Cinta Pertamaku

Belgis 15 Juli 2011
Dalam perjalanan hidupku, aku belum pernah merasakan jatuh cinta. Menurutku cinta itu hanya sebatas rasa kagum yang “agak” lebih banyak dari porsinya. Semakin aku mengelak, semakin cinta itu datang mendekat. Jika suatu hari nanti aku jatuh cinta, maka aku ingin cintaku ini membawaku semakin dekat padaNYA. Itu saja. Belum kurasakan cinta, ketika aku tiba di sini. Yang ada hanya lelah karena perjalanan panjang. Bingung dengan adaptasi budaya dan masyarakat. Menyesuaikan diri, dan segala macam perangkat pendidikan yang lain. Belum aku temukan sesuatu yang menarik hingga beberapa hari berlalu. Namun takdir itu datang padaku. Kala itu, mentari belum terlihat sempurna wujudnya. Segarnya embun pagi berusaha membangunkanku untuk menyongsongmu. Kulangkahkan kaki, berayun...terus berayun. Menyapa semangat pagi, lalu lalang orang yang pergi ke kebun dan mengail ikan. Aku terus berjalan, merasakan segarnya udara pagi. Hingga seseorang datang dan menawarkanku pergi untuk menemuimu. Pada mulanya aku takut, tapi aku percaya, ada hal yang harus aku perjuangkan dari rasa takut ini. Benar saja, kutemukan dirimu, menakjubkan. Indahnya dirimu, mempesona, membawa inspirasi dan semangat hidup. Semakin kuresapi , kurasakan ketenangan, kehangatan, kenyamanan dan kekeluargaan, membawaku semakin hanyut. Kicauan burung-burung menyanyi, pepohonan berayun, angin berhembus, sempurna. Lama aku memandangimu, dari atas sampan di tengah sungai. Semakin aku memandangmu, semakin aku mengagumimu. Dari ujung yang lain, kudengar tawa riang anak-anak, raut wajah gembira, seolah tak pernah lekang oleh waktu. Bias-bias harapan dari pancaran wajah mereka, menumbuhkan semangat pada diriku. Aku optimis, akan ada masa depan yang lebih baik di sini. Mungkin ini pengembaraanku, mencari sisi lain dunia. Mengarungi hidup yang dulu belum pernah kupijak. Takdir mempertemukan kita dan tanpa sadar aku telah jatuh cinta. Cinta yang sempurna, karena semakin aku memandangmu, aku akan selalu ingat akan kebesaranNYA. 1,5 jam dari jakarta + 18 jam dari pontianak + 4 jam dari Putussibau tak ada artinya. Penantianku terjawab sudah.

Cerita Lainnya

Lihat Semua