Pengalaman Olimpiade Pertama

BintiNikmatul Afdila 22 April 2016

Ajang kompetisi Olimpiade merupakan ha lasing ditelinga siswa siswiku. Mereka belum percaya diri untuk mengikuti lomba. Lomba terjauh mereka adalah di Gugus. Kekalahan di Gugus pada beberapa bulan yang lalu membuat anak-anak takut untuk mencoba.

Saya jelaskan olimpiade ini kepada guru-guru dan siswa-siswi. Saya menghubungi kepala sekolah untuk meminta nama anak-anak yang memiliki kapasitas lebih dalam mata pelajaran IPA. Saya mengumpulkan semua anak-anak untuk menjelaskan lomba apa ini. Setelah itu saya meminta anak-anak untuk meluangkan waktu untuk belajar.

“Nanti malu Bu kalau kalah, kemarin di Gugus saja kami kalah.” kata Mona seorang siswi yang sangat berprestasi.

“Bisa.. In syaa Allah.” Saya yakinkan. Akhirnya anak-anak membuat jadwal belajar sendiri. Tidak lama, namun hampir setiap hari kami belajar.

Untuk memantau mereka kapan mereka belajar, Saya datang ke rumah anak-anak yang mau diikutkan lomba untuk mendapat dukungan orang tua agar anaknya didorong untuk belajar. 

“apa bisa ya Bu? Kemarin anak-anak di gugus saja tidak lolos” Kata salah satu orang tua murid.

“Makanya kita coba dulu ya Pak, nanti kami latih anak-anak, tapi mohon dukungannya untuk memantau belajar anak-anak ini.” Jawabku.

Kemudian percakapan kami semakin panjang, ternyata memang kepercayaan diri itu belum muncul. Sekolah yang jauh dari akses membuat siswa dan orang tua minder untuk bersaing.

Setiap sore akhirnya anak-anak datang ke sekolah untuk belajar. Kami lebih banyak belajar di luar kelas untuk mempersiapkan OSK, membuat alat peraga, dan mempraktikkan beberapa praktikum IPA. Saat ditengah latihan tidak hanya sekali anak-anak bertanya.

“Bu, nanti kalau kita kalah bagaimana?” Tanya salah satu anak.

“Ibu hanya ingin kita belajar dan mencoba. Menang itu urusan kedua” jawabku sambil tersenyum. Anak-anak Nampak lega. Sekitar 2 minggu mempersiapkan secara intensif. Alhamdulillah diumumkan bahwa siswaku lolos dalam Babak penyisihan dan akan lanjut ke Babak semifinal.

Kini mereka mulai percaya diri. Semangat belajarpun semakin menggebu-gebu. Kami sedang mempersiapkan diri untuk babak semifinal. Semoga ada hasil terbaik  untuk usaha terbaik kami.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua