Cerita Ramadhan dari Torosubang

Avina Nadhila Widarsa 15 Agustus 2014

Alhamdulillah. Saya bisa merasakan bulan Ramadhan hampir full di Halsel. Awal bulan Ramadhan saya disibukkan dengan membantu kegiatan peasantren kilat yang diadakan oleh OSIS SMAN 3 Bacan. Sebetulnya ide pesantren kilat ini muncul melihat tahun ini desa Bajo tidak lagi kedatangan tim KKN UGM yang biasanya mengadakan pesantren kilat. Daripada libur sekolah tidak ada aktivitas, lebih baik diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.

Pesantren Ramadhan dengan tema "Meningkatkan Akhlak Mulia Pemuda Desa Bajo Sangkuang" ini dilaksanakan dari tanggal 5-7 Juli 2014. Ada banyak kisah di balik terselenggaranya kegiatan tersebut. Saya pikir karena saya sibuk di ibukota kabupaten bersama teman-teman Pengajar Muda lainnya mengurusi program pelatihan Pemuda Penggerak Desa, kegiatan ini tidak jadi diadakan.

Ternyata, ketua OSIS dan sekretaris OSIS yang menjadi sahabat saya menyeriusi ide tersebut. Mereka menindaklanjuti proposal yang sudah mereka buat sendiri, dengan mencontoh proposal kegiatan isra' mi'raj yang dibuat Ustazah Madrasah Al-Khairaat tahun lalu. Salut untuk mereka yang sudah berani berkorban dan berjuang sehingga acara ini mendapatkan bantuan dana dari Bupati Halsel di saat sekolah lain berjuang mencari dana untuk menyelenggarakan kegiatan pesantren Ramadhan.

Kegiatannya sendiri dimulai dengan tabligh akbar yang dihadiri oleh kepala desa Bajo dan camat Botang Lomang. Acara dibuka oleh kepala sekolah SMAN 3 Bacan, dilanjutkan sambutan oleh kepala desa dan ceramah oleh ustad muda desa Bajo yang saat ini menempuh pendidikan tinggi sekolah agama Islam di Palu. Tidak ketinggalan, ceramah singkat dari Bapak Camat melengkapi acara pagi hari itu. Acara sore hari dilanjutkan dengan ceramah agama dari kepala KUA dan buka puasa bersama di masjid Al-Hijrah desa Bajo.

Acara hari kedua dimulai pada pagi hari dengan perlombaan cerdas cermat tingkat SD, SMP dan SMA. Siang harinya perlombaan azan dan hafalan Al-Qur'an dilaksanakan. Setelah ashar ceramah dari dai kecamatan yang berasal dari Labuha menambah istimewa acara tersebut. Hari kedua buka puasa bersama diadakan di Masjid Raudhatul Jannah, Torosubang. Sementara pada hari ketiga, kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah dan buka puasa bersama di masjid Al-Hijrah.

Kebahagiaanku dapat merasakan indahnya Ramadhan di desa Bajo semakin lengkap. Tatkala mendapat beberapa undangan untuk batal (buka puasa) bersama di rumah-rumah warga, termasuk rumah beberapa orang tua murid dan guru.

Nampaknya, Ramadhan memang bulan yang sangat istimewa. Masyarakat menyiapkan makanan dan minuman untuk buka puasa layaknya pesta. Adzan yang biasanya hanya dikumandangkan saat Maghrib dan Isya', saat Ramadhan full dikumandangkan 5 waktu. Tilawah setelah shalat Tarawih sampai malam full dilakukan tiap malam dari masjid. Masjid menjadi ramai jamaah shalat Isya dan Tarawih.

Anak-anak tidak ketinggalan memeriahkan nuansa bulan Ramadhan dengan bermain petasan, kembang api dan meriam bambu yang membutuhkan minyak tanah, korek api dan bambu untuk memainkannya. Momen puasa memang momen yang luar biasa. Anak-anak Bajo yang kuliah di rantau kembali ke kampung halamannya. Penduduk berlomba menawarkan buka puasa di rumah mereka. Pukulan beduk serta teriakan "Ile'ne...ile'ne..." menjadi tanda masuknya waktu Maghrib.

Kegiatan ramadhanku juga diisi dengan mengadakan pesantren kilat di masjid Torosubang. Kali ini aku berinisiatif mengadakan tambahan pelajaran agama kepada murid-muridku berupa praktek wudhu yang benar, shalat, doa dan hafalan surat pendek. Bersama alumni SDN Torosubang serta remaja masjid Torosubang, aku juga mengadakan kegiatan perlombaan di sana.

Perlombaannya meliputi lomba azan, baca puisi, mengaji, hafalan Al-Qur'an dan cerdas cermat. Tidak lupa juga kami mengadakan batal bersama di masjid. Masing-masing membawa kue atau makanan lain dengan sistem potluck, sementara minuman berupa es biasanya ditanggung oleh beberapa orang lainnya. Alhamdulillah, nikmatnya Ramadhan di Torosubang.


Cerita Lainnya

Lihat Semua