i love you. forever forever forever forever.
Ayu Dewi 19 Januari 2011
Kemarin malam saya menangis di rumah Iman. (baca note saya sebelumnya: 'Calon Pemimpin Besar Negeri Ini') Seperti biasa, setiap Sabtu malam saya memutar film menggunakan laptop di teras rumah saya. Tapi sampai film diputar beberapa menit, Iman masih belum muncul, padahal Iman-lah yang biasanya paling bersemangat nonton. Sesampai saya di rumahnya, saya tercenung di ambang pintunya. Lalu Iman muncul dari belakang saya. Baru pulang main, tampaknya. 'Ibu ngapain?' 'Nyari kamu. Tuh, filmnya sudah mulai' 'Oh!' Dan dia berlari menuju rumah saya, diikuti beberapa anak lain yang tadi bermain bersama Iman. Rumahnya tampak lengang. Dinding-dinding rumahnya kosong, tak ada hiasan apapun. Maka 'piala' Juara 2 Liga Sepakbola Papaloang dan 'piala' top scorer yang saya buat dari kardus bekas dilapisi kertas mengkilat itu tampak mencolok. Saya melepas sandal dan melangkah masuk, mendekati dinding. Saya tidak menyangka hadiah sesederhana itu begitu berarti untuk anak-anak ini. Apalagi sampai dipajang di dinding ruang depan. Ketika saya semakin mendekat, saya bisa melihat tulisan yang dibuat sendiri oleh Iman, ditempel di bagian bawah piala itu: Ibu Ayu, I Love You. Forever forever forever forever. Sampai di situ, pandangan saya sudah kabur tertutup buliran air mata.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda