info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

HELLO, WORLD!!

Fauzan Tegar 11 Juni 2011
Judulnya terasa familiar? Ya, bagi anda yang pernah membuat blog judul inilah yang akan menjadi postingan pertama anda. Judul ini juga menjadi judul bagi postingan pertama saya setelah berbulan-bulan. So many things happened. Oke, kita mulai dari kejadian beberapa minggu lalu, my mom was coming to town!hahahaha… ya, kedua orang tua saya came all the way to here out of nowhere. (shit, where the hell I am?) mereka judulnya sih nengok, sempet main ke sekolah, dan lain-lain selayaknya kunjungan orang tua lah, kopi-makanan-and stuff. Tapi point utamanya adalah setelah melihat kondisi disini they said they proud of me. Me, its me whose they’re proud of. See, ada beberapa pihak yang bilang “Indonesia Mengajar proyek mercusuar yang menghabiskan banyak uang untuk kepentingan segelintir pihak elit” im not gonna say it was wrong, but hey I make my parents proud of me! Jadi, para kritikus, berapa seringkah anda membuat orang tua anda bangga??? Kejadian di kampung mulai aneh-aneh. Jadi ada suatu malam ada seorang ibu-ibu mencoba bunuh diri dengan membenturkan kepalanya berkali-kali ke batu. Ibu bidan yang kisah romansanya lebih rumit daripada Lady Diana kebetulan tidak ada di tempat sejak kisah romansanya yang lebih rumit daripada Lady Diana diekspose ke publik. Bahkan sampai ada semacam tim investigasinya gitu lah. True story. Eh, where were we? Haduh, ke distract sama kisah sang bidan. Oke, karena ibu bidan tidak ada di tempat, kepada siapakah mereka meminta bantuan? Yup, the one and truly yours : me. Jadi saya untuk pertama kalinya harus memasang perban pada kepala yang darahnya cukup dipakai cadangan shooting film Saving Private Ryan. Setelah pasang perban, saya dipanggil orang di sebelah rumah pasien ini gara-gara kakeknya sakit perut, lalu saya berilah obat sakit perut. Garing ya?tunggu puncak ceritanya. Setelah dari rumah sang kakek saya pulang. Di tengah jamuan kopi kental dan hangat saya dipanggil bapak dusun dengan tergesa-gesa. Dia bilang “pak guru, istri saya melahirkan, bisa bantuin?” jedaaaannggg…. Emang aing dukun beranak??? Liat darah tadi aja masih trauma ini lagi disuruh bantuin ngelahirin. Mesti ngapain coba?ilmu melahirkan terbaik yang pernah saya dapatkan cuman kelas kedokteran di beberapa episode E.R. Saya tahu tentang meniup-niup dan “dorong bu, sedikit lagi” tapi kayaknya ga cukup oke buat jadi jalan seorang manusia datang ke bumi. Jadi dengan berat hati dan penuh penyesalan (hell, I didn’t regret it at all) saya menolak tawaran menyenangkan ini dan menyarankannya memanggil bidan di desa sebelah. Pointnya adalah, selain membuat orang tua saya bangga, saya juga benar-benar merasa dibutuhkan disini. Saya benar-benar merasa bisa membantu orang lain disini. Jadi, para kritikus, berapa seringkah anda dibutuhkan oleh orang di tempat tinggal anda??? Memang setiap orang punya standar tersendiri. Bagi beberapa orang, dia dilahirkan di dunia memang untuk mengkritik apa pun selama dia tidak ada di dalamnya. Saya tidak akan menyalahkan perannya. Bahkan saya pun kerap kali melakukannya. Jadi jika anda memang mengkritik program ini, silahkan gali fakta sedalam-dalamnya. Jika asumsi anda betul bahwa ini merupakan program politis, pastikan saya menjadi orang pertama yang tahu dan saya tetap tidak akan peduli. Beberapa orang sering bertanya, apakah saya tidak capek terus-terusan mencari kesalahan orang lain dan menyampaikan hal dengan cara paling sinis yang bisa dilakukan? Well, capek sih tidak, tapi tentu saya tidak ingin end up dengan orang seperti saya. Ambilah saya sebagai contoh. Jika saya dilamar oleh saya, tentu akan saya tolak mentah-mentah. Saya tidak ingin memiliki rumah tangga yang penuh kemurungan, saling lontar ejekan dan depresi. Not to mention saya itu laki-laki. Bahkan kalau pun saya perempuan. Ngomong apa sih? Pokoknya im enjoying this me. But do u really think I’d like to end up with someone like me and have a Taliban-way depression life and have a baby girl named misery?

Cerita Lainnya

Lihat Semua