Gambar di atas merupakan surat yang ditulis oleh anak-anak saat ulang tahun saya. Saya akan menuliskannya kembali sebagai berikut:

------------------------------------------------------------------------------------------------

Happy Birthday ke-25, Pak Andik....

Semoga panjang umur dan sehat selalu.

Pak Andik, Wulan, Imel, Lela dan Ines minta maaf kalau punya salah sama Pak Andik. Karena selama ini kami selalu membuat Pak Andik marah. Maaf waktu malam itu, waktu Pak Andik mau bertanya tapi kami malah bilang gak ada siaran ulang. Kami sengaja karena kami ingin selama beberapa hari Pak Andik marah terus.

Karena kami ingat ulang tahun Pak Andik, jadi kami pura-pura buat Pak Andik marah agar Pak Andik gak ingat ulang tahun Pak Andik.

Kami minta maaf waktu malam itu, waktu kami menelfon Bu Tiwi. Kami tidak bermaksud membandingkan Pak Andik dengan Bu Tiwi. Sebenarnya, Pak Andik spesial buat kami, karena Pak Andik bisa masak, bisa mengajar menari sehingga mereka yang Pak ajar mendapat juara satu.

Kami bangga sama Pak Andik karena Pak Andik tidak pernah menyerah walau Imel ngambek Pak Andik selalu membujuk agar Imel tidak ngambek lagi.

Pak Andik kami minta maaf ya atas kesalahan kami semua.

Dari:

Imel, Wulan, Lela, Ines dan semua. Kami semua minta maaf sama Pak Andik.

­­­------------------------------------------------------------------------------------------------

Surat ini menampar saya karena merasa malu dan bersalah kepada anak-anak saya. Mereka sudah memberikan cintanya untuk saya, tapi saya belum sepenuh hati memberikan cinta saya. Terkadang masih ada rasa belum terima ditempatkan di Sinorang begitu mengingat ekpektasi saya tentang penempatan Pengajar Muda.

Mulai hari ini, saya akan memberikan cinta 100% buat mereka. Janji!