Serba Perempuan !

Didit Priyanto 1 Oktober 2013

Pukul 07.00 WIT tepat bel sekolah telah berbunyi. Puluhan anak terlihat sudah memadati halaman sekolah dengan seragam yang tampak lebih rapi, lebih lengkap dan lebih bersih. Meskipun, terlihat dari mereka juga masih mengenakan seragam seadanya, tanpa menggunakan rompi maupun topi, dan baju yang masih lusuh. Obrolan ringan menjadi aktivitas pagi yang mereka mulai sembari duduk di pelataran sekolah, dengan berbagai macam topik dan terlihat beberapa diantaranya ditemani kue bekal sarapan yang belum dihabiskan atau bahkan belum disentuh sama sekali. Di sini memang sudah menjadi kebiasaan, sarapan identik dengan kue dan teh, meskipun yang diminum susu, kopi atau minumannya lainnya, namun selalu disebutkan teh. Berbeda dengan di jawa, sarapan pagi identik dengan nasi goreng, mie goreng atau makanan berat lainnya.

Hari itu adalah Senin, 26 Agustus 2013. Ya, hari di mana kami akan melaksanakan upacara bendera yang memang sudah rutin dilaksanakan. Berbagai persiapan kami lakukan, termasuk di antaranya adalah melatih para petugas upacara. Kami para guru, memberikan pelatihan di hari Minggu sore, sepulang anak-anak dari sekolah minggu. Pastinya kami para guru memberikan kesempatan mereka untuk istirahat terlebih dahulu.

Sesuai jadwal, petugas upacara untuk minggu itu adalah anak kelas V. Namun, hari Minggu sore itu, tidak begitu banyak anak yang datang untuk berlatih. Ya, kami memang mengharuskan semua siswa datang, tidak hanya petugas saja yang latihan. Kami akhirnya memilih petugas secara acak dari berbagai kelas, dengan tujuan agar segera melakukan latihan karena waktu sudah hampir gelap. Anak-anak yang sudah biasa menjadi petugas, saya panggil untuk menjadi menggantikan kelas V yang kebanyakan tidak datang. Latihan pertama, belum maksimal.

Secara spontan ide lain muncul dari Bapak Lamerburu, rekan guru di sekolah tempat saya bertugas, SD Kristen Werain. Beliau memberikan ide untuk memilih semua petugasnya perempuan. Tanpa berfikir panjang, saya pun mengiyakan. Kami akhirnya bekerja sama untuk memilih beberapa petugas dari kelas 4-6. Petugas yang terpilih adalah : Mercy Kelmaskosu -  siswi Kelas VI(Pemimpin Upacara), Sinta Slarmanat -siswi kelas VI, Yosefina Moriolkosu-siswi kelas IV, Serly Belandina Fuatkait-siswi kelas V (Pengibar Bendera Merah Putih),  Salomia Enus - siswi kelas V (Dirigen), Murti Turalely -siswi kelas II (Pemimpin Barisan kelas 1 & 2), Angel Fordatkosu-siswi kelas IV(Pemimpin Barisan kelas 3 & 4), Betty Tince Amarduan-siswi kelas VI(Pemimpin Barisan kelas 5 & 6), Heny Turalely-siswi kelas VI(Pembawa Acara),Eno Ilse Fordatkosu-siswi kelas IV(Pembawa Teks Pancasila), Diana Lamerburu- siswi kelas IV(Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945) dan Ibu Jeane Tonu -Wali Kelas I( Pembaca Doa).

Hasilnya sempurna. Untuk tingkat anak SD, petugas upacara telah menjalankan tugasnya dengan baik. Pembawa acara dengan baik melafalkan setiap kata, pemimpin upacara dengan sigap dan suara lantang memimpin jalannya upacara, pengibar bendera dengan langkah tegap dan tepat mengibarkan bendera, pemimpin barisan dengan apik menjalankan tugasnya, pembaca teks UUD 1945 membaca teks dengan sempurna, dan pembaca doa menutup nya dengan untaian kata yang dipanjatkan secara khusuk pula. Dengan waktu latihan terbatas, mereka mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua