Mengisi Hari Kemerdekaan Jilid 1

DiyonIskandar Setiawan 11 September 2015

Pada awalnya saya cukup merasa bimbang bagaimana mengelola lomba-lomba 17 agustusan untuk seluruh anak anak didik saya di SDN 02 Bangun Jaya. Sempat terpikirkan oleh saya untuk mengundurkan waktu lomba agar persiapan lebih baik. Namun, ketika mendengar anak-anak bersama orang tua mereka sudah datang di sekolah setengah jam sebelum waktu pelaksanaan lomba (dimulai pukul tiga sore), saya langsung bergegas menyiapkan segala peralatan lomba seadanya

Merasa kekurangan alat-alat, Ema datang ke rumah saya membawakan kelereng dan sebuah karung. Tetangga rumah, Mba Eni meminjamkan beberapa karung, botol, tali rafia, kerupuk dan karung. Dengan tas yang sudah penuh sesak, Wiwin menemani saya berangkat untuk perlombaan di sekolah.

Benar saja, sekolah sudah ramai dengan anak-anak berlarian sana sini, orang tua duduk-duduk sembari memperhatikan anaknya main, kantin pun dibuka untuk mengais kehadiran anak-anak di luar jam sekolah.

Terlalu banyak yang harus dipersiapkan untuk perlombaan, mengundang beberapa orang tua membantu persiapan. Malahan mereka menjadi panitia dari tiap tiap lomba. Ayah Hesti menjadi pj balap karung yang kadang kala juga membantu lomba tarik tambang dan memasukkan paku, Wiwin membantu lomba makan kerupuk, sedangkan Ibu Agung membantu lomba balap kelereng.

Pada ulang tahun Republik Indonesia yang ke-70 membawa saya ke dalam kemeriahan peringatan kemerdekaan yang begitu khidmat. Keterlibatan orang tua sebagai bagian dari masyarakat bersama-sama mengulurkan tangannya agar 17an ini menjadi momen spesial untuk anak-anak mereka yang akan diingat sampai kapan pun.

Selain itu, hal ini membuktikan bahwa tidak ada pembatas antara masyarakat dan sekolah, melainkan bentuk kolaborasi yang penting agar tanggung jawab terhadap masa depan anak didik dipikul secara bersama.


Cerita Lainnya

Lihat Semua