Pengajar Muda Lebak Inisiasi Kemah Budaya (I)

Fandy Ahmad 28 Desember 2012

Pengajar Muda Penempatan Lebak bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak tengah menghelat kegiatan Kemah Budaya. Kegiatan di Komando Pendidikan dan Latihan Tempur (Dodiklatpur) Ciuyah Kecamatan Sajira yang dimulai 24-26 Desember 2012 ini bertema “Lebak Tanahku, Budayaku, Inspirasiku”. Menurut Koodinator Pengajar Muda Kabupaten Lebak Irma Latifah Sihite atau akrab disapa Ite, konsep dan ide kegiatan digodok bersama Dinas Pendidikan Kabuaten Lebak sejak September lalu. “Sejak September ide kita (PM Lebak) gagas bersama Dinas Pendidikan Lebak. Alhamdulillah respon dari Kepala Dinas dan jajarannya luar biasa! Semua UPT menegaskan siap berpartisipasi” ujar Ite penuh semangat.

Lebih jauh Ite mengatakan, ide ini tidak jauh-jauh dari wacana tradisi kebudayaan yang kian tergerus. Lebak, menurut Ite menyimpan banyak tradisi yang juga menjadi akar kekayaan budaya Indonesia. Namun, tidak banyak orang Lebak yang berani merawatnya. Lebak harusnya berdaulat atas budayanya sendiri. “Yang Pengajar Muda Lebak lihat di sekolah penempatan dan beberapa sekolah lainnya, anak-anak sudah lupa dengan seabrek tradisi Lebak yang ada. Lagu daerah, lagu wajib, tradisi silat, sastra, tari, musik sudah tergeser oleh budaya lain. Barangkali dengan kegiatan Kemah Budaya ini muncul pemberani-pemberani untuk merawat tradisi itu. Minimal anak-anak kita lah. Kalau kita diskusi Budaya terus tanpa ada tindakan ya sama saja” kata Ite.

Konsep acara Kemah Budaya sendiri adalah belajar, mengenal, memperdalam tradisi Lebak sambil bermain serta berkemah. Kemah Budaya ini dibagi menjadi 5 bidang seni yang juga dibagi menjadi Kampung Tari, Kampung Musik, Kampung Peran, Kampung Silat, dan Kampung Sastra. Setiap UPT diwakili oleh 5 anak dari sekolah yang berbeda. Alasannya, agar anak-anak yang berbeda SD dapat berkolaborasi dan mengenal satu dengan yang lainnya. “Acara ini sedikit mengadopsi konsep summer camp (Kemah Musim Panas) di Eropa” terang Ite. Pada acara malam inagurasi mereka akan mempertunjukkan kebolehannya, yang telah mereka pelajari selama kegiatan. Acara ini diikuti oleh 28 UPT di Kabupaten Lebak, atau semua UPT berpartisipasi. Total Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumalah 140 anak.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Lebak, Drs. H. Asep Komar Hidayat, M. Pd menyambut gembira diadakannya kegiatan ini. “Terima Kasih Kepada seluruh UPT yang telah berkontribusi aktif dalam kegitan ini. Anak-anak yang selalu semangat berserta guru pendampingnya. Mari kita ajak anak-anak kita mengenal budayanya sendiri. Karena merekalah yang akan merawatnya esok” kata Asep disambut riuh tepuk tangan hadirin pada acara pembukaan.

Yang membuat hadirin terharu, enam Pengajar Muda Penempatan Lebak unjuk kebolehan membawakan seni tradisi Lebak. Agung, Ite, Juwita, dan Wahyu unjuk kebolehan menari dan menyanyi lagu “bubuy bulan” dan “cincangkeling” disambung pertunjukan pencak silat yang mengkolaborasikan beberapa jurus silat oleh Devita dan Fandy. Dilanjutkan memeperkenalkan diri dengan bahasa daerah masing-masing. “Bukan orang Lebak, kok bisa nyanyi Lagu Sunda dan silat”, kelakar salah seorang hadirin di bangku tengah.

Sekretaris Dinas Pendidikan Lebak, Juanda, dalam Orasi Budayanya yang jenaka, memberi pesan kepada anak-anak pentingnya menjaga tradisi dalam keseharian. Dan berpesan kepada panitia untuk membimbing dan menanamkan moral cinta Lebak kepada adik-adiknya. “Rajin mengaji, rajin mendoakan orang tua, suka tembang-tembang sunda, hormat kepada guru” pesan Juanda sambil bersholawat plesetan bersama anak-anak dengan riuhnya.

Kegiatan ini juga menggandeng siswa SMA se Rangkasbitung sebagai Organizing Comittee (OC) teknis pelaksana kegiatan berjumlah 65 siswa. Agar kedepannya kegiatan ini bisa menjadi tradisi tiap tahun di Kabupaten Lebak, yang di tangani oleh anak-anak Lebak Sendiri. Agung Syahrozi, Ketua Panitia Pelaksana menuturkan, kegiatan ini sangat positif menjaga kebersamaan dan kekompakan teman-teman SMA di Rangkasbitung. “Terima kasih kepada kakak-kakak Pengajar Muda. Ini wadah positif baik bagi kami. Kami sangat menikmati berkontribusi dalam kegiatan ini. Dari pada melakukan hal-hal yang negatif misal tawuran!” kata Agung berapi-api.[Agung, Devita, Ite, Juwita, Wahyu]


Cerita Lainnya

Lihat Semua