info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

MY FIRST FALLING STAR BUT SUDDENLY REALITY STRUCK (twice..)

Fauzan Tegar 22 November 2010
Banyak orang bilang saya idealis. Well, mungkin memang menyenangkan menjadi idealis. You know why? because the reality is sucks. Reality is equal to imperfectability. Siapa yang bilang 2 bulan pertama bulan madu?? Perlu ditambah catatan bahwa 2 bulan adalah jangka waktu maksimal. Ya, maksimal. Well, in the second week, the reality struck me preety hard. So, here’s the story : Have I told you the story about my house? Well, kondisi rumah disini emang tidak lebih buruk dari yang saya duga, but the things is, ketiadaan jendela di kamar cukup menyebalkan. Oke2, saya bantu jelaskan. Jadi kotak yang biasa dipasangi kaca-kaca yang kita sebut dengan jendelanya ada, tapi kaca-kaca yang kita sebut dengan jendelanya tidak ada. Can you imagine? Its freezing up here. Di rumah saya tinggal dengan guru di sekolah juga bersama istri dan 6 anaknya. Komposisi ini cukup menyenangkan karena saya memiliki banyak adik dengan banyak variasi umur, jadi ketika saya mengeluarkan peralatan bermain saya bisa mencobanya pada semua orang sebelum tau usia mana yang paling cocok memainkannya. Di minggu kedua saya disini saya sempat juga melihat bintang jatuh untuk pertama kalinya. And damn, that was great… di minggu kedua ini saya juga sempat meminta tetangga memotong rambut (di luar rumah dengan pemandangan gunung, beuuuhhh!!!!), merasakan perkembangan kamar yang mulai memiliki kayu penutup dan kain sebagai gorden serta KELAMBU!!! Yes baby, kelambu. Oh, tidurku akan semakin indah disini. *but kids, I tell you something. Its “ok” if you want to be a smoker. But DO NOT ever ever ever merokok di kelambu. Trust me, it’s a bad idea. Im not saying I did this, but just trust me, the idea about comforting yourself with smoking dan terlindungi kelambu was terrible* Di minggu kedua ini pula saya merayakan hari raya idul adha pertama kali tanpa keluarga. But its kinda fun, karena saya berkunjung ke rumah-rumah warga dan makan sangat banyak sehingga merusak metabolisme tubuh yang sudah mulai terbiasa melakukannya jika dan hanya jika saya berada di jalan poros. Oh iya, ada anak bayi yang akikah disini, dan mereka minta saya memberi nama. Waaaaww, how cool was that, huh? Tadinya saya mau kasih nama Ayesha (keponakanku yang pertama) tapi ternyata kakak anak yang baru lahir ini bernama nuraisyah. So, I gave her ZAKIRA. Ini nama tengah keponakanku yang kedua, refleksi dari kangen saya sama mereka mungkin ya?hehehehehe Masih terdengar keren? So here is the time when reality really struck me (twice). First, “shitting” in the river is no longer fun. I admit that was fun once,apalagi setelah tahu bahwa tempat saya melakukannya merupakan hulu sungai yang dipakai teman saya untuk mandi di desa sebelah. Don’t overthink about it. This is awesome until one of the kids stalking me everywhere I go even when I do that. Yup, sekarang orang sekampung udah tau spot saya and its sucks. Cerita ini berlanjut dengan ketidakdisiplinan guru disini. Sedari awal, saya sudah diberi tahu tentang kondisi ini. Hanya saja saya benar-benar tidak menyangka kondisinya seburuk ini. Berikut adalah jadwal kegiatan saya dan bapak di pagi hari : 06.00-06.30 Bapak minum kopi (sarapan) Saya minum kopi (sarapan) 06.30-07.00 Bapak minum kopi dan mengganti baju tidur dengan sarung Saya mandi dan bersiap-siap 07.00-07.15 Bapak minum kopi dengan mengenakan sarung Saya mencari sinyal untuk membaca sms yang masuk semalam 07.15-07.30 Bapak bingung mencari korek api yang tertinggal di celananya karena sudah mengenakan sarung Saya berjalan menuju sekolah 07.30-08.00 (mungkin) bapak mandi dan siap-siap Saya mati gaya di sekolah sendirian 08.00 Eh, itu dia bapak datang Saya kecapekan karena mesti ngeladenin anak-anak main pagi Can you believe it?? Bapakku itu udah guru paling rajin yang disegani di sekolah. Dia wali kelas 6. Sedikit mengingatkan saya pada pak Tris, guru SD saya saat kelas 6. Guru-guru lain baru berdatangan bahkan selepas jam 9. Oh iya, FYI kelas harusnya dimulai jam 07.30. Kondisi ini berlanjut dengan makanan. I love majene’s food. Its not as tasty as sundanese, but I kinda into it. But now, the food is getting worse especially after idul adha. Yeah, I know, the coffee is still as great as I remember but I ate pakis for lunch. Saya sempat menerima pelajaran survival yang bilang bahwa pakis BISA dimakan jika kondisinya terdesak. Well, here I am, terdesak. Gosh. And God plis, dont disturb my coffee. That is the last thing I can rely on now. Plissss….. And don’t let me start with the fullmoon. Berapa banyak diantara anda yang berpendapat bahwa bulan purnama itu indah? Well, im not one of you guys. Fullmoon here are sucks! The dog gone mad, they’re howling and crawling each other. And people don’t turn their lights on. Oh I hate fullmoon so much. Oh iya, saya jadinya dinobatkan sebagai guru Matematika dan Bahasa Inggris dan SBK (seni Budaya dan Kesenian) SBK????? Me????teaching SBK???? They must be out of their mind. Jadi sekitar 36 jam pelajaran tiap minggu. Cukup ga bapak-ibu yayasan? Hahahahahahaha…. And guess what, les bahasa Inggris yang masih menjadi wacana ternyata sudah dimulai. Gimana caranya masih wacana tapi saya bisa mulai???? But anyway, saya masih betah tinggal disini. Masih banyak yang harus dilakukan, banyak yang ingin saya lakukan, dan saya tahu masih banyak yang bisa saya lakukan. Oke, lets do this. Untuk ketidakdisiplinan saya sudah membuat jadwal pelajaran baru yang AKAN saya patuhi. No matter what. And you teachers must follow me. No matter what. Saya juga akan mencari tempat baru untuk urusan lain-lain itu. And the food, hahahahaha… you wont beat me. I have a sambel jambal in my room. Beat that arse!!!! I’ll survive. I’ll do things right for this year. Apa pun caranya, apa pun resikonya…….

Cerita Lainnya

Lihat Semua