Panitia Cilik di Pekan Ekstra
Eneng Shopiyyah Abdillah 21 Januari 2025Di semester lalu, sebelum pembagian rapor, ada satu pekan yang kami sebut dengan pekan ekstrakurikuler. Pada pekan ini, para siswa biasanya akan dibebaskan untuk melakukan berbagai aktivitas outdoor di lingkungan sekolah seperti bermain kasti, bermain sepak bola, bermain lari-larian, atau terkadang para siswa melakukan permainan yang mereka konsep sendiri seperti bermain zombi, bermain lempar kertas, bermain lompat tangan, dan lain sebagainya.
Di hari pertama pekan ekstra -begitu kami menyebutnya- guru yang masuk di sekolah hanya saya dan satu orang guru PPPK, sedangkan guru yang lainnya sudah pulang ke daratan. Karena ini merupakan pengalaman saya di pekan ekstra, saya masih mengobservasi apa yang biasanya dilakukan para siswa. Saya juga membawa beberapa pensil warna untuk amunisi jika ada siswa yang bosan atau tidak tertarik melakukan aktivitas seperti siswa yang lain.
Hari itu, saya sedikit kewalahan menangani para siswa yang energinya sangat banyak. Lima siswa menangis, berbeda-beda alasannya. Ada yang menangis karena saling berebut pensil warna, ada yang menangis karena dijahili kakak kelasnya, ada yang menangis karena dihabiskan air minumnya, dan lain sebagainya.
Hari pertama ekstrapun ditutup dengan mengelus dada berkali-kali. Stres sekali rasanya, apalagi para siswa saat bertengkar dengan temannya seringkali menggunakan bahasa daerah yang sangat cepat sehingga saya belum bisa memproses apa yang sebenarnya terjadi.
Keesokan harinya, saya memutuskan untuk melibatkan siswa-siswa dari kelas 5 dan kelas 6. Saya mengajak mereka untuk bergabung menjadi panitia perlombaan untuk mengisi pekan ekstra. Menyadari bahwa kemampuan berbahasa daerah saya masih rendah, keputusan ini menjadi alternatif terbaik agar panitia cilik ini bisa membantu saya menangani berbagai “drama” saat pelaksanaan lomba. Divia, Haikal, Jaivan, Arkan, Osama, Ifani, dan Fania akhirnya setuju untuk bergabung. Mereka bahkan sangat tertarik untuk memberikan informasi dan instruksi terkait perlombaan yang akan dilakukan kepada adik-adik kelasnya. Lomba yang kami lakukan yaitu lomba melintas sungai berkelompok, lomba menggambar di punggung berkelompok, dan lomba membuat gelang dari benang.
Pada prosesnya, memang tidak semua berjalan semulus yang diharapkan. Masih ada sedikit percekcokan singkat khas anak-anak. Di sisi lain, saya melihat pelibatan siswa menjadi panitia ternyata menjadi hal yang baik untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab mereka. Tentunya, hal ini juga sangat membantu saya untuk mengurangi stres karena jika harus menangani siswa sendirian rasanya sangat menguras energi dan emosi. Terimakasih kepada para Panitia Cilik yang sudah membantu Ibu Guru menyukseskan perlombaan di sekolah. Semoga kesempatan ini menjadi pengalaman berharga dan tak terlupakan di masa depan.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda