Memang Benar, Ketulusan Itu Selalu Menular

Billy David Nerotumilena 6 Februari 2013

 

Masih teringat benar, ketika jauh sebelum aku menjadi Pengajar Muda. Aku membaca salah satu cerita dalam blog Pengajar Muda terdahulu yang bercerita tentang kisahnya di desa penempatan. Satu hal yang masih tersimpan baik di memori jangka panjangku adalah tentang ketulusan. Dalam cerita tersebut, mendeskripsikan bahwa setiap hal baik yang dilakukan di dimanapun itu, cepat atau lambat pasti akan membawa pengaruh dan pengaruh baik itu akan menular. Cepat atau lambat, hal baik yang kita lakukan itu, akan dilakukan juga oleh orang lain. Entah orang lain itu belajar, melihat, mendengar atau bahkan gethok tular dari orang lain juga.

                                                    **************************

Aku juga masih dapat mengingat benar. Ketika pertama kali datang ke Desa Adodo Molu, seperti yang biasa dilakukan oleh semua Pengajar Muda, berhiperbola untuk membawa barang bawaan dan perlengkapan lainnya. Saat itu, tidak ada satu orang pun yang datang menghampiri untuk membantu membawakan barang, atau bahkan mengajak berbicara sedikit saja. Namun ternyata, itu juga bukan hanya berlaku untukku saja, Kepala Sekolah bahkan Camat pun akan mendapat perlakuan yang sama. Namun, jauh setelah itu, enam bulan setelahnya, sepulang dari hibernasi pedagogiku, aku melihat ada yang berubah. Aku tiba dengan motor laut di musim angin barat di pantai desaku, hal ini merupakan hal yang tidak lazim, karena biasanya akan singgah di teluk di balik desaku, yang biasa disebut dengan kampung lama. Karena keadaan yang agak dipaksakan, hal ini membuat motor laut yang aku tumpangi, harus berlabuh di lepas pantai, yang ketinggian airnya hampir sebatas dada orang dewasa. Tiba-tiba tanpa dikomando siapapun, pemuda-pemuda desa yang melihat kami, dengan sukarela mengambilkan barang bawaanku, barang bawaan Kepala Sekolah SMP 1 Molu Maru dan juga barang bawaan salah satu mantri di desaku. Mereka melakukan itu tanpa upahan dan juga tidak ada pamrih. Sesampainya barang bawaan itu di pantai, ternyata siswa SD dan SMP, tidak mau ketinggalan untuk berebut membawakan tas, kardus, bensin, buku-buku sumbangan dari Sekar TELKOM, dan barang lainnya. Mereka bahu-membahu saling membantu, memngangkat atau menjinjing barang bawaan yang sebagia besar tidak mungkin bisa diangkat oleh satu orang. Mereka mengangkatnya sampai ke kediaman kami masing-masing. Hal yang sederhana, namun aku percaya ketulusan itu menular. Tidak melihat usia dan tidak melihat kepentingan.

Dalam kisah yang berbeda, banyak hal yang membuktikan bahwa ketulusan itu selalu menular. Guru-guru lain selain PM yang tanpa adanya paksaan, menunjukkan keseriusan untuk mengajar jam tambahan di luar jam pelajaran sekolah, tanpa ada tekanan dan juga paksaan dari siapapun. Pemuda desa yang meneruskan kegiatan ekstrakurikuler futsal, dengan skill dan fasilitas seadanya kepada siswa-siswa SD. Dan, yang menjadi penguat hal itu dilakukan ketika PM sedang tidak berada di desa. Mereka melakukan ini dengan terlebih dulu meratakan tanah lapangan yang dibuat secara gotong royong karena inisiasiku, membersihkan rumput liar, dan membuat gawang sederhana dari kayu. Siswa SMA yang mulai mau mengajarkan membaca kepada adik-adiknya maupun tetangganya yang masih bersekolah di SD. Memang hanya dengan cara konvensional, tapi mereka menunjukkan bahwa itu juga sebuah langkah yang diampil karena munculnya rasa kepekaan dan kepedulian.

Semua kisah ini semua aku dengar dari Pak Camat dan juga Kepala Desa yang menceritakannya secara langsung, namun kini aku juga bisa menyaksikan langsung, setibaku di desa setelah tertahan hampir 3 minggu di Saumlaki, karena terkendala cuaca yang menyebabkan sulitnya akses transportasi laut, karena adanya larangan berlayar.

Banyak juga kisah kecil lainnya, yang meskipun sederhana membuktikan bahwa ketulusan itu selalu menular. Aku telah membuktikannya. Aku juga selalu yakin, di belahan dunia manapun, perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus, niscaya juga akan selalu menular. Dan juga pastinya sudah banyak yang membuktikan. Aku tidak mau berbicara muluk tentang adanya sebuah perubahan entitas perilaku. Tapi setidaknya, aku sudah membuktikan ada sebuah perubahan positif, yang berawal dari sebuah ketulusan. Hanya tinggal seberapa jauh kita bertahan dalam ketulusan itu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua