Satu Tahun Yang Luar Biasa #part 4

Desi Yani Harahap 10 Maret 2015

ini adalah Anak - anak kp. Cilaketan saat sekolah diniyah (penuh semangat dalam kesederhanaan)

Bersyukur !

masih  teringat saat 2 minggu terakhir sebelum bulan April berganti kedua orang tua saya mengantarkan anak bungsunya meninggalkan kota kelahirannya untuk waktu yang cukup lama, memenuhi panggilan keinginanan dan menjemput kebutuhannya. Sebelumnya telah terjadi pergolakan besar, dimana usaha untuk mendapatkan restu kedua orang tua bukanlah hal yang mudah bagi saya. Orang tua mana yang tak berpikir berkali-kali sebelum merestui anak perempuannya pergi berpetualang ketempat yang belum pernah didatangi bahkan nama tempatnya saja belum jelas dimana. Ya itulah awal ketika jejek menjadi seorang Pengajar Muda dimulai. “Kejarlah cita-citamu maka cintanya pun akan datang tepat pada waktunya” itu adalah salah satu pesan yang diucapkan mamak sesaat sebelum saya  meninggalkan rumah penuh kenangan, mungkin perkataan itu tepat pagi siapa saja yang sedang berjuang meraih cita-cita, terlebih lagi Pengajar Muda yang sekarang terpisah jauh dengan orang orang yang dicintainya, kedua orang tua, sanak famili, para sahabat atau bahkan calon teman hidup, ya entah siapapun itu. Namun memasuki bulan ke-9, Pengajar Muda sudah lebih terbiasa untuk mengelolah rasa rindunya akan orang tercintanya, dimana mereka telah jatuh cinta dengan orang-orang yang baru yang sebelumnya tak pernah bertemu.

 

Mau Tidak Mau

Lebak, Banten adalah tempat yang terkenal dengan para Jawara, banyak cerita menakutkan yang terdengar sebelum tiba ditempat ini, dari kesaktian para jawara yang tak bisa ditembus benda apapun dan cerita lainnya. Nyali siapa yang tidak was-was mendatangi tempat seperti itu, namun mau tidak mau mobil Elf tetap akan membawa 6 Pengajar Muda mendatangi tempat yang akan menjadi bagian kisah hidupnya satu tahun yang luar biasa kedepan, kurang lebih 4 jam dari Ibu kota namun sangat berbeda drastis, khususnya dalam dunia pendidikan, mungkinkah itu karena waktu tempuh? Atau ada hal lain? (Belum saya temui jawabannya). Bulan demi bulan pun dinikmati dengan kesimpulan semua cerita yang menakutkan itu benar ada, namun kadang hal yang menakutkan tak lantas membuat kita menjauh, atau bahkan menghindar, mendekati hal yang menakutkan itu adalah satu-satunya cara untuk menaklukan satu level ketakutan, begitu seterusnya, karna takut adalah rasa yang tak bisa hilang dari kehidupan manusia, hanya ada dua pilihan taklukkan rasa itu atau nikmati rasa itu hingga pada akhirnya akan menjadi kebiasaan. Pengajar Muda bukanlah salah satu dewa dari kisah mahabarata yang dapat melakukan segala hal, namun mau tak mau Pengajar Muda belajar untuk menaklukkan ketidak bisa-annya menjadi bisa. Hingga muncullah hipotesis “PM serba Bisa”. Bisa-bisanya orang-orang saja yang menduga hal demikian, tetapi setiap Pengajar Muda memiliki tanggungjawab untuk menantang dirinya sendiri dalam kata “BISA”, bulan-bulan awal menjadi Pengajar Muda adalah bulan dimana pergejolakan maha besar terjadi dimasing-masing jiwa meski senikmat apapun kondisi penempatannya, rasa tidak nyaman akan menghampiri, rindu rutinitas lampau, karena dimana penempatannya sama saja sama-sama mengajar, sama-sama menyandang status Pengajar Muda. Sesungguhnya “Pasti Bisa adalah Perjuangan”. Satu tahun yang luar biasa ini tersisa 4 bulan lagi, ini adalah waktu yang teramat singkat untuk mewujudkan segala keinginan, namun lebih dari itu pencapaian kecil yang kadang tak terdeteksi akal pikiran dapat disadari ketika sejenak berefleksi, refleksi saat grup time, me time, our time atau bahkan dari hal sederhana yang melibatkan orang lain, pencapaian besar kadang dimulai dari pencapaian sederhana, maka hindari pertanyaan “apa yang telah saya lakukan 8 bulan belakangan ini”. Itu wajar. Sama halnya dengan hindari pertanyaan “apa yang telah saya lakukan selama hidup saya?” Nah lo, perbanyak syukur dan temukan hikmahnya, itu lah kesederhanaan dari sebuah pencapaian. Alhamdulillah Ya Robb.


Cerita Lainnya

Lihat Semua