info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Sign

Ginar Niwanputri 1 Maret 2011

Sign, tanda.

Setiap tempat punya tanda, misalnya tulisan selamat datang di Bandar Lampung, atau batas antara TBB dan TB Induk, atau lambang tapis yang ada dimana-mana. Setiap jalan punya tanda, seperti rambu lalu lintas, misalnya S dicoret artinya dilarang stop atau berhenti. Jika lampu merah artinya berhenti dan lampu hijau artinya maju, itulah tanda.

Dosen saya, Pak Husni, pernah bercerita tentang tanda, ternyata tanda itu ada kuliahnya sendiri, tanda yang tampak kecil namun ternyata kompleks dan sangat penting dalam kehidupan kita. Semua sisi kehidupan kita terdiri dari tanda, bahkan huruf atau angka itu pun adalah tanda, sesuatu yang abstrak, sepaerti kata Bu Wei, trainer dari I-TEACH. Kita menyebut satuan jumlah, contoh ada sebuah benda berjumlah satu, nah 1 itu sendiri adalah tanda yang disepakati bersama. 1 itu angka yang melambangkan jumlah. Pada zaman prasejarah, sebelum mengenal huruf dan angka, manusia menggunakan gambar untuk berkomunikasi.

Itulah tanda, yang selalu dibutuhkan manusia untuk berinteraksi. Ketika kita ke toilet di mall, di gagang pintu biasanya ada tanda merah atau hijau, betul? Atau bisa juga tanda isi atau kosong. Nah sekarang bagaimana untuk toilet di rumah? Untuk kamar mandi yang ada kuncinya sebetulnya sih aman-aman saja kalau tidak ada tanda yang bisa dilihat oleh orang lain.

Nah, sekarang kita bicara di desa, masih banyak kamar mandi yang tidak ada kuncinya, sebetulnya sudah berpintu pun sudah syukur alhamdulillah. Mari kita lakukan observasi kamar mandi di rumah masing-masing PM TBB.

Dimulai dari kecamatan Way Kenanga. Di rumah saya, kamar mandi di dalam rumah dan berpintu, namun tidak berkunci. Tanda jika ada orang di dalamnya adalah sendal yang ditaruh di depan pintu. Untuk WC, letaknya di luar, berpintu setengah, tandanya adalah handuk atau celana yang ditaruh di atas pintu sehingga dapat terlihat dari luar.

Di rumah Isal yang lama, kamar mandi dan WC di luar rumah, berpintu dan tidak berkunci, tandanya sama seperti di tempat saya, sendal di depan pintu. Nah di rumahnya yang baru, kamar mandi di dalam rumah, berpintu, tanpa kunci, untuk tandanya sampai sekarang saya belum bisa menemukan, soalnya kalau masuk kamar mandi sendalnya dipakai, mungkin cukup dengan suara air dan berdehem. WCnya belum pernah coba. :P

Di rumah Asril yang lama, saya baru sekali ke kamar mandinya, yang pasti letaknya di luar dan berpintu, hmm, belum bisa diputuskan tandanya. Untuk rumah barunya, saya belum pernah ke sana.

Di rumah Selfi, kamar mandi dan WC di luar, berpintu dan berkunci. Safe!

Di rumah Yuni yang baru (rumah yang lama rasanya saya belum pernah mencicipi kamar mandinya hehe), kamar mandi di luar, tidak berpintu, dikelilingi tembok dengan tinggi sekitar 1 meter, tandanya handuk ditaruh di tembok dan suara air, atau bisa juga teman yang berjaga di sekitar kamar mandi, hihi. Untuk WC, di luar, berpintu dan berkunci, tetapi pembatasnya cukup rendah, agak riskan jika tidak diberi tanda, maka taruhlah handuk di atas pintu atau pembatasnya.

Way Kenanga sudah, sekarang kita bergerak ke kecamatan sebelah, Gunung Agung.

Di rumah Rusdi, kamar mandi dan WC di dalam, tidak berkunci, tandanya adalah pintu yang tertutup dan suara air.

Di rumah Asti dan Nila, kamar mandi dan WC di dalam, berpintu, dan berkunci. Safe!

Di rumah Hasan, kamar mandi mirip seperti Yuni, mungkin tandanya sama, dengan handuk yang ditaruh di pintu. WCnya belum pernah cicip. :P

Nah satu-satunya rumah yang belum pernah saya kunjungi adalah rumahnya Riza, nanti kalau saya sudah main dan mencicipi kamar mandi dan WCnya, insyaAllah saya update ya. :)

Ok, sekarang yang menjadi masalah adalah sepulang dari retraining di Karang (orang sini menyebut Bandar Lampung sebagai Karang, berasal dari Tanjung Karang, nama daerah di pusat kota Bandar Lampung), bagian belakang rumah saya diubah, lantai dapur, merupakan jalan menuju kamar mandi, dilapis semen, yang tadinya kita harus pakai sendal kalau mau ke dpaur, sekarang tidak lagi. Lalu apakah masalahnya? Ya, tandanya hilang. Sendal sebagai penanda ada orang di kamar mandi sudah tidak bisa dipakai lagi, sampai saat belum ada konvensi terbaru mengenai tanda kamar mandi, sejauh ini sih suara kran air dan suara keciprak-kecipruk, ditambah suara berdehem atau batuk secukupnya bila perlu.

Keep busy, stay healthy!

;)


Cerita Lainnya

Lihat Semua