Homeschooling di Ampimoi
De Rizky Kurniawan 10 September 2016Tempat hanya merupakan faktor pendukung dalam beribadah, yang utama dari ibadah adalah kehikmatan kita dalam berkomunikasi dengan Sang Pencipta, sama halnya seperti belajar, manusia sudah ‘belajar’ sejak awal penciptaannya tanpa melihat tempat di mana ia belajar, belajar merupakan aktifitas yang hanya mensyaratkan niat sama seperti halnya berdoa. Mungkin karena pada dasarnya belajar itu merupakan bagian dari ibadah maka terdapat beberapa kesamaan antara kedua hal tersebut.
Gedung SDN Ampimoi, Keplauan Kabupaten Yapen, Papua, sedang membutuhkan istirahat sehingga untuk sementara waktu tidak dapat dipakai untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Kami, pihak sekolah, sempat bingung bagaimana agar kegiatan belajar-mengajar tetap terlaksana meskipun gedung sekolah sedang tidak bisa digunakan, syukur masyarakat Desa Ampimoi datang membawa dengan membawa solusi, mereka berswadaya mencarikan tempat pengganti Gedung sekolah supaya anak-anak bisa tetap Belajar. Hasilnya, anak-anak terbagi dalam beberapa kelompok belajar, kelas 1,2, 5, dan, 6 memiliki kesempatan untuk belajar di rumah sekretaris desa, Bapak Raunsai,sedangkan kelas 3 dan 4 berkesempatan untuk belajar di Gereja Masa Meriba. Saya sendiri mendapat kehormatan untuk mengajar kelompok yang melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di rumah bapak sekretaris desa.
Kebanyakan dari hal baru memang menyenangkan, termasuk kegiatan ‘semi-homeschooling’ yang dilaksanakan oleh siswa-siswa SDN Ampimoi, sayapun semakin semangat melihat antusias anak-anak yang meningkat. Meskipun sekolah baru dimulai pukul 07:30 WIT, tetapi anak-anak sudah datang ke rumah bapak sekretaris pukul 06:30 WIT, alasannya bermacam-macam, ada yang ingin sekedar duduk di teras sambil mengobrol di para-para (teras rumah panggung), ada juga yang datang lebih pagi untuk bermain bersama dua anak tuan rumah yang masih batita.
Proses belajar-mengajar sendiri berjalan dengan sangat baik, ada beberapa yang tidak bisa dirasakan saat belajar di sekolah, seperti keikutsertaan Persikilla dan Yackoyolla, anak tuan rumah yang masih batita, dalam proses belajar, dan anak-anak yang bisa pergi ke dapur untuk mengambil minum di tengah kegiatan belajar, dan hal-hal unik lainnya ya, apakah hal-hal tersebut merupakan distraksi? Untungnya hal-hal tersebut merupakan energizer.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda