Nak, kamu muntah ya ?

DiyonIskandar Setiawan 23 Maret 2015

Selasa, 17 Maret 2015, Langit terasa cerah, hawa dingin pun masih menyelimuti kebun karet beserta rumah-rumah penduduk yang berada di sekitarnya. Kali itu, kali pertama aku melihat SDN 01 Bangun Jaya begitu mempesona. Saya terpesona karena pada pukul 06.30, anak-anak begitu bersemangat ke sekolah dengan menaiki sepeda atau berjalan kaki. Beberapa siswa pun melambaikan tangannya kepada saya. Meskipun demikian, hari itu, saya bertugas mendampingi siswa SDN 01 Margajaya dan 02 Sumber Jaya untuk mengikuti Audisi Reporter Cilik di SMA 1 Tuba Tengah.

Para siswa sangat riang gembira menyambut perjalanan mereka yang menempuh waktu selama 3 jam, namun mereka mengeluh akan muntah di jalan. “Pak, saya bisa muntah di jalan nanti, gimana dong Pak”, Saya katakan “Nak, ini bagian dari perjuanganmu, yang sabar dan kuat hadapi tantangan ini ya”. Setelah itu, mereka pun akan menunjukkan kebolehan mereka sebagai Calon Reporter Cilik di depan juri yang merupakan Jurnalis Lampung Post.

Sembari perjalanan, saya menaiki kuda jingkrak bersama Wido (Pengajar Muda yang bertugas di SDS Terang Agung). Apa boleh dikata, anak-anak adalah anak-anak, mereka pun masih menunjukkan kegembiraan mereka dengan melambaikan tangan kepada saya di jendela. “Pak, dadaaaaaah”, saya pun hanya membalas lambaian tangan itu sembari tersenyum.

Sesampainya di lokasi perlombaan, saya pun langsung menanyakan keadaan mereka setelah melewati perjalanan panjang.

“Nak, kamu muntah ya?”

“Ngak Pak, kamu Cuma mual saja”

“Pak, Cahyo muntah terus”

Cahyo memang muntah terus menerus di jalan, namun ia masih berdiri tegak sambil tersenyum menuju ruangan audisi. Kemudian ada peristiwa ketika saya melihat salah seorang anak murid yang sedang diangkat oleh guru pendampingnya menuju ruang UKS. Ia terbaring lemas, saya pun menemaninya beberapa saat. “Nak, istirahat ya pasti melelahkan sehabis perjalanan jauh”, ia hanya mengeluarkan air mata. Ini perjalanan pertamanya menaiki mobil yang sangat memabukkan. Kemudian, ia diberikan teh hangat, tak lama kemudian ia beranjak dari tempat tidur.

“Nak, kamu sanggup mengikuti audisi?”

Kemudian, ia pun hanya mengangguk dan kemudian berjalan menuju ruang audisi. Saya pun tersenyum haru melihat semangat anak ini. Mereka menempuh perjalanan jauh, melewati jalan berlumpur, berlubang, dan lalu lintas antar provinsi. Namun, mereka tempuh semua tantangan itu dengan senyuman dan semangat tiada pupus. Inilah anak Indonesia dengan determinasi tingkat atas, yaitu berdaya tahan melewati segala tantangan. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua