info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Episode yang Tertunda

Ginar Niwanputri 21 Januari 2011

“Para penumpang yang terhormat, sesaat lagi kita akan mendarat di Bandara Raden Inten II Bandar Lampung.“

Ah, rasanya baru saja saya menikmati nyamannya kursi maskapai penerbangan yang katanya nomor 1 di Indonesia ini, baru saja akan mencoba memejamkan mata yang kelelahan akibat kurang tidur 2 hari terakhir. Hmm, saya lirik jam di tangan kiri saya, belum 30 menit kami terbang, perjalanan yang super singkat. Makanan pun masih banyak tersisa, bahkan 2 orang di samping saya, Saka dan Pak Eko, belum sempat menyentuh makanan mereka sama sekali. Mereka bisa tertidur pulas dalam waktu yang singkat.

Hap, saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di bumi Lampung. Bandara yang sederhana. Tas-tas besar sudah menunggu untuk diangkut, ternyata kumpulan dus kami yang dikirim duluan sudah bertengger dengan indahnya di atas mobil pick-up yang menyambut kami di pintu keluar bandara. Bergeraklah kami ke hotel di Bandar Lampung, dengan menggunakan 2 mobil yang berbeda.

Mobil yang saya tumpangi disetir oleh pria muda, usut punya usut, ternyata Mas Dedi ini kelahiran 1988, jelas lebih muda dari kami semua. Ternyata lagi, Mas Dedi ini Presiden BEM Universitas Megow Pak, Tulang Bawang Barat (TBB). Universitas yang akan dikunjungi oleh Pak Anies esok hari. Waw, bahkan yang menjemput kami adalah aktivis senior kampus, merupakan suatu kehormatan bagi kami semua, para pengajar muda TBB.

Kami sampai di hotel, membawa barang secukupnya dari mobil pick-up. Ternyata hotelnya lumayan oke, tv, ac, air panas, double bed, percuma sih sebetulnya, karena saya tidur sendiri. Dipanggil turun untuk makan, entah sarapan atau makan siang, ya boleh dibilang brunch. Makanannya pedas sangat, entah kenapa, apa memang orang Lampung suka yang pedas-pedas ya?

Sehabis makan, kami diberi waktu istirahat sampai makan siang, agenda selanjutnya adalah orientasi kota dan makan siang di luar. Kami kembali ke kamar masing-masing. Saya sempatkan mandi sebentar, dilanjut dengan tidur, tidur yang sebenarnya, di atas kasur yang rapi. Dua malam terakhir saya tidur di kasur asrama yang di sekitarnya penuh barang yang akan dikemas dan tidur singkat di bis Pancawati – Cengkareng.

Saya terbangun, jam 14.00, panik, pasti saya ditinggal makan siang keluar nih, pikir saya. Saya sms Asti yang berada di kamar sebelah. Ternyata kamar sebelah juga baru bangun, dan ternyata memang hampir semua terlelap tak berdaya akibat kelelahan yang berkepanjangan. Akhirnya Riza datang mengetuk pintu, memberi tahu agenda selanjutnya, yaitu jalan-jalan jam 15.30. ...

Wah, ternyata itu 10 November 2010, sudah lebih dari 2 bulan kehidupan baru ini berjalan..

How's life Inay?

Hahaha, just wait for my next episode!

In short, I'm happy then! ;)

 

Tanjung Karang, 21 Januari 2011

Ginar Santika Niwanputri


Cerita Lainnya

Lihat Semua