Estafet Terakhir Indonesia Mengajar

DiyonIskandar Setiawan 6 Mei 2015

Bila kita mengingat kembali masa pada tanggal 10 November 2010, dimana para Pengajar Muda Indonesia Mengajar, pertama kali, dikirim ke 5 titik penempatan, salah satunya Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hari itu bertepatan dengan salah satu hari terpenting dalam sejarah Indonesia, tepat di tanggal itu 65 tahun sebelumnya para pahlawan dengan gagah berani merobek bendera Belanda hingga menjadi merah-putih di atas Hotel Yamato, Surabaya. Mereka tergerak hati dan jiwa raganya demi merah putih tetap berkibar di langit Indonesia. Hari itu adalah hari dimana para Pengajar Muda hadir memulai langkah pertama petualangan mereka dalam estafet selama 5 tahun.

Tak terasa, waktu telah terlewati, tantangan demi tantangan datang silih berganti, namun Pengajar Muda tetap hadir memberi dorongan semangat dan inspirasi. Pemerintah daerah dan masyarakat perlahan namun pasti memberikan dukungan dan ikut bersama para Pengajar Muda mengejar mimpi pendiri bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada tahun kelima Indonesia Mengajar berkiprah, Pengajar Muda angkatan IX hadir sebagai pelari terakhir dalam estafet ini. Di ujung lintasan, tongkat estafet akan diserahkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk meneruskan lari estafet yang telah dimulai Pengajar Muda hingga menggapai impian.

Di lintasan terakhir estafet ini Pengajar Muda Tulang Bawang Barat bangga dan yakin pemerintah daerah menyambut baik tongkat estafet dengan memberikan komitmen penuh dalam mendirikan gerakan Tulang Bawang Barat Cerdas (TBBC) guna membangun masyarakat Tulang Bawang Barat yang unggul dalam pendidikan. Pemerintah Tulang Bawang Barat sadar bahwa seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Senjata paling ampuh untuk mengubah dunia adalah pendidikan”.

TBBC hadir memberikan semangat yang sama dan dorongan kepada masyarakat bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dengan mengadopsi format Indonesia Mengajar yang dielaborasi sesuai kebutuhan daerah. TBBC ini adalah bentuk sebuah kepercayaan diri daerah bahwa mereka mampu melanjutkan dan menebar semangat yang jauh lebih besar untuk memajukan pendidikan daerahnya. Hal inilah menurut Gerakan Indonesia Mengajar sebagai sebuah keberlanjutan dan menjadi salah satu tujuan estafet lima tahun.

Dalam TBBC ini para penggerak akan berkolaborasi bersama menjadi inisiator daerah yang mandiri dan inovatif. Mereka adalah agen perubahan yang membawa mentari semangat di pagi hari dan cahaya bulan di malam hari yang akan terus menerangi tanpa henti.

Segala tantangan menjadi awan pekat yang menghalangi jalan mereka, namun itu hanya sementara waktu. Seperti yang dikatakan oleh Umar bin Khatab, “Bila kita merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal”.


Cerita Lainnya

Lihat Semua