turun tangan untuk pendidikan. Mereka adalah komunitas pecinta alam dan pelatihan outbond di Sumatera Selatan. Tentunya ini merupakan pengalaman outbond pertama dan tak kan pernah mereka lupakan. Selain itu, Para relawan dari komunitas alumni Kelas Inspirasi Palembang, Sriwijaya Menyala, dan Blood for Sumsel juga turut berpartisipasi. Tempat kami pun penuh canda tawa dan kisah inspirasi mereka di bawah api unggung yang membara.

Memasuki Bulan Ramadhan, kami kedatangan tamu dari Muara Enim. Yaitu Ustadz Firdaus, Ikatan Dai Indonesia (IKADI) dan beberapa santrinya. Kami mengadakan pengajian akbar di Talang Airguci untuk meramaikan Masjid Nurul Islam. Siapa sangka, ini adalah pengajian pertama sejak talang ini berdiri puluhan tahun silam. Masyarakat sangat antusias dan berlanjut tanya jawab sampai tengah malam.

Kaget, terpaku, tak percaya. Bagaimana bisa sebuah pemukiman yang tak jauh dari kota, belum pernah mendapat siraman rohani. Kami pun melakukan audiensi dengan warga, bekerjasama dengan IKADI Kabupaten Muara Enim. Sebulan kemudian, berdirilah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Nurul Islam setelah vakum bertahun-tahun.

Tidak hanya sampai di situ. para Relawan Peduli Pendidikan (RPP) Palembang juga berencana membuat sosial projek Ramadhan di Talang Airguci. Aktivasi masjid dan pengadaan perpustakaan Islam menjadi fokus kegiatan ini. Yaitu dengan melaksanakan pesantren kilat selama empat hari dan juga berbagai macam kompetisi. Salah satunya lomba fashion show busana muslim. Entah kenapa, anak-anak di sini begitu percaya diri untuk berlenggak-lenggok di atas catwalk.

Di saat yang bersamaan, dua mobil Perusahaan Gas Negara (PGN) sempat mampir ke tempat kami. Mereka memberikan bantuan beasiswa sekolah dan para dhuafah. Padahal, seharusnya bantuan itu diberikan kepada SD di desa. Tapi entah bagaimana ceritanya, mereka menemukan sebuah jalan kecil masuk ke hutan. Rasa penasaran itulah yang membawa mereka sampai ke tempat kami. Membangun relasi yang baik dengan pimpinan CSR-nya yang kebetulan masih muda dan asyik dibuat bercanda, akhirnya beberapa program pun turun di sini. Termasuk program Mobil Sehat.

Mobil Sehat merupakan program pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan dari PGN, bekerjasama dengan Rumah Zakat. Ini adalah sebuah program pembinaan desa yang akan dilaksanakan selama setahun ke depan. Bersama para relawan medis dari berbagai rumah sakit di Palembang, mereka mengunjungi kami dengan teratur. Dua kali sebulan, ditambah posyandu. Pimpinan tim Rumah Zakat dan para relawan medis yang masih muda, menjadi keluarga baru bagi kami semua.

Selain itu, beberapa relawan dari berbagai macam komunitas pun seringkali berkunjung ke tempat kami. Salah satunya adalah teman-teman dari Forum Indonesia Muda (FIM). Sekedar datang dan bercerita, itu sudah menjadi inspirasi luar biasa bagi anak-anak di sini. Apalagi datang dengan membawa hadiah. Bahkan sebuah permen pun mampu menjadi sumber kebahagiaan mereka.

Beberapa surat inspiratif pun berdatangan dari para relawan yang ada di Perancis, Italy, dan Jepang. Sekedar menyapa dan mengirimkan kartu pos serta foto-foto di belahan bumi sana, sudah menjadi pondasi mereka untuk berpetualang menakhlukkan citanya.

Puncaknya, ketika #iuRUN publik di Palembang, akhir Agustus silam. Semua komunitas bersatu padu, meramaikan Kambang Iwak Park untuk lari bersama anak-anak se-Indonesia. Mereka percaya, optimisme untuk pendidikan yang lebih baik dan bermartabat itu masih ada.

Entah bagaimana ceritanya, belum genap tiga bulan di penempatan, tapi hidup saya begitu berwarna, penuh makna. Sepertinya daya tarik penempatan PM sangat besar bagi para relawan. Teringat pesan Anies Baswedan sebelum keberangkatan, Indonesia masih punya banyak orang baik yang mau turun tangan menyelesaikan masalah pendidikan. Terimakasih Pak Anies, saya sudah membuktikan.


Cerita Lainnya

Lihat Semua