"Pameran Batu"

Doni Purnawi Hardiyanto 22 Maret 2015

“Pak Guru, ini batu cincin ya”

“Batu ini ada kekuatannya juga?” "Kalau saya jual, pasti mahal harganya ya Pak Guru" " Pasti saya bisa banyak dapat uang banyak ya Pak Guru seperti di televisi"

Tiba-tiba salah satu siswa menemuiku dan membawa batu kali yang sudah diproses menjadi layaknya batu yang biasanya diletakan di cincin atau lebih dikenal dengan batu akik. Tren batu saat ini yang sudah hampir mendunia dan demam batu juga sedikit mengenai siswa-siswa yang ada di Oi Marai.  Saat pergi dan pulang sekolah mereka bagaikan pencari batu profesional yang bersusun rapi sepanjang jalan untuk mengumpulkan batu-batuan hitam permata yang katanya akan dijual oleh orang  Jawa (sebuah sebutan yang sering diucapkan saat ada orang luar datang yang bukan berasal dari penduduk asli Bima atau Lombok).  

Di beberapa minggu setelah menyebar demam batu, akhirnya minggu kedua bulan Februari aku bersama siswa kelas V berpetualang menuju sungai Oi Marai untuk praktik IPA mencari jenis bebatuan yang ada di daerah sekitar. Kali ini siswa memiliki tugas mencari 13 jenis bebatuan yang sebelumnya diajarakan. Satu anak yang bernama  Hartawan ini datang menghampirku dan berkata:

 “ Pak nanti kalau sudah dikumpulkan, bisa kita jual ya?”

sambil terus menacari batuan yang ada  di sepanjang jalan menuju sungai.  Dalam perjalanan yang sudah dibagi menjadi tiga kelompok, mereka mencari batu-batuan yang sesuai dengan keterangan ciri-ciri batu yang ada di buku IPA. Dengan semangat mereka berlari dan terus mengumpulkan batu hingga di dalam air.

Setelah dua jam melakukan perjalanan  mencari batu, saat siswa kembali ke sekolah mereka menyusun dan merapikan meja untuk meletakan jenis-jenis batu yang sudah dikumpulkan dan diberi nama. Kali ini mereka akan membuat pameran, tidak hanya menemukan batu, disini mereka juga akan menjelaskan mengenai jenis-jenis batu yang sudah mereka dapatkan kepada sesama teman satu kelas, dan juga siswa-siswa lain yang datang melihat pameran yang diselenggarakan dengan durasi waktu dua jam. Kelas yang disulap menjadi tempat pameran yang sederhana ini seketika ramai dan mulai ada yang mengunjungi masing-masing stan yang sudah disiapkan.

Dalam pameran ini, aku sengaja membuat  siswa masing-masing perwakilan kelompok untuk bertindak sebagai penjaga  yang menjelaskan jenis-jenis batu yang sudah mereka dapatkan  dan beberapa kolektor sebagai perwakilan dari kelompok yang akan berkeliling mencari koleks batu-batuan baru secara bergantian dengan dibekali beberapa uang peraga. Pameran batu kali ini membuat anak-anak layaknya seorang kolektor sungguhan yang  serius menanyakan dan  mencoba menawar saat ingin membeli batu yang mereka sukai. Penjaga  juga dengan ahli menjelaskan keterangan batu-batu yang ditunjuk oleh kolektor mulai dari jenis, ciri dan asal batu itu didapatkan serta fungsi batuan tersebut dalam kehidupan manusia.

Kali ini, penjelajahan dan pameran mini  tentang batu membuat anak lebih mengetahui manfaat batu yang tidak sekedar digunakan sebagai tren seperti batu akik sekarang, melainkan kegunaan batu dalam kehidupan sehari-hari. Diakhir pelajaran hari itu akhirnya siswa ada menyampaikan sebuah pesan yang sangat indah setelah aku selesai menceritakan sebuah dongeng setelah acara pameran dilaksanakan. Salah satu anak dengan berani menyampaikan

 “ setiap benda yang ada di bumi ini, sekecil apapun dia pasti ada manfaatya benar kan Pak”

Aku tersenyum dan mengangguk. Kali ini aku menemukan sedikit jawaban tentang pertanyaan mengapa aku ada disini dan menjadi Pengajar Muda. Benar, karena aku harus bisa bermanfaat untuk orang lain layaknya batu kerikil sungai yang terkadang sangat diperlukan untuk membangun rumah dibandingkan berlian yang indah. Disini bukan soal siapa  dan darimana untuk menjadi orang-orang yang bisa bermain dan bercerita dengan mereka tetapi disini soal seberapa ingin menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang sekitar. Aku belajar dari alam ini yang terus bermanfaat bagi manusia, benda mati saja bisa sangat bermanfaat untuk manusia apalagi kita sebagai manusia tentunya akan lebih sangat bermanfaat jika kita mulai untuk mensyukuri setiap perjalanan hidup yang dilalui.  

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua