info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

First Impression

Gatya Pratiniyata 8 November 2011

This village is a little heaven. Indah, tenang, dan bersahabat. Tidak terlihat sama sekali ada yang berbahaya yang mengancam disini. Desa Bibinoi terletak di pesisir timur pulau Bacan, Maluku Utara. Tidak ada pantai berpasir putih memang, tapi air lautnya sangat bersih, bening dan tenang. Terlihat lebih seperti danau yang super besar ketimbang laut, karena di kejauhan sudah terlihat pulau Halmahera yang membentang seakan mengepung air. Dari undakan bendungan kecil yang menghadang air laut, dari situ masih bisa terlihat dasar air dan kehidupan yang ada di dalamnya.

Tidak hanya laut, desa ini juga di kelilingi oleh hutan dan kebun-kebun warga. Pohon-pohon kelapa yang tumbuh disini tingginya keterlaluan. Membuatmu harus mendongak jauh ke atas untuk melihat langit yang berwarna biru jernih dan awan putih. Believe me, the sky here were very nice. Dari pinggir desa, kamu bisa berjalan sekitar satu setengah jam menembus kebun dan hutan, melewati empat sungai kecil yang dangkal dan jernih, kemudian bertemu air terjun cukup besar yang di salah satu sisinya terdapat lekukan batu yang selalu memantulkan pelangi. Yup, PELANGI.

Warganya sangat ramah. Mereka menyambut malu-malu dengan senyum dan tutur kata yang pelan. Desa bibinoi bisa dibilang layaknya desa santri. Namun desa santri dengan dua agama. Masyarakat Muslim dan Kristen hidup berdampingan disini. Di bagian desa islam, seluruh pemudinya mengenakan jilbab, dan masjid selalu ramai jamaah. Rumah para tokoh masyarakat desa pun selalu di penuhi anak-anak setiap ba’da magrib untuk belajar mengaji.

Pintu rumah masyarakat disini senantiasa terbuka sepanjang siang. Mereka senang menerima tamu. Setiap pagi dan sore mereka selalu menyiapkan teh manis dan kue-kue untuk dinikmati bersama-sama. Mereka juga senang berbagi. Kalau ada tamu yang datang tidak jarang dia akan pulang membawa kue yang cukup banyak. Disini mereka terbiasa membiarkan tamu makan duluan dibanding tuan rumah dan makan menggunakan tambahan piring kecil untuk tempat sambal atau lauk. Ya, Bibinoi memang jauh dari bayangan pelosok yang saya bayangkan sebelumnya, tapi desa ini sungguh unik. Sungguh menarik.


Cerita Lainnya

Lihat Semua